Delon mengajak mamanya keluar dari kamar Rere untuk berbicara empat mata.
Sementara Reva kembali ke belakang untuk memakai lagi seragamnya.
"Cepat jelaskan pada mama, apa maksud semua ini ? " tutur nyonya Lusi yang sangat tidak sabaran.
Delon menghembuskan nafas kasar, lalu bersuara.
"Oke mam Delon jelasin, tapi Delon mohon dengar dulu sampai tuntas agar mama tidak salah paham" pinta Delon.
"Baik, mama akan dengarkan!" sahut mamanya.
Delon kemudian mulai menceritakan permasalahan yang sering dia debatkan dengan putrinya.
Hingga akhirnya perdebatan itu memuncak beberapa hari lalu ketika Rere meminta Reva menjadi mommy nya untuk datang ke acara sekolah.
Nyonya Lusi masih berusaha menahan ucapannya, tapi hal itu tidak bisa beliau tahan lagi ketika Delon menceritakan kejadian tadi malam ketika mereka tidur bertiga.
"Apa? Mama tidak terima ini, dia pasti bukan wanita baik baik . Bagaimana bisa cucu oma bisa sedekat itu dengan orang lain yang tidak ada hubungan darah? pasti dia memakai guna guna! Kita harus usir dia , sebelum dia juga akan mendapatkan hatimu !" ungkapnya.
"Tapi kita tidak bisa mengambil keputusan sepihak ma, kita harus pikirkan Rere " sangkal Delon.
"Tapi ini juga demi kebaikan Rere, juga kebaikan kamu. Pokoknya sampai kapanpun mama tidak akan pernah merestui hubungan kalian , titik !" tegas nyonya Lusi.
"Iya ma, Delon juga tidak menyukai perempuan itu. Delon terpaksa dekat dengan dia karena menuruti kemauan Rere" ucap Delon berusaha menenangkan sang mama.
"Syukurlah kalau begitu, kamu harus benar benar selektif memilih pasangan. Setidaknya harus setara dengan mendiang istrimu Luna" sahut nyonya Lusi.
Di tengah tengah asyiknya percakapan mereka, terdengar bel pintu berbunyi.
Ting..tung.
Cukup satu kali ketukan bi Siti berjalan ke arah pintu lalu membukakannya.
Ceklek,
"Pagi bi, Tuannya ada?" tanya seseorang.
"Pagi non, ada di dalam sedang berbincang dengan nyonya besar" jawab bi Siti pada tamu yang datang.
"Oh ada tante Lusi, baiklah. Apa boleh saya masuk bi?" tanya tamu wanita tersebut.
"Mari non, silahkan" jawab bi Siti dengan ramah.
Sampainya di ruang tempat Delon dan mamanya berada, wanita itu menyapa sambil melempar senyum manis.
"Pagi bos Delon, pagi tante Lusi"
"Pagi, ada apa kamu ke sini? apa tidak bekerja?" sapa Delon ketus.
" Delon, yang sopan dong sama tamu. Jangan ketus gitu" tegur nyonya Lusi.
"Nggak apa apa tante, seorang bos memang harus tegas" sahut wanita yang bekerja sebagai sekretaris di perusahaan Delon.
Rupanya nyonya Lusi dan wanita yang bernama Sonia itu, sudah sering ketemu dan saling kenal.
"Nah, kalau mau mencari pasangan setidaknya profesinya seperti Sonia" bisik nyonya Lusi di telinga Delon.
"Apaan sih ma? aku juga nggak suka sama dia " sahut Delon.
"Eh sini nak ,kamu duduk di sini" nyonya Lusi mempersilahkan Sonia duduk di sebelah Delon.
Namun duda itu malah beranjak dari duduknya,
"Delon mau mandi dulu ma, permisi."
"Eh eh eh ada tamu kok di tinggal sih Delon? nggak sopan lho..." seru nyonya Lusi pada putranya.
"Mama aja yang nemuin, kan mama juga tuan rumah di sini " sahut Delon sambil berlalu.
Sebelum masuk ke kamarnya, Delon mampir ke dapur untuk mengambil minum.
Di sana dia ketemu dengan Reva,
"Aku harap kamu tidak merayu Rere terus , atau aku tidak segan segan akan memecat mu !" ucap Roger tepat di telinga Reva.
"Tapi saya tidak merayu non Rere tuan, apa perlu saya mengundurkan diri hari ini juga?" sahut Rere tetap dengan menundukkan kepala.
"Jangan konyol ! Jika kamu yang mengundurkan diri, maka Rere akan terpukul. Dan aku tidak mau putriku mengemis padamu untuk tetap tinggal !" jawab Delon lalu meneguk air yang dia bawa.
"Lalu apa yang harus saya lakukan tuan?" tanya Reva dengan ragu.
"Jangan terlalu dekat, dan bicara secukupnya dengan Rere. Hingga akhirnya Rere tidak menyukaimu lalu meminta mu untuk pergi dari sini . Mengerti ? " kata Delon dengan tatapan mata yang begitu dingin dan kejam.
Reva tak berani mendongakkan kepala menerima tatapan itu. Dia merasa serba salah, sebagai pengasuh dia harusnya bisa memberi kenyamanan pada anak asuhnya, tapi kini dia harus bersikap dingin dan membuatnya membenci dirinya.
Di ruangan lain, nyonya Lusi sedang asyik berbincang dengan Sonia. Tiba tiba percakapan mereka terhenti ketika melihat Rere keluar kamar menuju dapur mencari Reva.
"Rere, sayang. Kamu mau kemana?" panggil sang oma.
Rere sejenak berhenti lalu menjawab,
"Mencari mom Reva!"
"Tunggu sayang, kita main bareng bareng aja sama oma dan tante Sonia ya. Kamu udah kenal belum sama tante ini, sini deh oma kenalin" nyonya Lusi menggandeng cucunya yang nampak malas melangkah mendekati Sonia.
"Nggak mau oma, Rere maunya sama mom Reva. Bukan tante tante genit yang suka gangguin daddy " jawab Rere yang seketika membuat wajah Sonia masam.
Nyonya Lusi yang menyadari ucapan cucunya kurang nyaman di telinga Sonia, beliau segera menciptakan kenyamanan kembali.
"Sayang, tante Sonia bukan gangguin daddy. Tapi cara bertemu nya orang udah dewasa memang gitu. Suka deket deket dan godain"
"Oh jadi gitu ya om kalau gitu aku maunya lihat daddy deket dan godain mom Reva aja dari pada tante ini. Rere nggak suka sama tante ini, sukanya sama mom Reva, baik banget orangnya" jawaban Rere seketika membuat nyonya Lusi semakin geram dengan Reva.
Sementara Sonia, dalam hatinya bertanya tanya siapa sebenarnya mom Reva yang barusan di panggil Rere?
"Jangan di ambil hati ya nak, Reva itu bukan siapa siapa. Dia hanya pengasuh Rere, mungkin hubungan mereka terlalu dekat sehingga Rere memanggilnya mom" seolah paham dengan isi pikiran Sonia, nyonya Lusi segera memberi penjelasan agar tidak terjadi salah paham.
"Iya tante, nggak apa apa kok. Saya mengerti" jawab Sonia yang langsung di sela oleh ucapan Rere.
"Mom Rere itu besok bakal jadi mom nya aku oma. Kalau nggak percaya tanya aja sama daddy. Kemaren waktu di sekolah , daddy juga bilang kalau mau ngundang mommy daddy nya teman teman Rere ke acara pernikahan mom and dad"
Deggggh,
Kalimat itu seperti menyambar jantung nyonya Lusi di siang bolong.
"Oh ya? Benarkah daddy kamu yang bicara seperti itu? Biar nanti oma tanya langsung ke daddy kamu, karena oma nggak di kasih tahu apa apa."
"Benar oma, daddy bilang gitu" ucap Rere yakin.
Merasa suasana di rumah Delon sedang tidak baik baik saja, Sonia memilih untuk berpamitan.
"Tante, Sonia pamit pulang dulu ya. Kapan kapan aku main lagi ke sini"
"Lho, kenapa buru buru nak?" tanya nyonya Lusi basa basi.
"Iya tan, karena aku harus balik ke tempat kerja" sahut Sonia agar bisa keluar dari rumah itu.
Setelah Sonia pulang, nyonya Lusi segera menemui putranya untuk menanyakan tentang ucapan Rere.
"Delon, mama mau bertanya. Apa benar kamu akan membuat pesta pernikahan dan mengundang orang tua teman teman nya Rere? dan benarkah kamu akan menikahi perempuan gembel itu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nurmalina Gn
ciiiie ada angin segar nih mau di jodohin sama bos delon
2024-02-03
0