Pertarungan dingin

"Kenapa mama bertanya seperti itu? siapa yang bilang?" jawab Delon dengan mengerutkan dahi.

"Rere, dia yang bercerita kepada mama" jawab nyonya Lusi.

Delon mengusap wajah kasar.

"Mama, kenapa mama begitu percaya dengan ucapan Rere? Dia memang selalu berhalusinasi untuk menjadikan Reva ibunya" jawab Delon meyakinkan mamanya.

"Ini masalah serius Delon, tidak bisa kita biarkan. Kita harus usir perempuan itu secepatnya dari rumah ini sebelum Rere semakin terpikat oleh dia" tukas nyonya Lusi.

"Iya ma, tapi bagaimana caranya? Delon tidak mau jika sampai Rere terpukul dengan kepergian Reva lalu mengemis kepada perempuan itu" sahut Delon yang terlihat sangat frustasi.

"Mungkin kita harus pakai cara halus, bukan cara kasar" jawab nyonya Lusi.

"Caranya bagaimana ma?" tanya Delon yang kurang paham.

Selanjutnya nyonya Lusi berkata lirih di dekat telinga Delon tentang rencana halusnya untuk menyingkirkan Reva.

Sayang sekali percakapan itu tidak bisa di dengar oleh Rere yang dari tadi menguping di balik pintu bersama Reva.

Tentu saja hati Reva deg degan tidak karuan menuruti kemauan nona ciliknya.

"Ayo non, kita pergi. Nanti daddy dan oma marah kalau ketahuan, gimana kalau tante di usir dari sini?" bisik Reva di telinga Rere.

Pertanyaan Reva yang terakhir membuat Rere takut sehingga dia mau di ajak untuk beranjak dari balik pintu dan menghentikan kegiatan mengupingnya.

Rere menggiring Reva ke kamarnya, sesampainya di sana Rere mengunci pintu.

Ceklek,

"Aku sebel sama oma dan daddy!" ucap Rere sambil melipat kedua tangannya di dada dengan wajah cemberut.

"Jangan keras keras non, nanti kedengaran sama mereka" Reva begitu di buat jantungan dengan sikap anak asuhnya yang akan menciptakan masalah baru untuk nya.

"Daddy pembohong , daddy bilang mau jadiin mom Reva jadi mom nya Rere... hi..hi..hi .."

Rere mulai menangis dan memeluk erat pinggang Reva.

"Udah non, jangan nangis. Nanti mereka dengar, dan tante kena marah lagi sama mereka" ucap Reva berusaha menenangkan Rere.

Gadis cilik itu melepaskan pelukannya, dan Reva segera melipat lutut agar bisa lebih nyaman bercakap dengan Rere.

Reva menyeka air mata yang membasahi pipi Rere, sambil terus berusaha menenangkannya.

"Kenapa sih mom diam aja kalau daddy sama oma marah marah? apa mereka memang orang jahat?" tanya Rere polos.

"Bukan sayang, bukan. Mereka orang baik, mereka sangat menyayangi non Rere. Itulah sebab mereka berusaha mencari seorang mom yang istimewa juga buat non. Dan tante diam aja kalau di marahi, karena tante di sini bekerja. Jadi tante harus menjaga sikap dan ucapan, serta harus nurut sama mereka yang udah ngasih gaji ke tante" tukas Reva.

"Mom yang sabar ya, besok kalau Rere sudah besar dan bisa cari uang, biar Rere aja yang ngasih gaji ke mom Reva biar nggak di marah marahi terus sama mereka. Tapi mom Reva harus janji jangan pernah ninggalin Rere ya?'"

satu permintaan gadis kecil itu membuat dada Reva sesak.

"Tante akan selalu berusaha menemani kamu. Tapi kalau daddy atau oma Rere sendiri yang nyuruh tante pergi, Rere harus tetap kuat ya ? Harus rajin belajar biar jadi juara kelas dan harus banyak makan dan istirahat cukup agar tidak mudah sakit." Reva berkata apa adanya kepada Rere, karena mereka memang sudah mendengar percakapan antara nyonya Lusi dan Delon.

"Kita nggak boleh diam aja mom, kita harus punya trik untuk menang" ucap Rere.

"Trik? menang? menang apa sayang?" tanya Reva.

"Ya kita kan bertarung mom, daddy sama oma itu musuh kita. Kita harus kalahkan mereka biar nggak bisa misahin kita" ucapan Rere membuat Reva langsung memeluknya.

" Makasih sayang, kamu begitu menyayangi tante. Maafin tante ya sering bikin kamu di marahi sama daddy dan oma" kata Reva sambil mengelus puncak kepala Rere.

" Rere yang salah mom, Rere yang buat mom sering di marahi daddy dan oma" keduanya saling menyalahkan diri sendiri.

"Rere sayang, kalau Rere masih ingin tante tetap di sini, ada beberapa hal yang harus Rere lakukan " kalimat Reva terhenti, namun segera Rere menyela.

"Melakukan apa mom?" tanya Rere penasaran.

"Jangan panggil mom dan kita jangan terlihat dekat saat sedang ada daddy dan oma, oke ! Kamu mengerti?" tutur Reva sambil melingkarkan jari telunjuk dan jempolnya.

"Oke mom, eh tante!" mereka berdua akhirnya bekerja sama untuk saling melindungi.

Sementara di kubu kamar sebelah ada nyonya Lusi dan Delon yang sedang merencanakan sesuatu.

Pertarungan dingin di antara mereka telah di mulai, kini kedua kubu telah merencanakan sesuatu.Dan sejak saat itu Reva dan Rere saling menjaga jarak.

Reva kembali ke dapur untuk membantu bi Siti, sementara Rere sedang asyik nonton animasi kartun di televisi.

"Eh ada cucu kesayangan oma sendirian?" sapa nyonya Lusi.

Rere memilih diam dalam pelukan omanya, namun tidak juga memasang wajah cemberut. Lebih tepatnya dia berusaha bersikap cuek dan sempat membuat Delon mengangkat kedua pundaknya tanda tidak mengerti dengan sikap putrinya.

"Sayang, daddy mau ngomong sesuatu sama Rere" Delon ikut duduk di sofa lalu memangku putrinya.

"Ngomong apa dad?" tanya Rere.

"Bulan depan kan kamu libur kenaikan kelas, jadi daddy mau ngajak kamu berlibur ke vila om Devan di kawasan puncak. Di sana nanti ada dua adik kembar kamu loh, anaknya om Devan. Kamu mau nggak?" tanya Delon.

"Rere bingung dad" jawab gadis kecil itu.

"Bingung? bingung kenapa sayang?" tanya Delon kemudian.

"Pokoknya nanti aja deh Rere kasih jawabannya" Rere berusaha menunda jawaban itu karena ingin menanyakan hal itu pada Reva terlebih dahulu.

Delon sempat bingung dengan penolakan yang di lakukan putrinya, karena biasanya dia paling senang jika di ajak berlibur ke vila.

"Ya udah, sekarang Rere istirahat lagi di kamar ya biar cepat sembuh" ujar Delon.

Setelah Rere kembali ke kamar, Delon dan nyonya Lusi kembali membahas perubahan sikap Rere.

"Rere kok sedikit aneh menurut mama" kata nyonya Lusi.

"Iya ma, Delon rasa juga gitu" sahut putranya.

"Apa mungkin karena pembantu itu nggak di ajak?" kembali nyonya Lusi menyampaikan pendapatnya.

"Entahlah, tapi Rere tidak menanyakan hal itu? Karena biasanya anak itu selalu mengatakan apa yang dia inginkan tanpa berpikir pikir dulu layaknya orang dewasa" jawab Delon yang sempat di buat bingung dengan sikap putrinya.

"Benar juga? lalu kenapa Rere berubah sikap? apa karena tadi pagi mama terlalu keras saat memarahinya?" nyonya Lusi merasa bersalah dengan perubahan sikap cucunya.

"Jangan berpikir macam macam dulu ma, nanti biar Delon tanyain langsung ke anaknya"

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Sipp..good job Reva..kmu jg harus tegas..jgn mau dihina sm nenek tua itu 🤭😊😊

2022-12-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!