Bab 5, suami pura-pura.

Pagi hari, setelah membuat sarapan, Ayla kembali ke kamarnya. Bersiap-siap pergi memeriksakan kandungannya ke dokter. Setelah semuanya siap dan dia sudah rapi. Dia keluar kamar dan menyantap sarapan pagi yang sudah dia buat. Langkahnya terhenti saat dia tengah berpa-pasan dengan Alex. Mata lelaki itu terlihat dingin dengan ekspresi wajah yang datar. Sesegera mungkin dia mengalihkan tatapannya dan memilih melanjutkan tujuannya, yaitu sarapan pagi.

“Bilang sama Mama, jika aku menemanimu periksa. Awas saja kalau kamu berani ngadu sama, Mama!” Ancam Alex pada Ayla, dan pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Ayla. Karena dia yakin Ayla pasti akan menurut dengan ancamannya.

“Setidaknya dia tidak memakiku dipagi ini!” Mulai hari ini dia akan berhenti membuatkan sarapan atau masakan buat Alex. Terserah jika dia dianggap istri yang lalai, toh Alex sendiri yang mengatakan jika dia tidak akan pernah mau memakan masakan Ayla. Ayla menghela napasnya berat. Lalu melanjutkan aksinya yang tertunda.

Selesai sarapan dia langsung menyambar tas-nya dan keluar rumah. Dia menunggu taksi yang dia pesan di depan gerbang. Tak menunggu lama, taksi-nya pun datang.

Sesampainya di rumah sakit, dia mengambil antrian. Hari ini dokter yang sebelumnya memeriksa dia sedang cuti, jadi dia harus mengantri dokter lainnya.

Wajahnya memucat, saat beberapa pasien yang mengantri sama seperti dirinya tengah menatap Ayla. Tatapan yang sudah dipastikan Ayla, tengah mencibir dirinya yang datang sendirian, sedangkan wanita hamil lainnya tengah di dampingi suaminya. Namun tatapan mereka mendelik saat melihat sosok pria bertubuh tinggi tegap, berkulit putih, berpakaian formal dan Maskulin. Lalu pria itu duduk di samping Ayla. Ayla yang sadar ada orang di sebelahnya langsung menoleh.

“Je-Jery,” Ucap Ayla terbata. Ya, dia Jery asisten Alex. Melihat sosok Jery, asisten suaminya berada ditempat yang sama, dia langsung bertanya.

“Kamu ngapain di sini? Anterin siapa? Jangan bilang kalau kamu nganterin pacarmu!” Tanyanya berbisik, yang dia tahu jika asisten suaminya itu belum menikah, tapi duduk di depan dokter kandungan. Tentu membuatnya curiga.

“Saya menemani, Non Ayla. Ini atas perintah Tuan Alex. Katanya dia tidak mau anda atau pun dokter yang memeriksa anda mengadu pada Nyonya Nely.” Jawabnya pelan.

“Whattt, apa untungnya dokter mengadu ke Mama, coba!” Ayla menggelengkan kepalanya tak percaya. Baru dia akan terharu saat mendengar Alex yang memintanya. Tapi rasa tersipunya luruh, ternyata Alex hanya takut di marahi Mamanya.

“Suaminya tampan sekali?” Ucap pasien yang sama-sama mengantri.

Ayla melambaikan tangan tidak. “A-dia bu--”

“Terima kasih!” Sahut Jery memotong ucapan Ayla. Seketika Ayla langsung menatap tajam Jery.

“Kamu apa-apaan sih, Jer.” Protes Ayla tak terima, menjawab terima kasih, sama saja dia mengaku suami Ayla.

“Anggap saja saya suami pura-pura, Non. Dari pada dicibir banyak orang karena datang sendirian.” Ucap Jery dengan ekspresi datar.

“Aish...” Ayla hanya menghela napasnya dengan berat. Mau tidak mau, dia tidak protes lagi. Toh ada untungnya ada Jery, dia tidak akan di cibir pasangan lainnya. Walau sedikit risih karena mereka bukanlah suami istri.

Setelah selesai periksa, dan Jery sudah menebus vitamin hamil di apotek. Ayla dan Jery melangkah keluar rumah sakit.

“Sebaiknya Nona Ayla, saya antar!” Ajak Jery.

“Nggak usah, Jer. Aku bisa pulang sendiri, lebih baik kamu segera kembali ke kantor. Aku sudah pesan taksi online, bentar lagi juga sampai. Terima kasih sudah menemani aku ke dokter, dan jadi suami pura-puraku!” Ucap Ayla dengan terkekeh, lalu ia langsung beranjak pergi begitu saja. Meninggalkan Jery yang masih mematung ditempat.

“Kasihan Nona Ayla, pasti dia sangat terluka dengan segala sikap dingin dan angkuhnya Tuan Alex. Apa lagi kemarin sempat bawa wanita panggilan ke rumah!” Gumam Jery, lalu menghela napasnya dengan berat. Menatap kepergian istri Tuannya yang sudah masuk ke dalam taksi.

...----------------...

Di tempat lain, tepatnya di kantor Alex. Dia terlihat sibuk berkutat dengan banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan hari ini. Sesekali dia melirik ponselnya, namun tidak ada notifikasi apa pun. Namun tangannya berhenti melakukan aksinya saat ada pesan masuk dari Jery. Sebuah foto yang menunjukkan Ayla tengah duduk sendiri dan menundukkan kepala. Dan terlihat beberapa ibu hamil yang datang bersama suaminya. Ada rasa kasihan di hatinya saat melihat Ayla yang terlihat sedih dan seperti orang yang terkucilkan. Namun rasa kasihan itu berubah seketika mengingat siapa gadis yang membuatnya terjebak dalam pernikahan yang menurutnya nggak masuk diakal ini.

“Buang jauh-jauh rasa kasihanmu, Lex. Ingat, dia perempuan yang sudah merenggut apa yang kamu punya. Bahkan membuatmu terjebak dalam pernikahan konyol ini. Lagi pula, dia hamil bukan anakku ini. Dia hamil karena kebodohan kakakmu!” Gumamnya pada diri sendiri sambil menatap foto Ayla dengan penuh kebencian.

“Cepat kembali ke kantor jika sudah selesai urusan perempuan itu!”

“Baik, Tuan!” Balas Jery pada pesan Tuannya.

Lima belas menit Alex menunggu asistennya kembali. Dan akhirnya asisten itu datang.

“Lama sekali!” Gerutu Alex yang membuat Jery mengumpat dalam hati.

“Whattt, lama dia bilang!” Pekik Jery tak percaya, tapi dia hanya bisa mengatakan itu dalam hati saja.

Apakah Tuannya itu tidak tahu jika jarak tempuh rumah sakit ke kantor tidak memakan waktu yang sedikit. Dan dari Loby untuk sampai ke ruangannya saja membutuhkan waktu juga. Apakah tuannya itu tidak berpikir sampai kesitu hingga seenaknya saja protes padanya. Padahal dia sudah mempercepat laju mobilnya begitu juga langkahnya untuk segera sampai dikantor. Tetap saja masih di protes.

“Jangan mengumpatku dalam hati, Jer!” Ucap Alex datar dan dingin yang berhasil membuyarkan lamunan Jery. Jery yang merasa tuannya tahu jika dia mengumpat dalam diam hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah.

“Sa-saya tidak mengumpat, Bos.” Elak Jery dengan tersenyum getir. “Saya hanya memikirkan hasil periksa Nona Ayla, tadi.”

“Ngapain kamu memikirkan hal yang nggak penting. Tugasmu itu memikirkan kerjaan yang aku berikan padamu. Lihat itu!” Tunjuk Alex pada meja tamunya.

“Ma-maaf Tuan, saya akan segera kerjakan tugasnya.” Jery langsung menyambar berkas-berkas pekerjaan yang diberikan tuannya. “Permisi, Tuan!” Pamit Jery sambil mengangkat tumpukan berkasnya.

“Tunggu!” Suara berat Alex menghentikan langkah Jery.

“Ada apa, Tuan?” Tanya Jery. Namun Alex hanya diam dan seperti orang yang tampak berpikir.

“Tuan, ada apa?”

“Tu-Tuan!” Ucap Jery kembali saat Alex tidak menjawab pertanyaannya.

“Tuan Alex!” Seru Jery sekali lagi yang berhasil membuyarkan lamunan seorang Alex.

“Tidak jadi, Jer. Keluarlah!” Usir Alex kemudian. Jery mengerutkan keningnya.

“Aneh!” Gumam Jery dalam hati.

“Jangan mengumpatku, Jer.”

“Ti-tidak, Tuan!” Sahut Jery yang langsung menghilang dari ruangan Alex. Sebelum tuannya yang berhati dingin itu mengintimidasi dirinya pekara umpatan dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Mom's_Violet

Mom's_Violet

napa jodohnya gk jery aja thor

2022-12-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!