Bab 4. Rumah Bocor

Bab 4 

Rinjani menyentuh kening, leher, dan pipi Attar. Semua terasa sangat panas dan napas putranya itu itu juga terputus-putus. 

"Kak ambil air untuk kompres. Bang ambil kain untuk menyeka!" titah Rinjani kepada kedua anaknya.

Saat ini hari sudah malam, dan diluar hujan masih mengguyur meski tidak sederas tadi sore. Tidak mungkin bagi Rinjani membawa Attar ke dokter karena sudah tidak punya uang sama sekali. Sementara PUSKESMAS baru buka besok pagi.

"Bu, ini air hangatnya." Aqilah membawa baskom dengan hati-hati agar tidak tumpah.

"Bu, apa mau beli obat ke warung?" tanya Azzam. 

Dia tidak tega melihat adiknya yang sakit. Attar biasanya selalu ceria saat bersama dengannya. Namun, kini hanya terdengar rintihan yang keluar dari mulutnya.

"Tapi, diluar sedang hujan, Bang," balas Rinjani sambil mengompres kening dan perut bagian bawah.

"Aku bisa pakai jaket dan berlari. Lagian warung Mbok Mirah dekat, tidak jauh," ucap Azzam.

Rinjani melihat ke arah Azzam, dia tahu kalau putranya itu khawatir dengan keadaan Attar. Namun, perempuan itu tidak mau kalau anaknya yang sakit nanti bertambah. Apalagi dia tidak punya uang untuk pergi berobat jika mereka sakit.

"Pakai payung kalau mau ke warung," kata Aqilah.

Seingat Rinjani kalau payung mereka satu-satunya yang dipunya itu rusak beberapa hari yang lalu. Jadinya, belum bisa dipakai lagi karena belum diperbaiki.

Ketika kita sedang tidak punya uang, selalu saja ada hal yang membuat kita sangat memerlukannya. Barang yang dulu dianggap sepele, saat uang tidak ada barang itu pun terasa sangat berharga. Seperti payung, benda itu jarang sekali digunakan jika bukan di waktu musim hujan. Namun, saat tiba waktunya benda itu terasa sangat berharga karena kita butuh.

"Payungnya sudah Kakak perbaiki, kok, Bu," tambah anak perempuan dengan senyum simpulnya.

"Benaran, Kak?" tanya Rinjani dengan mata berbinar karena merasa senang.

"Iya kemarin kakak mencoba memperbaikinya sendiri, ternyata bisa," jawab si sulung dengan rasa penuh bangga.

Akhirnya Azzam pun pergi ke warung untuk membeli obat penurun panas anak. Dia memakai payung dan juga jaket agar tidak masuk angin.

Panas Attar langsung turun, tidak lama setelah diberi obat. Tentu saja ini membuat Rinjani dan kedua anak lainnya merasa tenang.

"Ini sudah larut malam, sebaiknya kalian juga segera tidur," ucap Rinjani menyuruh kedua anaknya.

Saat Aqilah masuk ke kamarnya, dia melihat ada banyak genangan air di dekat kasurnya. Ternyata atap dibagian kamar bocor.

"Bu, di kamar kakak bocor! Kasur basah dan di lantai ada genangan air," adu Aqilah sambil berjalan ke arah dapur mencari wadah untuk menampung tetesan air hujan yang cukup besar.

Mendengar teriakan anaknya, Rinjani pun bergegas melihat keadaan kamar Aqilah. Ternyata benar atapnya bocor dengan cukup deras. Maka, dia pun menarik kasur itu dan menggulungnya agar tidak semakin basah.

"Kakak tidur bersama abang saja dulu malam ini," kata Aqilah setelah meletakkan dua baskom di atas ranjang dan di lantai.

"Untung selimut dan bantal tidak sampai basah," ujar wanita cantik itu sambil menyentuh dan memeriksa bantalnya.

Hati Rinjani terasa teriris melihat pandangan ini. Perjuangan dia dan suaminya dalam mengumpulkan uang untuk memperbaiki rumah tidak terwujud, karena uang itu dipakai untuk membayar hutang. Sudah beberapa tahun mereka berjuang mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, untuk memperbaiki rumah mereka yang rusak karena dimakan usia, tanpa pernah diperbaiki sebelumnya. Hal itu terbukti sekarang rumah mereka bocor, padahal rencananya tahun ini mereka akan merenovasi rumah. Apalah daya manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan takdir itu.

'Ya Allah, permudahkan rezeki untuk keluarga hamba-Mu ini, agar bisa memperbaiki rumah.' (Rinjani)

***

Keesokan harinya keadaan Attar sudah membaik, bocah itu pun sudah riang kembali. Tentu saja ini membuat hati Rinjani merasa tenang. Dia pun bisa kembali bekerja, karena jika putranya masih sakit, dia tidak bisa mencari pekerjaan sebagai buruh cuci.

"Bu, sebaiknya jangan dulu mencari pekerjaan. Kasihan Attar jika harus ikut Ibu mencari pekerjaan ke sana kemari. Aku takutnya nanti tambah kambuh lagi sakitnya," kata Aqilah setelah mereka sarapan. 

"Ibu akan tanya dulu, siapa tahu bisa dikerjakan di rumah, mencuci dan menyetrika bajunya. Agar Attar juga bisa istirahat," balas wanita berjilbab instan itu sambil menyuapi putra bungsunya.

Rinjani terpaksa melakukan hal seperti ini karena dia sangat memerlukan uang untuk membayar hutangnya bulan depan. Jika tidak mengambil pekerjaan menjadi buruh cuci dan menyetrika, dia tidak akan punya uang untuk membayar hutang kepada Dirga. Belum lagi rumahnya yang bocor, harus punya uang untuk membayar tukang yang akan membetulkan atap rumahnya.

Aqilah pergi ke sekolah sambil menenteng dua kantong kresek besar berisi keripik yang akan dia titipkan ke warung-warung dan juga dijual sendiri olehnya di sekolah.

***

Beruntungnya Rinjani karena Bu RT dan Bu Ani menyerahkan cucian mereka untuk dibawa ke rumahnya. Dia akan mengantarkan pakaian itu selesai sampai disetrika. Jika tidak selesai nanti sore maka besok pakaian itu akan diantarkan ke rumah masing-masing.

Selagi Rinjani mencuci, Attar duduk di dekat pintu sambil bermain mobil-mobilan yang sudah tidak lengkap lagi bannya. Sesekali Rinjani melirik ke arah sang putra yang memakai jaket dan kaos kaki, karena suhu di sana agak dingin. Jika mereka beradu pandang keduanya saling melempar senyum.

"Bu, Adik cudah cehat!" ( Bu, Adik sudah sehat!) kata Attar, karena dia merasa kalau wanita cantik itu masih mencemaskan dirinya.

"Iya, anak ibu 'kan hebat! Kalau sakit tidak takut minum obat, jadi penyakitnya kabur," balas Rinjani sambil tersenyum.

Cucian milik Bu RT sudah selesai dan akan dijemur. Namun, sebelum itu Rinjani merendam dulu cucian baju milik Bu Ani. Dia mengerjakan satu persatu agar tidak tertukar nantinya.

***

Aqilah sepulang sekolah berniat mau menjajakan sisa keripik yang belum habis terjual saat di sekolah tadi. Saat dia menawarkan makanan itu kepada orang-orang yang sedang makan di warung nasi ada seorang laki-laki yang memborong semua keripik miliknya. Tentu saja hal ini membuat dia sangat gembira, karena dengan begini bisa pulang membawa uang yang banyak.

"Terima kasih Om sudah mau memborong semua keripik jualan aku. Semoga rezeki Om semakin dilancarkan oleh Allah," kata Aqilah.

"Aamiin. Siapa nama kamu?" tanya laki-laki berwajah tampan dan mempunyai sorot mata yang teduh.

"Aqilah. Kalau nama Om siapa?" Aqilah balik bertanya.

"Nama yang sangat bagus. Nama om adalah Bagaskara, kamu boleh panggil om Bagas," jawab laki-laki itu.

Keduanya pun berbicara ngalor ngidul. Aqilah yang masih bocah menjawab jujur semua pertanyaan yang diajukan oleh Bagaskara. Tentu saja dia merasa sangat senang karena orang yang selama ini dia cari ternyata ada di desa ini.

'Rinjani, akhirnya aku bisa menemukan jejak dirimu. Putrimu ini memiliki wajah yang sangat mirip denganmu, membuat aku mudah mengenalinya.' (Bagaskara)

Bagaskara merasa sangat bahagia karena dugaan dia selama ini tepat. Saat mendengar laporan kalau mobil milik Dirga tertabrak oleh supir bus menawan Dewa, mengingatkan dia kepada seseorang. Berawal dari sana dia pun sampai juga ke desa ini dan sekarang dia malah bertemu dengan putrinya.

Bagaskara pun mengajak Aqilah mendatangi sebuah toko menjual banyak makanan ringan yang sering dijadikan oleh-oleh. Di sana Bagaskara berbicara dengan pemilik toko dan menawarkan barang dagangan milik Aqilah. 

"Kamu bisa bicarakan hal ini kepada ibumu terlebih dahulu. Lumayan untuk menambah uang penghasilan," kata Bagaskara saat pemilik toko meminta stok barang penjualan dalam jumlah yang banyak. 

Pemilik toko itu pun bersedia bertemu dengan Rinjani dan akan membicarakan barang dagangannya. Sebab, menurut dia keripiknya itu terasa enak. Renyah, empuk, dan juga rasa bumbunya sangat pas.

"Tetapi jika ibumu tidak sanggup memenuhi standar stok penjualan kami maka kerjasama ini akan batal," kata wanita paruh baya yang memakai riasan wajah full make up.

***

Akankah Rinjani sanggup membuat keripik dalam jumlah yang banyak? Sementara hanya dia yang bisa menggoreng dan membumbui keripik itu! Tunggu kelanjutannya, ya!

Terpopuler

Comments

Ida Lailamajenun

Ida Lailamajenun

dapet rejeki Aqila jualan ktmu ma Bagas keripik nya masuk store oleh" kayak nya Bagas kenal ma Rinjani nih

2024-03-06

1

Neulis Saja

Neulis Saja

who is Bagaskara?

2023-04-14

1

Susilawati Rela

Susilawati Rela

mulai kelihatan hilal ke arah lebih baik....siapa itu Bagaskara???

2023-03-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Kehilangan Orang Yang Dicintai
2 Bab 2. Perjuangan Menjadi Tulang Punggung
3 Bab 3. La Tahzan Innallaha Ma'ana
4 Bab 4. Rumah Bocor
5 Bab 5. Kerja Sama
6 Bab 6. Tawaran Dirga
7 Bab 7. Dituduh Pelakor
8 Bab 8. Azzam Berkelahi
9 Bab 9. Leukemia Limfoblastik
10 Bab 10. Perjuangan Rinjani
11 Bab 11. Ibrah (Pelajaran)
12 Bab 12. Ibu
13 Bab 13. Bertemu Dirga
14 Bab 14. Perasaan Dirga
15 Bab 15. Cinta Rinjani Untuk Dewa
16 Bab 16. Dituduh Pencuri
17 Bab 17. Ditangkap Polisi
18 Bab 18. Pembebasan Rinjani
19 Bab 19. Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan
20 Bab 20. Masa Lalu Rinjani
21 Bab 21. Rinjani dan Dewa
22 Bab 22. Janganlah Bersedih
23 Bab 23. Buntut Dari Fitnah
24 Bab 24. Penyelesaian Masalah (1)
25 Bab 25. Penyelesaian Masalah (2)
26 Bab 26. Azzam Minta Keadilan
27 Bab 27. Keluarga Rinjani
28 Bab 28. Kedatangan Dirga
29 Bab 29. Pergi Ke Ibu Kota
30 Bab 30. Bertemu Kembali
31 Bab 31. Sampai Di Rumah Kakek Atmaja
32 Bab 32. Minta Doa Restu
33 Bab 33. Hari Pertama Di Rumah Kakek
34 Bab 34. Kakek Atmaja Bersama Ketiga Cucu Buyutnya
35 Bab 35. Kedatangan Bagaskara
36 Bab 36. Bermain Dengan Bagaskara
37 Bab 37. Rinjani & Bagaskara (1)
38 Bab 38. Rinjani & Bagaskara (2)
39 Bab 39. Jalan-jalan Bersama
40 Bab 40. Ketakutan Ketiga Anak Rinjani
41 Bab 41. Doa Bagaskara
42 Bab 42. Pulang Ke Kampung
43 Bab 43. Membayar Hutang Pada Dirga
44 Bab 44. Keputusan Keluarga Rinjani
45 Bab 45. Perjalanan Ke Ibu Kota
46 Bab 46. Mimpi Rinjani
47 Bab 47. Kemarahan Kakek Atmaja
48 Bab 48. Pembicaraan Antara Rinjani & Bagaskara
49 Bab 49. Ajakan Bagaskara
50 Bab 50. Rinjani Masuk Kerja
51 Bab 51. Mengunjungi Rumah Bagaskara
52 Bab 52. Bertemu Kembali Dengan Dirga
53 Bab 53. Permintaan Rinjani Kepada Bagaskara
54 Bab 54. Jalan-Jalan Ke Sea World
55 Bab 55. Acara Lamaran (1)
56 Bab 56. Acara Lamaran (2)
57 Bab 57. Rencana
58 Bab 58. Rinjani Hilang
59 Bab 59. Pencarian Rinjani
60 Bab 60. Rinjani Dalam Sekapan Dirga
61 Bab 61. Negosiasi
62 Bab 62. Pembicaraan Rinjani Dan Bagaskara
63 Bab 63. Perkelahian Dirga VS Bagaskara
64 Bab 64. Berziarah
65 Bab 65. Mendatangi Restoran Bagaskara
66 Bab 66. Liburan
67 Bab 67. Hari Pernikahan
68 Bab 68. Aku Mencintaimu
69 Novel Baru di Bulan Januari & Pemenang Giveaway
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Kehilangan Orang Yang Dicintai
2
Bab 2. Perjuangan Menjadi Tulang Punggung
3
Bab 3. La Tahzan Innallaha Ma'ana
4
Bab 4. Rumah Bocor
5
Bab 5. Kerja Sama
6
Bab 6. Tawaran Dirga
7
Bab 7. Dituduh Pelakor
8
Bab 8. Azzam Berkelahi
9
Bab 9. Leukemia Limfoblastik
10
Bab 10. Perjuangan Rinjani
11
Bab 11. Ibrah (Pelajaran)
12
Bab 12. Ibu
13
Bab 13. Bertemu Dirga
14
Bab 14. Perasaan Dirga
15
Bab 15. Cinta Rinjani Untuk Dewa
16
Bab 16. Dituduh Pencuri
17
Bab 17. Ditangkap Polisi
18
Bab 18. Pembebasan Rinjani
19
Bab 19. Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan
20
Bab 20. Masa Lalu Rinjani
21
Bab 21. Rinjani dan Dewa
22
Bab 22. Janganlah Bersedih
23
Bab 23. Buntut Dari Fitnah
24
Bab 24. Penyelesaian Masalah (1)
25
Bab 25. Penyelesaian Masalah (2)
26
Bab 26. Azzam Minta Keadilan
27
Bab 27. Keluarga Rinjani
28
Bab 28. Kedatangan Dirga
29
Bab 29. Pergi Ke Ibu Kota
30
Bab 30. Bertemu Kembali
31
Bab 31. Sampai Di Rumah Kakek Atmaja
32
Bab 32. Minta Doa Restu
33
Bab 33. Hari Pertama Di Rumah Kakek
34
Bab 34. Kakek Atmaja Bersama Ketiga Cucu Buyutnya
35
Bab 35. Kedatangan Bagaskara
36
Bab 36. Bermain Dengan Bagaskara
37
Bab 37. Rinjani & Bagaskara (1)
38
Bab 38. Rinjani & Bagaskara (2)
39
Bab 39. Jalan-jalan Bersama
40
Bab 40. Ketakutan Ketiga Anak Rinjani
41
Bab 41. Doa Bagaskara
42
Bab 42. Pulang Ke Kampung
43
Bab 43. Membayar Hutang Pada Dirga
44
Bab 44. Keputusan Keluarga Rinjani
45
Bab 45. Perjalanan Ke Ibu Kota
46
Bab 46. Mimpi Rinjani
47
Bab 47. Kemarahan Kakek Atmaja
48
Bab 48. Pembicaraan Antara Rinjani & Bagaskara
49
Bab 49. Ajakan Bagaskara
50
Bab 50. Rinjani Masuk Kerja
51
Bab 51. Mengunjungi Rumah Bagaskara
52
Bab 52. Bertemu Kembali Dengan Dirga
53
Bab 53. Permintaan Rinjani Kepada Bagaskara
54
Bab 54. Jalan-Jalan Ke Sea World
55
Bab 55. Acara Lamaran (1)
56
Bab 56. Acara Lamaran (2)
57
Bab 57. Rencana
58
Bab 58. Rinjani Hilang
59
Bab 59. Pencarian Rinjani
60
Bab 60. Rinjani Dalam Sekapan Dirga
61
Bab 61. Negosiasi
62
Bab 62. Pembicaraan Rinjani Dan Bagaskara
63
Bab 63. Perkelahian Dirga VS Bagaskara
64
Bab 64. Berziarah
65
Bab 65. Mendatangi Restoran Bagaskara
66
Bab 66. Liburan
67
Bab 67. Hari Pernikahan
68
Bab 68. Aku Mencintaimu
69
Novel Baru di Bulan Januari & Pemenang Giveaway

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!