Atasan Galak

Nana menunduk di balik kubikel-nya. Rambutnya yang tergerai membuatnya dapat menutupi wajah. Double sial! Kenapa sih, CEO baru di kantornya adalah orang yang tadi pagi mobilnya ia serempet? Kayak gak ada tempat lain aja, sih!

"Clarina? Kamu gak mau memperkenalkan anggotamu?"

Suara dari pak Abi membuat Nana perlahan mendongakkan wajah. Sebisa mungkin, ia menghindari kontak mata dengan sosok yang akan menggantikan Pak Abi untuk ke depannya itu.

"Eh? I--iya, Pak." Nana menghembuskan napas pelan sebelum berdiri, "saya Clarina, ketua Divisi Produksi dan ini anggota saya," kata Nana sambil mengkode Brian untuk memperkenalkan diri.

"Saya Brian----" selanjutnya Nana tak terlalu mendengarkan. Ia asik berkutat dengan pikirannya sendiri. Lebih tepatnya menyusun strategi untuk menghindari bos barunya itu. Saking tidak fokusnya mendengarkan timnya memperkenalkan diri, Nana bahkan tak sadar kala sesi memperkenalkan diri telah usai.

"Mohon kerjasamanya, Clarina."

kalau bukan senggolan Brian di lengannya, Nana pasti masih berada dalam dunianya sendiri.

"Eh? Oh.... i--iya, Pak."

Nana tak salah lihat kalau Sagara memberikan smirk kepadanya. Entah mengapa, hawa tidak menyenangkan sudah mulai terasa. Matilah dia.

#####

"Yang bener, Mbak?!" Sela berseru heboh kala Nana selesai menceritakan kejadian naas yang menimpanya tadi pagi.

Nana hanya mengangguk malas.

"Wah! Siap-siap deh lo bakalan dibully sama doi, Mbak!" Brian tertawa membayangkan kehidupan Nana ke depannya.

Nana menggeplak lengan Brian, "Heh! Mulut lo, ya!"

"Ih, tapi gak pa-pa tau, Mbak. Pak Sagara tampan gitu. Mukanya mirip sama Park Solomon di drama All Of Us Are Dead cuma versi lebih matang aja. Kalau aku jadi Mbak Nana, sih seneng hari pertama udah dikenal CEO tampan. Siapa tahu kan, jodoh. Hihi."

"Tampan kalau sifatnya ntar minus ya percuma, Sel! Lagian lo kebanyakan halu, deh! Kurang-kurangin tuh, ngedrakornya biar pikiran lo waras!" sinis Nana.

"Ish. Ngedrakor asik tau, Mbak!" ucap Sela yang ditanggapi sebagai angin lalu oleh Nana.

Ah, gara-gara Brian, Nana jadi memikirkan itu. Bukan tidak mungkin, kan kalau Sagara akan menyusahkan Nana ke depannya?

Saat sedang asik merutuki hari sialnya, mendadak telepon di atas meja Nana berdering. Nana melirik id pemanggil sebelum matanya terbelalak kaget. Triple sial! Kenapa pula Pak Abi menghubunginya? Jangan bilang Nana akan mendapat teguran karena tidak terlalu memperhatikan kala sesi perkenalan tadi!

Sembari meredakan detak jantung yang tiba-tiba meningkat, Nana memutuskan menerima panggilan tersebut, "Si--siang Pak Abi."

"Clarina, ke ruangan saya sekarang!"

Panggilan diputus sepihak saat Nana bahkan belum mengatakan apapun.

Nana menoleh horor pada Brian yang di balas pemuda itu dengan mengangkat sebelah alis. Lalu, Nana beralih menoleh pada Adit yang mejanya terletak tepat di depan Nana.

"Mas Adit...... " cicitnya.

Adit melirik Nana, "Kenapa lo?"

"Hua!!! Gimana dong ini??? Kok gue gak tau sih kalau Pak Abi pindahnya sekarang?!"

"Salah sendiri tadi ngelamun," itu suara Imam.

"Kenapa dah, Mbak?" tanya Arin.

"Gak usah ditanya, Rin! Palingan dipanggil Pak Sagara suruh tanggung jawab mobilnya," kali ini Brian bicara dengan mencibir.

Nana mendelik pada Brian sebelum bangkit dari kursinya dengan terpaksa. Huh! Setelah ini apa? Apa Nana hari minta maaf untuk kejadian pagi tadi dan kejadian di saat sesi perkenalan tadi?

"Mbak Na!" Nana menoleh enggan pada Sela, "fighting!" kata gadis berambut sebahu itu sambil mengangkat kepalan tangan.

Nana membalas ucapan Selamat dengan bibir mencebik. Selanjutnya, ia melangkah dengan ogah-ogahan menuju lift yang kebetulan kosong. Ia lalu memencet angka lima di mana lantai teratas gedung ia bekerja sekaligus lantai ruangan CEO berada.

Sambil menyiapkan mental, Nana meredakan degup jantungnya yang menggila.

Huft! Gak masalah, Na, lo pasti bisa! Semangat!

Bersamaan dengan pintu lift yang terbuka, Nana melangkah mantab. Ia kemudian berhenti di depan satu-satunya meja yang ada di ruangan terbuka lantai lima.

"Pak Umar!

"Oh, Na! Kamu sudah ditunggu sama Pak Sagara." kata sekretaris Pak Abi yang kini menjadi sekretaris Sagara.

"Saya.... tunggu di situ aja ya, Pak!" tawar Nana sambil menunjuk sofa panjang tepat di depan meja sekertaris.

Pak Umar mengerutkan kening, "Tadi kata Pak Sagara, kalau ada Clarina suruh masuk aja."

Meski enggan, Nana akhirnya berjalan menuju ruangan Sagara. Sial, pertahanan yang ia bangun selama di lift tadi mendadak hancur kala ia sudah berada tepat di depan pintu tertutup yang terukir tulisan Chief Executive Officer.

Tok... tok... tok...

"Masuk!"

Seruan dari dalam ruangan membuat Nana memejam. Menghembuskan napas perlahan, akhirnya Nana mendorong pintu itu ke dalam, "Siang, Pak! Bapak panggil saya?" tanyanya. Basa-basi.

"Gak sopan bicara di depan pintu, gitu!"

Kalimat bernada sarkas itu membuat Nana tertegun sebelum perlahan melangkah masuk lebih dalam. Tak lupa, pintu ruangan atasannya itu ia biarkan terbuka lebar. Jaga-jaga kalau atasannya berbuat jahat, Nana bisa langsung kabur. Lagi pula ia memakai sandal jepit, ia bisa lari dengan mudah.

Sandal jepit?

Nana menoleh horor pada kakinya yang terbalut sandal swalow warna kuning. Sial! Saking tak fokusnya, ia lupa mengganti sandalnya. Semoga saja Pak Sagara tak menyadarinya.

"Duduk!"

Tak mau membuat kesan yang lebih buruk lagi dari pertemuan pertama, Nana bergegas duduk.

"Saya gak nyangka lho, orang yang tadi pagi bikin mobil saya baret ternyata bawahan saya sendiri!" sindir Sagara.

Nana masih menunduk di tempatnya. Jemarinya bergerak aktif saling meremas di atas pangkuan, "Ma--maaf..... saya bakalan ganti rugi, kok, Pak." cicitnya.

"Kalau sedang bicara itu, coba perhatikan lawanmu, Clarina!"

Di detik Sagara menyelesaikan kalimatnya, kepala Nana langsung terangkat. Matanya dengan berani menatap lawan bicaranya yang sialnya perbuatan itu membuat Nana menelan ludah. Bukan, bukan karena gugup. Melainkan karena wajah tampan yang terpampang nyata di hadapannya kini.

Sagara mempunyai wajah berbentuk oval dengan jidat terlihat lebar karena rambutnya disisir rapi ke belakang. Matanya nampak tajam dengan alis tebal. Hidungnya cukup mancung ditambah bibir tebal berwarna kemerahan. Oh, jangan lupakan bayangan lesung di pipi sebelah kanan. Sialan! Kenapa wajah atasannya ini harus setampan itu sih?

"Clarina! Kamu melamun?!"

Suara bernada ketus dari Sagara membuat Nana kembali ke realita.

"Eh? Enggak kok, Pak."

"Oh, ya?" Sagara mengangkat sebelah bibirnya, "coba ulangi apa yang tadi saya bilang!" tantangnya.

Hah? Memangnya tadi Sagara bilang apa?! Haisshh!! Karena fokus memperhatikan visual atasannya, Nana jadi tidak fokus.

"Gak bisa, kan?! Gak didengerin, sih?!" bentak Sagara yang membuat badan Nana terlonjak kaget, "saya tahu saya memang tampan. Tapi tolong, fokus Clarina! Fokus!"

Nana fokus kok dari tadi. Fokus mengagumi visual di hadapannya sampai suara apapun tak masuk di telinga. Tapi itu tadi, sebelum Nana tahu kalau mulut Sagara itu ternyata pedas.

"Ck! Gak ada gunanya kamu saya panggil ke sini! Kamu boleh keluar! Kayaknya kamu kurang minum!" kata Sagara sebelum kembali fokus ke layar di hadapannya.

Nana masih mematung di tempat. Sepertinya ia tak dapat mencerna apa yang barusan Sagara bilang.

"Kamu tuli apa gimana?! Saya bilang keluar, Clarina!!"

Sialan! Ini orang tadi pagi sarapan cabe berapa kilo sih? Kok pedes banget mulutnya! Heran. Karena tak ingin mendapat omelan lagi, Nana buru-buru bangkit, "Kalau begitu saya permisi, Pak." ucapnya lengkap dengan senyum terpaksa. Catat TERPAKSA.

"Kalau di kantor itu, pakai alas kaki yang sopan! Apalagi untuk bertemu atasan!"

Baru saja Nana hendak menutup pintu, ucapan pedas dari Sagara lagi-lagi harus membuat Nana memperbanyak istighfar. Sial! Itu orang kayaknya dendam deh sama Nana. Mimpi apa semalam Nana bisa dapat bos galak kayak gini?!

#####

Terpopuler

Comments

范妮

范妮

semangat kak

2022-12-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!