Sebuah Bugatti La Voiture Noire berhenti di sebuah cafe yang terletak dijantung kota Seoul, Korea Selatan. Terlihat seorang lelaki tampan turun dari mobil tersebut. Mobil dengan harga selangit itu terlihat paling mewah diantara mobil-mobil mewah yang terparkir di parkiran cafe.
Setibanya di dalam , lelaki itu menyapukan pandangannya namun tak menemukan orang yang dia cari. Sampai akhirnya ia melihat seorang wanita melambaikan tangan padanya. Dia memakai kaca mata hitam dan sebagain wajahnya tertutup masker. Mata lelaki itu memicing dan menatap wanita itu penuh tanya.
"Jangan menatapku seperti itu." Kemudian wanita itu membuka masker dan kacamata hitamnya.
Seketika kedua mata lelaki itu membulat sempurna. "Shilla, apa yang terjadi pada wajahmu?!" Ia bertanya dengan penuh keterkejutan.
Seketika mereka berdua menjadi pusat perhatian. Orang-orang yang ada di cafe itu memperhatikan keduanya, bukan... Tapi Shilla lebih tepatnya. Antara penasaran, terkejut dan prihatin.
Dan tak ingin jadi pusat perhatian lagi. Shilla memakai kembali kaca mata hitam dan maskernya. "Ini adalah perbuatan Gerry, dia menolak untuk bercerai dan malah menghajarku sampai babak belur seperti ini." Terang Shilla.
"Jadi bajingan itu yang melakukannya. Mulai malam ini dan seterusnya, jangan pulang ke rumah itu. Dan masalah bajingan itu serahkan saja padaku. Aku tau bagaimana caranya untuk memberinya pelajaran." Ucap lelaki itu yang pastinya adalah Aiden.
"Apa rencanamu? Dan bagaimana kau akan memberinya pelajaran? Dengan caramu yang gila atau..."
"Tidak penting bagaimana aku akan memberinya pelajaran, kau hanya perlu tau saat dia mengalami kehancuran!!" Shilla tak melanjutkan kalimatnya, Aiden menyela perkataannya.
Shilla merasa was-was setelah mendengar apa yang Aiden ucapkan, terutama saat melihat sorot mata dan seringai di bibirnya. Semoga saja Aiden tidak melakukan kegilaan seperti yang dia pikirkan.
"Jangan membuatku merinding, seringaimu membuatku tidak tenang!!"
"Sepertinya kau sudah membaca isi pikiranku. Tapi jika kau tidak mengijinkannya, aku tidak akan menghabisinya. Sebaiknya pergi ke dokter dan obati luka-lukamu. Kau terlihat mengerikan, baiklah aku pergi dulu." Aiden memakai kembali kacamatanya dan pergi begitu saja.
Aiden masih ada meeting penting yang tidak bisa dia lewatkan, dia bisa mengalami rugi besar, karena meeting hari ini penuh dengan uang.
-
-
GUBRAKKK...
"Aaahhh!! Pantatku. Nunna, apa-apaan kau ini? Kenapa kau menendangku sampai jatuh?!"
Aileen mengeluh sambil memegangi pantatnya yang terasa ingin patah akibat ulah Aster. Gadis itu menendangnya hingga terjatuh dari tempat tidur dengan posisi yang sangat tidak elit, karena pantatnya yang mendarat terlebih dulu.
"Salahmu sendiri, siapa suruh kau mengingkari ucapanmu dan macam-macam padaku?!"
"Tunggu dulu, memangnya apa yang telah aku lakukan padamu? Omo?!! Jangan bilang jika semalam kita sudah... Astaga, Nunna. Jadi kau menendangku karena hal itu? Tapi kau tenang saja, Nunna. Aku pasti akan bertanggungjawab dan segera menikahimu. Percayalah padaku,"
Sebuah Jitakan keras mendarat mulus pada kepala Aileen. "Dasar bocah mesum, makanya kalau ada orang bicara jangan asal serobot saja. Memangnya siapa yang bilang kita berbuat yang tidak-tidak semalam?!"
"Itu kan Nunna sendiri yang bilang jika aku macam-macam padamu, lalu apa coba jika bukan celup-celup lollipop susu?"
"Sebenarnya otakmu ini terbuat dari apa? Kenapa bisa korslet begini?! Semalam kau itu ngelidur. Tiba-tiba naik ke tempat tidurku dan memelukku sambil menangis seperti bocah, kau mencari lollipop lalu menarik selimutku dan menggulungnya. Kau menguasai tempat tidurku sampai-sampai aku harus tidur di sofa karena tempat tidurmu basah oleh ompol. Dan karena ulahmu, semalaman aku tidak bisa tidur dan badanku sakit semua!! Bagus aku tidak sampai melewatkan sarapanku, jika itu terjadi maka habislah kau!!" Tutur Aster panjang lebar.
Aileen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya yang berjajar rapi. "Hehehe, maaf Nunna. Aku sungguh-sungguh tidak sadar. Tapi sebagai gantinya dan permintaan maaf dariku, bagaimana kalau pagi ini aku traktir kau makan siang? Kau boleh memilih menu apapun yang kau suka, aku yang akan membayar semuanya."
Aster menyeringai penuh misteri setelah mendengar penawaran dari Aileen. "Hm, kedengarannya sangat menarik. Baiklah aku setuju. Dan jangan menyesal,"
"Tidak akan!!"
-
-
Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 11 menit dengan menggunakan jet pribadi, akhirnya Aiden tiba di pulau Jeju. Disanalah dia akan melakukan pertemuan dengan beberapa koleganya yang dari luar negeri. Mereka berencana untuk bertemu di Grand Hyatt Jeju hotel. Mereka akan membahas bisnis sambil menyantap makan siang.
Sebuah mobil mewah menjemput kedatangan Aiden. Jet pribadi milinya baru saja mendarat di Jeju Internasional Airport. Seorang pria berjas lengkap dan berkaca mata hitam membungkuk lalu membukakan pintu untuk Aiden.
"Malam ini kita akan bermalam di pulau ini, salah satu teman kuliahku akan merayakan ulang tahunnya di pulau ini dan dia mengundangku untuk datang."
"Baik, Tuan Muda. Di hotel mana Anda ingin menginap?" Tanya seorang pria yang duduk disamping pria yang mengemudikan mobil mewah tersebut.
"Grand Hyatt Hotel," jawabnya singkat.
"Baik, Tuan Muda."
-
-
"Nunna, kenapa kau mengemasi semua barang-barangmu? Memangnya kau mau pergi kemana?" Aileen menatap Aster penasaran.
"Hotel ini lama-lama membuatku tidak nyaman. Sejak awal seharusnya aku menginap di Grand Hyatt Hotel, bukan di hotel murahan seperti ini. Dan untuk tawaran makan siangmu tadi. Kita makan siang di sana saja!!"
Grand Hyatt Hotel, mendengar nama hotel itu bulu kuduk Aileen langsung berdiri. Dia merinding dengan harga permalamnya di sana, bisa-bisa kakaknya tidak memberinya uang jajan lagi jika sampai boros, belum lagi dia masih harus mentraktir Aster. Dan untuk harga makanan di sana sudah jangan ditanya lagi mahalnya. Sangat-sangat mahal.
"Kenapa wajahmu pucat? Lagipula siapa yang mengajakmu pindah kesana? Aku tidak mengajakmu tapi hanya memberitahumu. Terserah kau mau pindah ataupun tidak, itu bukan urusanku. Aku sudah selesai, aku pergi dulu. Dan untuk makan siangnya lain kali saja, oke."
Setelah selesai berkemas, Aster pun meninggalkan kamar yang dia tempati sejak semalam. Rencananya dia akan pulang ke Seoul hari ini, tapi hal itu dia urungkan dan Aster berencana untuk menginap satu-dua hari lagi.
Dua puluh lima menit perjalanan dari hotel sebelumnya ke Grand Hyatt Hotel, adalah waktu yang Aster tempuh dengan menggunakan taxi. Setelah Check In, Aster di antarkan ke kamarnya oleh seorang pelayan. Dia akan menginap di kamar 204, yang artinya harus menggunakan Lift untuk sampai di kamar itu.
Aster terkejut saat sebuah tangan laki-laki menahan pintu lift yang hampir tertutup. Seorang pria tampan dan cantik masuk ke dalam lift tersebut, dan untuk sesaat Aster melupakan bagaimana caranya bernapas saat mereka berdua melakukan kontak mata. Hingga jantungnya berdebar tak karuan, dengan lirih Aster berkata...
"Aster Nero, bumi memanggilmu!!"
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Khanza
Duren nya agak lain belum punya kecebong.. DUREN SAWIT
Duda Keren Sarang Duit 💃💃
2022-12-14
1
Tuti Tyastuti
tambah seru aster sm aidan
2022-11-30
1
Radya Arynda
semangaaat
2022-11-30
1