Alex kini tengah sibuk berkutat dengan lembar kerja yang menumpuk dimejanya. Dia pria yang kompeten dalam pekerjaan. Dia pria yang disegani para pembisnis besar di Negaranya. Dia pengusaha di bidang Teknologi Digital terbaik di Negaranya. Tak hayal jika dia begitu disukai banyak orang pembisnis besar membuat mereka banyak berinvestasi dengan perusahaannya.
“Jer, pertemuan dengan Mr. Luis bisa diudur tidak?” Tanya Alex disela-sela pekerjaannya.
“Nggak bisa, Tuan. Mengingat anda sudah dua kali mengundur pertemuan penting ini.” Jawab Jery. Pasalnya Alex memang sudah dua kali mengundur pertemuan dengan pemilik perusahaan terbesar dibidang Ekspedisi terbaik itu. Pertama dia begitu terguncang saat mendengar kematian kakak satu-satunya. Kedua dia terpaksa harus mengundur pertemuan penting ini karena dia harus menikahi wanita yang seharusnya dinikahi kakaknya itu. Tidak mungkin dia akan melanjutkan pertemuan itu sedangkan dirinya begitu terguncang.
Alex menghembuskan nafasnya dengan berat. “Baiklah, atur saja pertemuannya malam ini!” Perintah Alex datar. Lagi pula pertemuan itu pasti akan memakan waktu yang lama. Dia juga jengah harus pulang cepat dan lagi-lagi harus menghirup udara yang satu atap dengan wanita paling dia benci.
“Baik, Tuan!”
***
Ditempat lain, tepatnya dikediaman Ayla dan Alex. Wanita itu tengah sibuk membersihkan rumah setelah sempat istirahat karena lelah membersihkan kamar panas Alex. Dia dengan senang hati membersihkan setiap sudut rumahnya. Ha...rumahnya, bukankah rumah Alex sama saja rumahnya, mengingat dia istri sah Alex.
“Lex, sebenci inikah kamu padaku! Maaf, maafkan aku Lex!” Lirihnya saat mengusap foto Alex yang terpajang diatas nakas ruang keluarga. Dia memeluknya dengan begitu erat.
Naif jika dia tidak mencintai seorang Alex, lelaki berparas tampan dan penuh pesona. Mandiri, kaya dan pengusaha muda yang sukses. Lelaki yang berhasil mencuri hatinya sejak pertama kali mereka bertemu. Bukan karena kekayaanya yang membuatnya jatuh hati. Tapi sikap penyendiri seorang Alex yang membuatnya jatuh hati. Penyendiri yang tidak mau berhubungan dengan seorang wanita sedari dulu hingga sekarang. Meskipun angkuh, tidak menyurutkan rasa cintanya pada cinta pertamanya itu. Alex tidak pernah menanggapi segala perhatian yang Ayla berikan. Bagi Alex, perhatian yang diberikan Ayla hanya sebuah ejekan jika wanita itu berhasil merebut segalanya darinya. Dan setelah Alex lulus SMA dan masuk kuliah. Alex memilih pergi dan tinggal terpisah dari keluarganya, dia benar-benar ilfeel jika setiap hari harus bertemu dengan Ayla. Namun takdir berkata lain, setelah sekian purnama dia harus terjebak dengan situasi yang paling dia benci. Menikah dan kembali tinggal bersama wanita paling dia hindari.
Meski Alex masih membencinya. Ayla tidak pernah sedikit pun membuang perasaan cintanya. Dan tentang Jonathan, dia dan Jonathan juga berencana menikah untuk menutupi kehamilannya. Bahkan kedua orang tua Jo merestui itu. Tapi sosok lelaki yang selalu melindunginya itu kini telah pergi. Sosok orang yang suka rela mau bertanggung jawab dan bersedia menjadi ayah biologis anak dalam kandungan Ayla. Lagi-lagi takdirnya begitu kejam.
Drt... Drt..
Ponselnya berdering membuyarkan lamunannya. Ayla menyambar ponselnya dengan segera, tertera nama Mama. Dengan senang dia segera menggeser ke atas tombol hijau untuk menjawab panggilan.
“Hallo, Mah!” Sahut Ayla dengan suara khasnya.
“Hallo Sayang, kamu sudah makan? Sudah minum susu? Sudah minum vitamin?” Baru menjawab, Nely sudah memberinya sederet pertanyaan dari sambungan ponsel. Ayla hanya tersenyum.
“Sudah, Mah. Baru saja, Ay habisin susunya!” Jawab Ayla berusaha untuk terdengar baik-baik saja.
“Jangan sampai telat makan, rutin minum susu hamilnya. Jangan lupa juga untuk periksakan kehamilanmu secara rutin biar bayi sama ibunya sehat!”
“Iya, Mah. Mama tenang aja, Ayla akan melakukan semua yang Mama sarankan!”
“Sayang, Mama kangen banget. Baru dua hari nggak ketemu kamu!” Rengek Nely manja.
“Ayla juga kangen Mah,” sahutnya dengan berkaca-kaca. Dia tidak hanya rindu pada Mama mertuanya, saat ini hatinya begitu rapuh dia ingin sekali didekap olehnya seperti yang sudah-sudah. Namun dia mencoba untuk baik-baik saja agar Mamanya tahu dirinya sedang baik-baik saja.
“Maaf ya sayang, gara-gara Mama harus temani Papa keluar kota jadinya nggak bisa temenin kamu. Nggak bisa elus-elus cucu Mama!” Ucap Nely terdengar sendu.
“Ngak apa-apa, Mah. Lagian kan Ay nggak sendiri, ada Alex. Jadi Mama nggak usah mikirin Ay, pokoknya Mama sama Papa jaga kesehatan ya. Demi cucu Mama sama Papa. Ohya, besok Ayla mau ke dokter. Nanti Ay kirimin hasil periksanya ya Mah!”
“Iya sayang, pokoknya kamu harus kirimin hasilnya. Mama mau lihat jika cucu Mama baik-baik aja!” Nely terdengar begitu bahagia disebrang sana. Membuat Ayla juga merasakan bahagia itu. Sudah dipastikan saat ini Nely tengah berbunga-bunga dan dia sudah tidak sabar untuk mendengar kabar baik dari Ayla.
“Alex baik kan sama kamu, sayang?” Tanya Nely memastikan. Mengingat Alex begitu membenci Ayla.
“Alex baik kok, Mah. Alex yang sekarang nggak kayak Alex yang dulu. Dia sudah mau menerima Ay, Mah!” Tuturnya bohong.
“Kamu nggak lagi bohong kan?”
“Nggak Mah, buat apa Ay bohong sama Mama!” Ayla menjawab sembari tertawa ringan. Walau tawa itu dia paksakan.
“Syukurlah kalau Alex baik sama kamu. Bilang sama Mama kalau Alex macem-macem, biar Mama kasih wejangan dia!” Ucap Nely dengan penuh emosi.
Ayla terkekeh. “Iya, Mah.” Sahutnya penuh dusta.
Setelah mengobrol dan melepas rindu. Bertukar tawa dan canda, mereka pun mengakhiri panggilan. Ayla yang sedari tadi menahan sesak. Akhirnya meneteskan kembali air matanya. Menangis dan meluapkan seluruh emosi yang bersemayam didadanya.
“Maafkan Ay, Mah. Bukan niat Ay berbohong. Maaf juga selama ini Ay selalu merepotkan Mama dan Papa. Pah, Mah, Ay tidak pernah menyesal menjadi bagian dari keluarga Lewis. Ayla juga tidak pernah menyesal dengan hadirnya malaikat kecil ini. Ay bangga bisa memilikinya, setidaknya Ay memiliki sebuah alasan untuk tetap bernapas.” Gumamnya dengan menatap sendu pada ponselnya.
“Lex, andai kau tahu jika dari dulu hingga detik ini aku sangat mencintaimu. Apa kau akan membalasnya? Bahkan aku sama sekali tidak bisa membuang rasa cintaku padamu, meski kau sangat membenciku dan menperlakukanku dengan buruk. Apa kau tidak pernah sedikit saja melihat perhatianku ke kamu sampai kau mengira aku hanya mengejekmu karena perhatian papa dan mama yang condong padaku.”
“Dan andai kau tahu semua kebenaran ini, apakah kau akan menyesal atau kau akan semakin membenciku? Aku tahu kau tidak akan pernah bisa mencintaiku. Aku juga tahu kau tidak akan pernah menerima kehadiran kami dihidupmu. Tapi aku akan tetap bertahan demi anak ini, biarkan saja sakit ini asalkan aku bisa bersamamu, Lex demi dia! Demi Papa dan Mama!” Ayla manatap dan mengusap lembut perutnya.
Ya, Ayla bertekad akan bertahan sampai waktu yang tidak bisa dia tentukan. Meski tidak akan pernah mendapatkan cinta Alex, sampai kapan pun. Niatnya saat ini adalah menjaga nama baik keluarga Lewis. Dan tujuannya memperjuangkan apa yang menjadi hak anaknya. Walau dia tidak yakin akan bisa mewujudkan semua itu. Tapi apa salahnya mencoba, dan terus mencoba. Bukankah hidup itu pilihan, dia berhak memilih apa yang menjadi tujuan hidupnya.
Sungguh Ayla tengah dibutakan oleh cinta pada orang yang sama sekali tidak tertarik padanya. Cinta yang entah sampai kapan akan mendapatkan balasan, atau mungkin tidak akan pernah mendapatkannya. Sungguh tragis kisah hidup dan cintanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 14 Episodes
Comments
Mom's_Violet
baik bgt mertuanya, kok aku iri ya😍
2022-12-23
1