Tak sederajat

Karena merasa sangat lelah , Delon pun akhirnya tertidur pulas pada satu kasur dan satu selimut dengan Reva dan putrinya.

Di tengah malam ketika semua terlelap, tangan Delon tak sengaja mendarat di dada Reva. Dalam posisi yang tidak sadar dia bahkan sempat dua kali merem*asnya. Beruntung Delon segera terbangun sebelum dia di cap sebagai majikan mes*um.

Mata nya langsung terbuka lebar ketika menyadari benda apa yang dia mainkan, dan segera dia tepikan tangannya dari benda itu.

Delon merutuki kebodohannya. Malam itu dia tidak bisa kembali menutup mata karena gelisah memikirkan kemauan putrinya.

Namun tiba tiba dia memperhatikan Rere dan Reva yang sedang tidur. Ada suasana berbeda yang belum pernah dia rasakan dan belum pernah dia berikan kepada Rere, yakni tidur bersama dengan formasi lengkap antara anak ,ibu dan ayah.

Dan malam ini tanpa di duga Delon telah menciptakan suasana itu.

Sempat dia pandani wajah Reva kala tidur. Semakin cantik dan sempat menggoda netra Delon, karena pada dasarnya Reva memiliki paras wajah ayu alami dengan kulit putih.

"Dia tidak bersalah, aku sendiri yang memilihnya. Tapi aku justru melimpahkan masalah ini pada dia" ucapnya dalam hati sambil memandangi Reva sedang tidur sambil tersenyum simpul. Namun mendadak senyum itu pudar.

"Ah tidak, jelas dia yang salah karena dia selalu merayu Rere!" bisikan lain tiba tiba singgah di telinganya.

"Luna, maafkan aku!" Delon teringat pada mendiang istri.

Salah satu alasan Delon belum kembali menikah adalah dirinya belum bisa move on.

Jangankan beristri, wanita yang mau dekat dengan Delon harus berpikir tiga kali untuk menghadapi sifat Delon yang dingin dan keras kepala.

Di ambang lamunannya, tak terasa duda kaya itu kembali memejamkan mata dan kembali membuka mata setelah pagi hari.

Cup - cup -

Dua kecupan di berikan Rere kepada kedua pipi yang mengapit tubuhnya.

"Pagi dad, pagi mom" sapanya.

Reva segera duduk dan hendak turun, sementara Delon masih menggeliat dan enggan membuka mata karena kantuk.

"Mau kemana mom?" tanya Rere.

"Saya harus ke belakang bantuin bi Siti non, ini sudah kesiangan " jawab Reva.

"Jangan panggil aku non mom, and mom nggak perlu bantu bi Siti. Mom di sini aja temenin Rere" rengek bocah kecil itu.

"Tapi non" Reva masih kekeuh pada tujuannya untuk ke dapur. Dia tidak mau membuat masalah dengan majikan dinginnya.

"Non lagi, non lagi" sahut Rere dengan raut wajah masam.

"Kembalilah ke posisimu, pagi ini kamu nggak perlu bantuin bi Siti!" satu perintah dari majikannya yang membuat Reva bertanya tanya. Karena pagi itu Delon tidak mau berdebat dengan sang putri.

Reva tidak berani membuka suara dan memilih diam menjalankan perintah.

Ketiganya kembali membuat formasi keluarga yang harmonis dan Rere pun sangat menyukainya. Pagi itu gadis kecil tersebut tidak masuk sekolah karena badannya semalam demam. Begitupun Delon, hari itu dia juga mengambil cuti untuk menemani Rere.

Tok...tok...tok...

Pintu di ketuk.

" Tuan , tuan, ada nyonya besar datang " terdengar suara bi Siti dari balik pintu.

"Yeee, oma datang. Aku mau kenalin mom baru Rere sama oma"

Seketika ucapan Rere mengejutkan Delon hingga dia beranjak dari rebahannya.

"Mama, No. Ini gawat !" kata Delon sambil mengacak rambutnya.

"Ada apa dad?" tanya Rere polos.

Pria itu mengusap wajah kasar lalu berkata,

"Sayang, jangan kasih tahu dulu tentang mommy baru kamu ke oma ya..." Delon berusaha memberi penjelasan pada putrinya dengan lembut.

"Kenapa dad? " tanya Rere sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Emm, nanti Daddy jelasin ya kalau oma sudah pulang. Pokoknya jangan bilang dulu sama oma , oke!" ucap Delon sekali lagi.

"Delon, Rere.. oma datang. Kenapa kalian tidak keluar? dan kenapa pintunya di kunci?" teriak omah Rere yang bernama Lusi dari luar kamar Rere sambil berusaha memutar mutar gagang pintu.

"Please Rere, nanti oma bisa kena serangan jantung kalau kaget denger berita dari kamu" Delon berusaha membujuk putrinya.

"Iya sayang, Rere harus nurut ya sama Daddy" Reva ikut menimpali.

Mendengar kalimat dari Reva, Rere mengangguk dan membuat Delon selalu bertanya tanya kenapa putrinya begitu menurut kepada Reva.

Tapi dia tidak memperdulikan pertanyaan pertanyaan yang muncul di pikirannya, karena yang terpenting adalah menemui ibunya, wanita enam puluh tahun yang sangat cerewet.

Ceklek, pintu terbuka.

"Pagi ma" sapa Delon sambil mencium kanan kiri pipi mamanya. Dan selanjutnya bergantian Rere yang menyapa lengkap dengan cipika cipikinya.

"Kenapa pintunya di kunci segala? dan kenapa keluarnya lama sekali? Kamu nggak masuk kerja Delon? dan kamu juga , apa cucu oma yang cantik ini nggak masuk sekolah?" tanya Lusi bertubi tubi.

Keduanya menggeleng serentak, lalu Delon berusaha memberi penjelasan.

"Delon nemenin Rere ma, semalam badannya demam"

"Apa? cucu omah demam? apa sudah di bawa ke Rumah Sakit? atau di panggilkan Dokter ?" pertanyaan Lusi kembali seperti kereta api.

"Iya oma, Rere semalam demam, jadi hari ini aku nggak masuk sekolah. Tapi oma tenang aja, udah ada yang ngobatin dan ngejaga Rere kok" jawab gadis kecil itu sambil melirik ke arah Reva.

Hati Delon sudah merasa tidak nyaman dengan apa yang akan di katakan oleh putrinya.

"Siapa? apa daddy kamu sudah menyewa seorang suster untuk merawat mu? atau memanggilkan Dokter untuk kamu?" cerocos nyonya besar yang sering berkunjung ke rumah Delon, karena di lebih memilih tinggal bersama putri bungsunya.

"Bukan oma, bukan suster dan Dokter. Tapi mom Reva, ups.. tante Reva" jawab Rere sambil menutup bibirnya dengan telapak tangan

"Reva? Reva pengasuh kamu itu? dia mana ada pengalaman menjaga orang sakit? dia tidak punya pendidikan di bidang itu. Dia itu hanya pengasuh biasa yang pendidikannya saja tidak tamat SMA !"

Degggh,

Hati Reva tiba tiba terkoyak mendengar kalimat mama Delon tersebut, namun sepertinya hal itu sudah biasa mendarat di telinganya.

"Tante Reva bisa oma ! Rere merasa punya mommy jika bersama tante Reva" jawab Rere sambil berlari ke arah tempat tidurnya. Dia selalu marah jika nyonya Lusi menjelekkan Reva.

Wanita berusia senja itu berusaha membujuk Rere dan ikut masuk ke kamar cucunya, namun dia sangat terkejut ketika melihat Reva juga ada di sana dengan menggunakan pakaian biasa.

"Kamu? ngapain kamu di sini dan pakai baju seperti itu? dan mana seragam mu? dan tunggu tunggu, jangan bilang kamu juga ikut tidur di sini semalam bersama Delon dan Rere?" tanya nyonya Lusi dengan wajah menyeramkan.

Reva hanya menunduk tak bisa menjawab,

"Delon, bisa kamu jelaskan semua ini. Mama tidak mau mendengar kabar tidak baik. Kamu bisa memilih seribu wanita di luar sana , jangan sampai kamu jatuhkan harkat dan martabatmu dengan memilih wanita pengasuh putrimu yang tidak sederajat dengan kamu seperti dia ! " teriak Lusi sambil menunjuk ke arah Reva.

"Delon bisa jelasin mam, ini tidak seperti yang mama pikirkan. Tenangkan diri dulu, ayo kita bicarakan hal ini di ruang tengah"

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

gawat mama Delon tidak setuju pada reva

2023-03-05

1

LISA

LISA

Wah Mamanya Delon antipati bgt sm Reva..

2022-12-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!