Bab 4, Jangan hina, anakku!

Malam semakin larut, Ayla yang sudah mengantuk hingga beberapa kali hampir terjatuh dari duduknya. Dia masih setia menunggu suaminya di ruang tamu. Namun orang yang dia tunggu tidak juga muncul. Bodoh, dia benar-benar bodoh. Apakah Alex akan bersimpati jika dia menunggunya pulang kerja hingga larut. Tentu saja tidak. Tapi dia tetap melakukan itu, walau nanti dia akhirnya akan dimaki oleh suaminya.

Terdengar suara mobil yang masuk ke halaman rumah. Sudah bisa dipastikan dia adalah Alex.

“Kamu lembur, Lex?” Tanya Ayla saat Alex masuk ke dalam rumah. Dia diam tak menjawab dan masuk tanpa pedulikan wanita yang dia benci itu.

“Kamu udah makan?” Tanya Ayla lagi dengan mengekori suaminya.

“Kau bisa diam tidak, jangan banyak tanya. Tugas kamu dirumah bersih-bersih dan jaga rumah. Bukan urusin urusan orang lain!” Bentak Alex yang kesal. “Seharusnya kamu tahu batasan dan sadar diri tempatmu itu di mana!” Bentak Alex hingga membuat Ayla takut dan memundurkan tubuhnya.

“Maafkan aku, Lex! Maaf,” ucap Ayla dengan suara bergetar.

“Maafmu tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula. Keadaan yang seharusnya aku dan kamu tidak bersama. Keadaan yang seharusnya aku tidak menjadi suami wanita murahan sepertimu. Apa lagi harus menjadi seorang Ayah dari anak harammu itu!” Sungguh kata-kata yang sangat menohok dan membuat rongga dada Ayla sesak.

Deg....

Ayla tidak menyangka Alex akan mengucapkan kata-kata hinaan untuk anaknya.

“Ya, aku memang wanita murahan. Kau boleh menghina aku sesuka hatimu, Lex. Tapi jangan pernah kau hina anakku seperti itu. Atau kau akan menyesalinya seumur hidupmu!”

“Cih, untuk apa aku menyesalinya. Aku yakin kamulah orang yang meminta Joe menghamilimu, maka aku berani mengatai anak harammu itu, WANITA MURAHAN!” Tutur Alex penuh dengan penekanan.

Deg...

Lagi-lagi Ayla harus menerima hinaan yang entah sudah berapa kali Alex torehkan. Sehina apa pun dirinya, dia tidak terima dengan hinaan yang di tujukan pada bayinya.

“Cukup, Lex. Hina aku sesukamu, aku mohon jangan kau hina janinku yang tidak memiliki dosa apa pun!” Ayla sangat memohon tapi dia tidak menangis. Sekuat tenaga dia menahan air matanya agar tidak jatuh di depan Alex, jika sampai itu terjadi Alex akan tertawa dengan kelemahannya.

“Terserah aku, mau hina kamu atau anakmu. Itu sama saja, kalian sama saja murahannya!”

Ucap Alex dan pergi berlalu meninggalkan Ayla dengan luka yang berkecambuk. Air mata yang sedari tadi tertahan dipelupuk mata kini berhasil meluncur bebas tanpa permisi. Kejam, Alex benar-benar kejam dan bermulut pedas. Ayla tidak masalah dirinya dihina, asalkan bukan anaknya. Tapi Alex tidak pedulikan itu. Hatinya sudah dipenuhi kebencian.

“Sial,” umpat Alex di dalam kamarnya.

“Lex, temani Ayla periksakan kandungannya besok!” Pesan dari Nely membuat Alex menghela napasnya berat.

“Pasti ini juga karena permintaan wanita sialan itu, awas saja kau!” Umpat Alex dengan mencengkeram ponselnya. Dia memijat pelipisnya.

“Kalau sampai kamu tolak, jangan harap Mama masih mau menjadi Mamamu lagi!” Pesan dari Nely masuk kembali. Alex benar-benar tak percaya. Ayla sungguh sudah merebut segalanya dari dirinya, hingga sang mama berani mengancam dirinya seperti itu.

“Iya, Mah. Besok Alex anterin Ayla!” Balasnya terpaksa. Rasanya dia ingin muntah mengucapkan nama wanita yang paling dia benci itu.

“Good Job, Boy!” Balas Nely dengan emoji love.

“Anterin wanita itu, nggak sudi aku temenin wanita murahan itu. Maaf, Mah. Alex harus bohong!” Gumamnya.

***

“Tega kamu, Lex. Tega. Aku nggak akan pernah melupakan penghinaanmu terhadap anakku! Sampai kapan pun!”

“Kak, Joe. Hiks....!” Ayla menangis mengingat sosok Jonathan yang tidak pernah membuatnya menangis.

FLASH BACK ON.

“Mah, Kak. Aku hamil...!” Tangisnya pecah saat dia beranikan diri untuk mengatakan pada Jonathan dan Nely. Nely dan Joe yang mendengar sangat terkejut. Tubuh Ayla melemas, dia sungguh tidak menyangka penderitaannya semakin bertambah. Di renggut kehormatannya dan sekarang dia hamil tanpa suami. Dia tidak bisa membayangkan ke depannya akan seperti apa.

“Ayla...!” Nely ikut menagis dan mendekap Ayla. Dia juga tidak akan menyangka, gadis yang dia jaga seperti putrinya sendiri harus mengalami semua ini. Dia merutuki dirinya yang bodoh, dirinya yang lengah hingga putrinya dirampas kehormatannya hingga hamil.

“Maafin, Ayla Mah!” Tangisnya semakin pecah.

“Kamu nggak salah, sayang. Mama yang salah! Maafin Mama!” Nely semakin mengeratkan pelukannya.

Jonathan yang melihat dua perempuan menangis di depannya, hanya bisa mengepalkan kedua tangannya hingga otot-ototnya terlihat timbul. Rahangnya juga mengeras, matanya terlihat memerah.

“Kita percepat pernikahannya, sebelum kehamilan Ayla membesar Mah!” Kata-kata yang berhasil mencelos dari mulut Joe. Kedua wanita itu langsung melepas pelukan mereka dan menatap Jonathan.

“Kak, sebaiknya kita batalin pernikahan kita. Aku nggak mau mengorbankan perasaan Kakak, aku juga nggak mau mengorbankan masa depan kakak. Anak ini bukan anak Kakak!” Jawab Ayla.

“Lalu kamu? Apa kamu akan menanggungnya sendiri? Apa kamu juga tidak mau memberi anak itu masa depan? Apa kamu tega melahirkan bayi itu tanpa sosok Ayah untuknya? Apa kamu tega jika kelak dia akan diolok-olok banyak orang karena lahir tanpa seorang bapak? Coba kau kesampingkan egomu dan bayangkan wajah dan nasib anakmu!” Sederet pertanyaan Jonathan keluarkan. Benar, kata-katanya begitu menampar perasaan Ayla.

“A-aku, hiks....” Dia juga tidak bisa membayangkan nasib anaknya kelak jika lahir tanpa adanya seorang suami.

“Sayang, Joe benar. Kalian harus menikah demi status yang jelas untuk anak kalian. Sebelum perut kamu semakin besar.”

Hatinya meronta, dia bahkan merutuki dirinya yang bodoh. Jika dia hamil, bukankah akan membuat malu keluarga Lewis yang sudah membesarkan dirinya dengan penuh kasih. Jahat jika dia mencoreng nama baik keluarga Lewis dengan kehamilannya tanpa seorang suami.

“Untuk masalah anak siapa dia, aku tidak peduli. Aku akan tetap menyayanginya dan menganggap seperti anakku sendiri.”

“Ay, kamu mau kan Nak? Demi anakmu! Demi masa depan dan status yang jelas untuk anakmu!” Bujuk Nely. Bukan, bukan dia mementingkan nama baik. Dia tidak mau jika anak itu lahir tanpa seorang bapak yang akan semakin menambah derita Ayla. Dia tidak akan sanggup melihat itu. Dia juga akan menganggap bayi itu seperti cucunya sendiri.

“Ayla, tatap mataku!” Joe menangkup wajah Ayla. “Aku akan menikahimu dan berjanji akan menjagamu dan anakmu. Menyayangimu dan anakmu selayaknya suami dan Ayah untuknya! Aku janji itu!”

“Kak, maafin Ayla. Maafin Ayla...Maaf... Maaf!” Ayla menangis sejadi-jadinya dipelukan Jonathan.

FLASH BACK OFF.

“Pah, Mah, Ay merindukan kalian. Kak Joe, Aku juga merindukan Kak Joe, kak joe yang selalu perhatian, selalu menenangkan aku saat aku nangis, padahal Kak Joe sudah berjanji akan menjagaku selamanya. Tapi kenapa Kakak pergi secepat ini. Kamu tahu Kak, aku sedang tidak baik-baik saja!” Ayla menangis mengingat kejadian sepuluh hari yang lalu. Sepuluh hari sebelum Jonathan meregang nyawa karena kecelakaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!