"ASTER, PULANG SEKARANG!!"
Gadis itu 'Aster' menjauhkan ponselnya dari telinganya setelah mendengar teriakan maut sang Ibu diseberang sana. Gendang telinganya rasanya mau jebol mendengar teriakan maut ibunya yang seperti suara lumba-lumba.
"Ma, kau ingin membuatku tuli ya?"
"Diam kau anak nakal! Berhenti protes. Cepat pulang, Papamu sudah ngomel-ngomel memintamu supaya cepat pulang!!"
"Lusa aku baru pulang, Mama bilang ke Papa dan yakinkan padanya jika putri tercintanya ini akan baik-baik saja. Dan Mama tenang saja, aku tidak akan macam-macam apalagi sampai meniduri lawan jenis kok. Aku masih sibuk, kututup dulu ya. Bye, Mama. Aster sayang Mama!!"
Aster memutuskan sambungan telfonnya begitu saja. Dan dia berani bersumpah jika ibunya sedang ngomel-ngomel sekarang. Mana mungkin Aster pulang begitu saja setelah bersusah payah untuk bisa sampai ketempat ini.
Sebagai putri pasangan mantan ketua Gangster dan Mafia, tentu saja gadis itu mewarisi sifat dari kedua orang tuanya. Tegas dan pemberani seperti ibunya, kuat dan tangguh seperti ayahnya, dan jangan lupakan sifat bar-barnya yang juga diturunkan langsung oleh ibunya.
Aster adalah gadis yang pemberani dan tidak pernah membiarkan siapapun menindas dirinya, dan orang-orang yang suka mencari masalah dengannya pasti akan mendapatkan kesialan. Makanya orang akan berpikir dua kali sebelum mencari masalah dengannya.
"Siapa yang menghubungimu?" Tegur seseorang dari belakang.
"Omo!!" Dan kedatangan orang itu yang begitu tiba-tiba mengejutkannya. "Yakk!! Mayat hidup, apa kau tidak bisa datang tanpa membuat orang jantungan?!" Bentak Aster kesal. Sedangkan yang dimarahi malah cengengesan tidak jelas. "Sedang apa kau disini?"
"Aku juga akan bermalam disini, karena tempat tidur yang tersisa hanya di kamar ini. Jadi malam ini kita akan berbagi kamar,"
Sontak kedua mata Aster membulat sempurna. "WHAT?! SATU KAMAR? NO!!"
Aster menolak dengan tegas meskipun ada dua tempat tidur di kamar ini. Karena memang sudah tidak ada kamar untuk perorangan dan hanya tersisa satu kamar dengan dua bad. Sehingga Aster tak memiliki pilihan selain memilih kamar tersebut, karena dia memang membutuhkan tempat tidur.
"Tapi~"
"Tidak ada tapi-tapian. Keluar, cari tempat lain saja!!" Aster mengusir pemuda tersebut dan dia menolak untuk berbagi kamar dengannya. Enak saja, dia yang lebih dulu mendapatkan kamar itu lalu harus berbagi dengan orang lain apalagi seorang laki-laki. Tentu saja Aster tidak mau.
-
-
"Shilla, apa ini?"
Gerry mengangkat wajahnya dan menatap sang istri penuh tanya. Bukannya menjawab pertanyaan Gerry, Shilla malah meninggalkannya begitu saja. Gerry yang memang membutuhkan penjelasan buru-buru mengejar istrinya. "Aku bertanya padamu, apa maksudnya surat ini?"
"Apa itu masih kurang jelas? Kau tidak buta, Gerry. Jelas-jelas kau bisa membacanya, jadi untuk apa bertanya lagi?!"
"Kau ingin menceraikanku? Kenapa, Shilla? Memangnya salahku padamu apa? Sampai-sampai kau ingin mengakhiri rumah tangga kita?!"
Shilla menatap Gerry dengan sinis. "Kau tanya apa salahmu padaku? Apa kau tidak sadar dengan apa yang telah kau perbuat padaku, Ger?!" Kemudian Shilla menunjukkan video kiriman yang dia terima pada Gerry.
Kedua mata Gerry membelalak sempurna. Dia terkejut. "Darimana kau mendapatkan video dan foto-foto itu? Itu tidak seperti yang kau lihat, Shilla. Kau hanya salah paham, Yunna sedang bertengkar dengan Aiden dan aku hanya membantu dia untuk membuat suaminya cemburu. Dia ingin agar Aiden lebih menyayangi dan memperhatikan dirinya. Itu tidak seperti yang kau lihat, Sayang. Itu hanya sandiwara, jadi percayalah padaku."
Shilla menyentak tangan Gerry dari lengannya lalu menamparnya dengan keras. "Kau pikir aku akan percaya pada bualanmu?! Kau itu bajingan yang tidak berhati dan berotak. Pokoknya aku minta cerai!!" Teriak Shilla di depan wajah Gerry.
PLAKKK...
"Gerry apa-apaan kau ini?" Bentak Shilla emosi.
Gerry yang terbakar emosi mendengar permintaan Shilla pun langsung menamparnya. "Kau itu perlu diberi pelajaran Shilla," ucapnya lalu menghajar wanita itu hingga dia babak belur. Tak hanya menamparnya saja, tapi Gerry juga membanting dan mencekik leher Shilla. Wajah cantiknya di penuhi lebam dan lingkaran hitam bekas pukulan pada mata kanannya.
Dan pria itu menghempaskan Shilla setelah dia babak belur tak berdaya. "Ingat, Shilla. Aku tidak akan pernah setuju untuk bercerai denganmu, jadi jangan berharap jika aku mau menandatangani surat perceraian itu. Sebaiknya kau jangan macam-macam, aku tetap yang berkuasa disini!!"
"Gerry, kau memang berengsek!!"
Shilla menangis histeris. Sekujur tubuhnya terasa sakit semua, apalagi lebam pada mata kanannya yang terus berdenyut sakit. Gerry benar-benar keterlaluan, dia menghajarnya habis-habisan. Sepertinya dia harus meminta bantuan pada Aiden, karena hanya dia satu-satunya orang yang bisa membantunya.
"Aiden, ayo kita bertemu. Aku butuh bantuanmu!!"
-
-
Tokk... Tokk...
Baru saja Aster hendak tidur, namun ketukan pada pintu kamar membuatnya terbangun. Dengan enggan gadis itu bangkit dari berbaringnya dan berjalan kearah pintu untuk melihat orang gila mana yang mengetuk pintu malam-malam begini.
"Yakk!! Kau tidak memiliki otak ya, malam-malam begini mengganggu orang tidur saja?!"
"Nona, aku tidak mendapatkan penginapan untuk menginap. Bukankah hanya malam ini saja, jadi ijinkan aku tidur di kamar ini bersamamu ya. Please, aku kedinginan diluar. Aku janji deh, tidak akan macam-macam padamu. Jadi ijinkan aku ya," pinta pemuda itu memohon.
Melihat pemuda itu menggigil kedinginan membuat Aster tidak tega. Akhirnya dia pun setuju dengan sebuah persyaratan pastinya."Oke, kau boleh tidur disini tapi ingat, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu!!" Ancamnya bersungguh-sungguh.
"Kau menyeramkan, Nona. Oya, perkenalkan namaku Aileen. Namamu siapa, asal mana dan lahir tahun berapa?"
"Sebenarnya kau ingin tau namaku atau sedang melakukan sensus? Lagipula aku tidak tertarik untuk tau siapa namamu!!"
Perhatian Aileen teralihkan oleh sesuatu yang tergeletak lantai. Itu adalah kartu identitas milik Aster. Penasaran siapa nama gadis itu, Aileen pun mengambilnya tanpa memberitahu si empunya. "Eo, jadi kau tiga tahun lebih tua dariku." Ucap Aileen setelah melihat tahun kelahiran Aster.
Sontak Aster menoleh. Dia menghampiri Aileen lalu mengambil kartu identitas itu dari tangannya. "Yakk!! Berani sekali kau menyentuh barang milikku!!" Amuk Aster tidak terima.
"Aku membantumu mengambilnya, jadi bukan salahku dong. Karena kau lebih tua dariku, maka aku akan memanggilmu, Nunna."
"Bodoh amat!!"
"Nunna, kenapa kau galak sekali padamu yang imut dan menggemaskan ini!!!"
"Hoek!! Dasar pemuda freak!!" Ucapnya dan berlaku begitu saja.
Dari pada mengurusi Aileen, lebih baik dia tidur saja. Pemuda itu terlalu menyebalkan dan selalu membuat Aster naik darah setiap kali berbincang dengannya. Sedangkan Aileen tak menunjukkan rasa bersalahnya sedikit pun meskipun sudah membuat Aster kesal setengah mati.
-
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
sobat ngarit💕
itu laki2 apa banci?????
2023-05-09
0
LANY SUSANA
shilla ayok ke ktr polisi dan visum unt ceraikan gerri
kl gerry ga mau cerai dg kekerasan yg km dapat kan bisa tuh
2023-01-11
2
Tuti Tyastuti
aster anaknya jesiica dan steven ya thor🤔🤔🤔
2022-11-30
2