Malam hari, terlihat Ayla tengah menonton televisi diruang keluarga. Sesekali dia melirik jam dinding. Menantikan sosok lelaki yang membuatnya selalu ketakutan. Namun rasa takut itu tidak pernah dia tunjukkan pada lelaki itu.
Suara mobil Alex terdengar memasuki halaman rumah. Sesegera mungkin Ayla menampilkan senyuman termanisnya walau akan terlihat pahit dimata Alex. Namun senyuman itu luruh seketika saat melihat Alex masuk bersama dua wanita berbaju sexy.
“Ayo, masuk.” Ajak Alex dengan ramah diiringi wanita yang tengah tertawa kecil di belakang Alex.
“Lex...” Lirihnya. Namun Alex enggan menyapa atau menatap Ayla yang masih berdiri di tempat.
Alex membawa dua wanita itu masuk ke dalam ruang tamu yang bersebelahan dengan kamar yang di tempati, Ayla. Kemudian dia menutup pintu kamar itu lalu menguncinya dari dalam kamar itu. Terdengar jelas suara rintihan dan lenguhan panas dari dalam kamar itu. Lagi-lagi Ayla menatap kamar yang Alex masuki dengan penuh kelukaan.
Air matanya luruh, sakit di hatinya hingga membuat sesak dirongga dadanya. Melihat suaminya membawa dua wanita ke dalam kamar dan sudah di pastikan sedang berbuat mesum. Dia berlari menuju halaman belakang, dia menangis. Jika dia masuk ke kamar atau di dalam rumah, maka sudah dipastikan dia akan semakin terluka mendengar suara-suara aneh dari kamar tersebut.
“Tega kamu, Lex. Tega kamu,” teriaknya tanpa suara sebab isakannya yang benar-benar membuat rongga dadanya semakin sesak.
“Kamu boleh menyakitiku, melukai hatiku dengan kata-kata kasarmu atau sikap angkuhmumu. Tapi tolong jangan menyakitiku dengan hal seperti ini! Hiks....” Dia terduduk dirumputan halaman belakang. Menangis dan sembari menatap nanar langit malam.
“Seberat inikah ujian yang Engkau berikan padaku, Tuhan? Apa aku tidak berhak merasakan bahagia sedikit pun. Tidak, tidak!” Dia menggelengkan kepalanya, menatap perutnya dan mengusapnya lembut. “Anak ini, apa Engkau juga akan tega memberi anak ini takdir yang sama seperti diriku, takdir yang tidak akan pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tua. Mungkin dia akan mendapat kasih sayang dari seorang ibu, tapi tidak seorang Ayah. Engkau merenggutnya begitu saja, tanpa tahu bagaimana perasaanku. Ya Tuhan, apa sebenci ini Engkau padaku yang hina ini!” Lagi-lagi dia menangis dan berteriak tanpa suara.
“Nggak, aku nggak boleh lemah. Jika aku terlihat lemah tidak menutup kemungkinan Alex akan melakukan hal yang membuatnya semakin melukaiku!” Dengan cepat dia menyeka air matanya. Mengatur napasnya lalu melangkah masuk menuju kamarnya. Masih terdengar jelas suara-suara lenguhan demi lenguhan dari dalam kamar itu. Tapi sekuat hati dia mencoba menulikan pendengarnya walau tetap terdengar.
Dia merebahkan tubuhnya, memasang earphone ditelinganya. Ia mendengarkan lagu anak-anak sembari mengusap perutnya dengan lembut.
Dikamar tempat Alex membawa dua perempuan panggilan tadi. Terlihat lelaki itu tengah merokok yang ditemani satu botol minuman. Dan dua wanita itu tengah duduk di ranjang dengan menatap aneh pada lelaki yang membawa mereka. Dua jam mereka berada dikamar itu sesuai permintaan Alex. Melakukan hal yang disuruh Alex.
“Good job. Ini bayaran untuk kalian!” Ucap Alex dingin tanpa mau menatap dua wanitanya. Sedang dua wanita itu saling tatap satu sama lain. Kemudian menyambar uang yang dilemparkan Alex di depan mereka.
“Cepat keluar dan pergi dari tempat ini!” Perintahnya dengan suara beratnya. Tanpa menunggu lama, dua wanita itu keluar dengan suara tawa yang terdengar sangat bahagia.
“Aku pastikan kau akan menderita, Ayla. Jangan harap aku akan memberimu bahagia, walau kau tengah mengandung anak saudara kandungku!” Gumamnya dan langsung menenggak habis minuman dibotol tersebut.
Merasa dirinya tidak nyaman, dia langsung keluar kamar itu dan kembali ke kamarnya sendiri. Membersihkan dirinya sebersih mungkin. Kemudian merebahkan tubuhnya dan memilih tidur. Melupakan sejenak beban pikiran dan kebenciannya pada wanita yang sudah menjadi istrinya.
Keesokan harinya, Ayla melakukan rutinitas paginya menjadi seorang istri. Walau akan ditolak oleh Alex, tapi dia akan melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Walau hanya sekedar memasakkan makanan untuknya.
“Sarapan dulu, Lex!” Tawar Ayla saat Alex menuruni tangga.
“Hey ja.la.ng, sudah berapa kali aku katakan. Aku tidak akan mau dan tidak akan sudi memakan masakan buatanmu. Jadi berhenti melakukan hal yang tidak aku sukai!” Bentaknya. “Bersihkan kamar itu, buat wangi kamar itu sewangi-mungkin!” Perintahnya dengan menunjuk kamar panasnya ssmalam. kemudian dia berjalan keluar dan melajukan mobilnya untuk segera pergi dari rumahnya yang entah sejak kapan menjadikan dirinya tidak nyaman dirumahnya sendiri. Mungkin sejak Ayla tinggal bersamanya.
Jika tidak karena Mamanya, dia tidak akan mau menikahi wanita itu apa lagi tinggal satu atap dengan wanita yang paling dia benci di dunia ini. Wanita yang sedari kecil merebut perhatian orang tuannya. Wanita yang selalu dinomor satukan orang tuanya, hingga dia tersisihkan. Apa lagi Kakak satu-satunya juga turut andil untuk membuatnya tersisih dan lebih memperhatikan Ayla dari pada dia adik kandungnya. Tak heran jika Alex begitu membenci Ayla.
Ayla menatap sendu pada makanannya. Tak mau makanan itu terbuang sia-sia, dia melahapnya hingga habis. Dia yang tadinya tidak suka telor mata sapi, entah kenapa telur itu termakan habis bersama nasi gorengnya. Selesai sarapan, dia berlanjut membereskan rumah. Dan dia kini berdiri di depan kamar yang membuat dirinya menangis semalam tadi. Perlahan dia membuka pintu tersebut. Menatap seisi ruangan itu. Matanya langsung tertuju pada ranjang yang terlihat berantakan, bahkan bantal dan selimut itu sudah berserakan dilantai. Tercium bau asap rokok, dan alkohol didalam kamar itu.
“Kamu pasti sangat senang, Lex!” Gumamnya mengingat suara-suara sexy dan menggoda yang terdengar malam tadi.
Ayla dengan bodohnya melakukan yang Alex perintahkan. Membersihkan kamar itu, memungut sprei dan selimut, membawanya ke ruang laundry. Kemudian dia kembali ke kamar itu, memungut putung rokok yang berserakan diatas meja dan satu botol bekas minuman. Dia membuangnya pada tempatnya. Ayla juga memasang sprei baru, tak lupa menyemprotkan parfum ruangan dengan wewangian yang diminta Alex.
“Bodoh kamu, Ay. Iya, aku memang bodoh, apa lagi sampai bisa hamil diluar nikah!” Di dalam kamarnya dia merutuki dirinya yang benar-benar bodoh. Bodoh tidak bisa menjaga kehormatannya. Bodoh karena bisa kecolongan hingga dia hamil. Tak ada salahnya Alex memanggilnya wanita murahan, ja.la.ng. Memang kenyataannya dia murahan hingga dia mengandung sebelum menikah.
Jika dia ditanya menyesalkah dia dengan kehamilannya. Tentu saja tidak. Dia bersyukur akan ada malaikat kecil yang menemaninya dan akan menguatkan dirinya. Janin itu darah dagingnya sendiri. Yang dia sesalkan adalah dia tidak bisa menjaga kehormatannya yang direnggut pria brengsek yang dengan paksa merampas kesuciannya. Ya, benar. Pria yang menghamilinya bukanlah Jonathan, pria itu adalah pria misterius yang tidak punya hati nurani. Bukankah pantas dia disebut murahan oleh Alex.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 14 Episodes
Comments
Mom's_Violet
stress ni laki😬😬😠
2022-12-23
0