"Shilla,"
Tubuh Aiden terhuyung kebelakang karena pelukan Shilla. Wanita itu bangkit dari kursinya dan langsung menubruk tubuh kekar lelaki tersebut. Kedua tangan Aiden lalu memeluk wanita yang sedang menangis pilu di pelukannya itu.
"Apa yang kau inginkan sekarang? Masih ingin mempertahankan pernikahanmu atau berpisah dari bajingan itu?!" Sebuah pertanyaan keluar dari bibir Steven, dia menatap Shilla dengan tatapan datarnya.
"Pisah, aku tidak mau bertahan dengan bajingan seperti itu. Selama ini aku sudah sangat tulus padanya. Tapi dia malah menghianatiku, parahnya lagi dia berselingkuh dengan istrimu!!"
"Memang tidak ada gunanya mempertahankan pernikahan yang tidak ada cinta di dalamnya, percuma saja kita mencintai seseorang jika pada akhirnya dia malah menghianati kita. Aku sudah menceraikan Yunna!!"
Sontak Shilla mengangkat wajahnya dan menatap Aiden dengan penuh tanya. "Kau menceraikannya?! Kenapa kedengarannya agak sedikit aneh ya, bukankah kau sangat mencintainya, tapi kenapa sekarang kau malah menceraikannya. Aku pikir kau akan memaklumi dan memaafkan dia,"
"Aku bisa memaklumi semua kesalahan yang pernah dia perbuat padaku, kecuali perselingkuhan!! Tidak ada kata maaf dan toleransi untuk peselingkuh seperti dia!!"
"Lalu apa rencanamu sekarang?"
"Kembali ke keluarga Zhang. Dan meneruskan bisnis yang ditinggalkan oleh mending Kakek."
Aiden sungguh tidak menyangka jika rumah tangganya akan berakhir seperti ini. Dia pikir Yunna benar-benar tulus mencintainya dan menerima dirinya apa adanya. Tapi ternyata Aiden salah, karena Yunna memang tidak pernah benar-benar tulus mencintainya, dia hanya memanfaatkan dirinya. Dan bodohnya, Aiden yang buta oleh cinta justru mempercayainya.
Awalnya Aiden ingin membawa Yunna pulang rumahnya dan menjadikannya sebagai Nyonya besar di keluarga Zhang, namun tidak lagi sekarang setelah dia menghianatinya. Dan orang seperti Yunna tak pernah kayak menjadi seorang Nyonya.
"Aku mendukung apapun keputusanmu. Jika itu menurutmu terbaik untukmu, aku pasti akan selalu mendukungnya. Kalau begitu aku pergi dulu, aku akan segera mengurus surat perceraianku dengan bajingan itu!!" Aiden mengangguk. Shilla beranjak dari hadapan Aiden dan pergi begitu saja.
Sama halnya seperti Aiden. Shilla juga tidak bisa memberikan toleransi apalagi memaafkan seorang peselingkuh. Dan jalan terbaiknya adalah berpisah dari suaminya.
-
-
Musim semi, adalah musim dimana bunga-bunga bermekaran. Musim yang banyak dinanti banyak orang, tak terkecuali dara cantik satu ini. Menikmati bunga Canola di musim semi adalah salah satu keinginannya, bukan... Tapi impiannya. Karena keinginan dan impian adalah dua hal yang berbeda.
Keinginan adalah ketika kita menginginkan sesuatu tapi tidak ada hasrat dan usaha yang kuat untuk mewujudkannya. Sedangkan Impian adalah ketika kita menginginkan sesuatu dan adanya hasrat dan usaha yang kuat untuk mewujudkannya.
Dan hari ini dia bisa mewujudkan keinginannya tersebut meskipun tidak mudah. Butuh lima tahun, karena dia masih harus menyelesaikan studinya di luar negeri. Akan tetapi, impiannya itu bisa dia wujudkan hari ini.
Hamparan lautan kuning bunga Canola yang membentang luas dihadapannya bak permadani. Kuning berpadu dengan birunya langit yang cerah, sungguh menjadi satu perpaduan yang sempurna.
"Ahhh, segarnya." Gadis itu mengambil napas panjang lalu membuangnya. Udara musim semi menang berbeda dengan udara musim-musim lainnya. Begitu segar dan menenangkan.
Suara Blitz kamera yang membidik kearahnya menyita seluruh perhatiannya. Gadis itu menoleh, seorang pemuda berambut pirang tengah tersenyum lebar padanya. "Apa yang kau lakukan?" Tegur gadis itu bertanya.
"Hehehe, aku sedang mencari objek untuk bahan lukisan. Rencananya aku ingin melukis lautan Canola dengan seorang gadis di tengah-tengah hamparan bunga. Dan ternyata aku menemukannya, jadi aku memotretnya supaya tidak lupa posisimu tadi." Ujar lelaki itu sambil tersenyum tiga jari.
Gadis itu mendengus. "Dasar pria aneh!!"
"Atau begini saja, bagaimana kalau kau menjadi objek lukisanku. Aku akan melukismu secara langsung dengan Canola-Canola ini, bagaimana?" Ujar lelaki itu memberi usul.
"Asal harganya sesuai sih aku tidak masalah,"
"Kau minta bayaran?"
"Tentu saja, kau seorang seniman kan? Dan saat ada pameran lukisanmu akan dipajang kemudian kau akan mendapatkan uang ketika lukisan yang kau pamerkan laku. Jadi wajar dong jika aku meminta komisi darimu,"
Lelaki itu berpikir keras. Menimbang apa yang di gadis sampaikan. "Betul juga ya, oke. Aku setuju, kau sebutkan saja harganya. Aku akan langsung mentransfernya padamu."
"Aku tidak butuh uang itu. Berikan komisiku pada panti asuhan, karena mereka lebih membutuhkannya dibandingkan diriku!!"
"Disumbangkan maksudmu?" Gadis itu mengangguk. "Kau benar-benar seperti Dewi. Cantik, baik dan hatimu lembut. Aku menyukai gadis cantik dan lembut sepertimu!! Kau adalah tipeku,"
"Tapi aku tidak suka padamu dan kau bukan tipeku!!"
"Astaga, kau ini to the poin sekali. Tapi akun suka gadis yang to the poin,"
"Dan aku tetap tidak suka pada pemuda sepertimu. Sebaiknya segera kau lukis aku dan jangan terlalu banyak membuang waktuku!!"
"Huft, baiklah."
Pemuda itu tersenyum lebar. Rasanya dia sangat gembira bisa bertemu dan mengenal gadis cantik ini. Sampai-sampai dia mengatakan jika telah jatuh cinta padanya, meskipun langsung mendapatkan penolakan telak darinya.
-
-
"Selamat datang kembali, Tuan Muda."
Kedatangan Aiden disambut oleh para pelayan yang berjajar di depan pintu. Di luar dia selalu direndahkan dan diremehkan, sedangkan di rumahnya dia begitu dihormati dan disegani. Ya, karena sebenarnya Aiden adalah seorang Tua Muda.
Aiden yang begitu yakin jika Yunna mencintainya dengan tulus berencana untuk memboyongnya pulang, tapi ternyata selama ini dia salah menilai Yunna. Dia tidaklah sebaik yang Aiden kira, karena pada kenyataannya Yunna malah menghianati janji suci mereka berdua. Dia berselingkuh dengan lelaki yang tak asing bagi Aiden, dia adalah teman baiknya.
"Tuan Muda, saya sudah mendengar semuanya. Saya turut bersedih, Nyonya ternyata bukanlah wanita baik-baik."
Aiden lantas menatap pria itu tajam. "Jangan menyebutnya, Nyonya. Karena dia tidak layak mendapatkan sebutan itu di rumah ini. Dimana anak ayam itu?"
"Tuan Muda Aileen sedang pergi keluar, seperti Anda tidak mengenalnya saja."
"Hubungi dia dan suruh anak itu untuk segera pulang!!"
"Baik, Tuan Muda."
Aileen sendiri adalah putra bungsu di keluarga Zhang. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Aiden, Aileen adalah tipe pemuda yang hangat dan ceria, penyayang dan selalu memiliki cara untuk membuat orang-orang yang ada disekitarnya bahagia. Dan semua sifat itu tentu saja tan dimiliki oleh Aiden.
"Apa semua dokumen yang aku minta sudah kau siapkan? Mulai besok, aku akan kembali memimpin di Zhang Empire."
Pria paruh baya itu mengangguk. "Sudah, Tuan Muda. Dan saya sudah menyiapkan semua kebutuhan yang Anda perlukan."
"Bagus sekali, kau memang selalu bisa diandalkan. Tidak salah jika mending Kakek menunjukmu sebagai orang kepercayaannya!!"
"Anda terlalu memuji, Tuan Muda."
Aiden menepuk bahu paruh baya itu dan melenggang pergi. Dia adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai setelah mendiang Kakeknya. Sejak kedua orang tuanya menelantarkannya, hanya Kakeknya yang bisa dia percayai di dunia ini. Tapi sayangnya dia sudah tiada.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Kerimpak Kaca Luya
💚🌹💚🌹🥰🥰
2023-01-02
0
Tuti Tyastuti
lanjut
2022-11-30
1
Triiyyaazz Ajuach
nama adik Aiden sama kaya anakq yg nmr 2 Aileen tapi anakq cewek
2022-11-29
2