"Iya, iya nanti saya kabari lagi" jawab Delon asal.
"Ccckkk, ngapain aku tadi jawab seperti itu?" duda itu mengutuk ucapannya sendiri.
Dengan wajah kesal dia kembali masuk mobil meninggalkan tempat itu.
Sore hari.
Delon pulang dari kerja dan mendapati Reva sedang menemani Rere mengerjakan PR .
Namun satu pemandangan berbeda nampak di mata Delon.
"Reva, mengapa kamu tidak mengenakan seragam?" selama ini Delon memang menyiapkan satu stel seragam ala suster untuk Reva.
"Eee, itu Tuan" Reva nampak bingung untuk menjawab.
"Aku yang minta daddy" Rere menyahuti.
"Kenapa baby? tante Reva kan udah daddy kasih seragam?" tanya Delon kepada putrinya.
"Mom Reva, bukan tante dad," tukas Rere.
Delon mengusap wajah kasar mendengar jawaban sang putri cilik nya.
"Rere, tante Reva kan udah selesai jadi mom nya Rere?" Delon berusaha menjelaskan dengan lembut.
"Belum dad, aku mau dia jadi mom ku setiap hari" Rere masih membantah.
"Rere, sudah cukup. Permintaan kamu itu terlalu berlebihan. Kamu tahu tidak ? menjadi sepasang mom dan dad itu ada aturannya. Nggak boleh semaunya sendiri" tutur Delon dengan tetap menjaga kesabaran agar tidak menyinggung hati putrinya.
"Aku tahu gimana caranya, daddy harus nikahi mommy kan?" jawab Rere asal bicara.
"Rere !" kali ini nada suara Delon sedikit meninggi.
"Kamu, pergilah ke belakang. Aku butuh waktu berdua dengan putriku" perintah Delon kepada Reva.
"Baik Tuan" jawab Reva sambil berlalu.
"Mom Reva di sini aja, Rere takut daddy akan marah " Rere merengek menahan Reva .
Namun melihat wajah Delon yang menyeramkan, Reva lebih memilih mengabaikan nona ciliknya dan menuruti tuan besarnya.
Delon berusaha mendekati putrinya, namun Rere malah berlari ke kamar dan menguncinya dari dalam.
"Rere, buka pintunya sayang. Daddy mau bicara" rayu Delon dari balik pintu.
"Enggak, daddy jahat. Rere nggak mau keluar kalau tidak ada mom Reva!" teriak Rere dari dalam kamar.
Delon memijat kedua keningnya dengan dua jari menghadapi kelakuan putrinya.
"Oke, oke. Nanti daddy bawa tante Rev, eh mom Reva kesini. Tapi Rere temuin daddy dulu ya" Delon masih berusaha membujuk.
"Nggak mau, daddy pasti bohong. Bawa mom Reva dulu, baru Rere keluar!" suara Rere terdengar keras dari balik pintu.
Khawatir terjadi apa apa pada putrinya yang mengunci pintu di dalam kamar, Delon memilih untuk mengalah.
"Ccckk, aku terjebak pilihan ku sendiri"
lagi lagi Delon merutuki pilihannya.
Pria itu mencari keberadaan Reva di dapur, namun tidak ada. Dia bertanya kepada bi Siti ,asisten rumah tangganya yang bertugas untuk memasak.
"Reva ada di kamarnya Tuan" jawab wanita paruh baya itu.
Dengan langkah lebar Delon berjalan menuju kamar Reva. Merasa sebagai pemilik rumah serta di lapisi rasa kesal, tanpa banyak berpikir dia segera memutar gagang pintu kamar Reva.
Dan CEKLEK,
Glek,
"Tuan" Reva sangat terkejut dengan kehadiran Delon yang tiba tiba.
Delon juga tak kalah terkejut ketika daun pintu terbuka ,netranya di suguhi paha putih mulus serta lengan dan dada terbuka di lengkapi dengan gundukan yang menyembul di tengahnya.
Delon memalingkan wajah sambil berkata,
"Pakai bajumu, aku tunggu di luar!"
Ceklek, pintu kembali di tutup dengan kasar.
Nafas Delon sempat naik turun, jantungnya berdesir dan tubuhnya memanas sesaat. Sebagai lelaki normal yang berstatus single parent, tidak bisa dia pungkiri bahwa pemandangan yang baru saja dia lihat sangatlah memanjakan mata.
"Bodoh, bodoh, ckkk...sial!" sebagai seorang majikan yang arogan, dia tidak mau mengakui kekagumannya kepada wanita pengasuh putrinya.
Reva segera membuka lemari dan meraih baju asal, karena saat Delon masuk, Reva hanya mengenakan handuk mini usai mandi.
Di rasa tubuhnya sudah berpakaian sempurna, Reva segera keluar menemui sang majikan.
"Ada apa Tuan?" tanya Reva gemetar karena orang yang di hadapannya pasti akan marah marah.
"Kamu harus tanggung jawab!" ujar Delon dengan wajah serius.
"Tanggung jawab? tanggung jawab apa Tuan?" tanya Reva polos.
"Kamu harus bisa menghentikan kemauan Rere untuk menjadikanmu ibunya!" tegas Delon.
"Duh , kenapa aku yang harus tanggung jawab? salah sendiri milih aku?" gumam Reva dalam hati sambil menunduk.
"Kenapa diam? ayo, buruan. Aku tidak mau terjadi apa apa pada Rere, sekarang dia mengunci diri di kamarnya" ujar Delon dengan nada yang serius dan wajah yang garang.
"Astaga, Rere. Baik Tuan , mari segera ke sana" jawab Reva yang sedikit mendongakkan kepala.
"Rere, Rere. Ayo buka pintunya sayang" panggil Delon sambil mengetuk pintu kamar putrinya.
"Enggak ! Kalau nggak ada mom Reva , Rere nggak mau buka!" sahut Rere dari dalam.
Delon memberi kode kepada Reva untuk bersuara.
"Rere, ayo cepat keluar sayang," suara Reva seketika membuat Rere membuka pintunya.
Ceklek, ketika daun pintu terbuka Rere menarik tangan Reva dan Delon untuk di ajak masuk kamar.
"Rere, apa apaan ini?" Delon terkejut dengan tindakan putrinya.
Reva pun sama, tapi dia hanya menurut dan tidak berani bersuara di antara perdebatan ayah dan anak.
"Rere pengen tidur di temenin mom and dad !" ucap Rere.
Delon membelalakkan mata dengan dahi mengerut,
"Rere, cukup. Jangan minta yang aneh aneh!" ujar Delon dengan raut muka yang tidak manis.
Rere diam dan menunduk, dia yang biasanya teriak teriak jika memberontak, kini justru memelas dengan raut wajah yang menyedihkan.
"Rere, sayang. Astaga , Rere" Delon semakin terkejut ketika hendak memeluk Rere namun dia dapati badan putrinya panas.
"Reva , kamu ambil plaster kompres di kotak obat. Rere sedang demam!" perintah Delon.
Segera Reva menuruti perintah itu dan memberikan plaster kompres kepada majikannya.
Delon sudah membopong tubuh mungil Rere ke kasur.
"Jangan bikin daddy sedih Rere, kamu kenapa bisa demam seperti ini?" ucap Delon sambil mengecup kening putrinya.
"Mom, mom" gumam Rere dengan mata sedikit terpejam.
Delon menghembuskan nafas kasar, kali ini sepertinya dia kembali tak berkutik menghadapi kemauan sang anak.
"Tidurlah nak, istirahat biar cepat sembuh" ujar Delon.
"Aku mau tidur di temenin dad and mom!" jawab Rere lirih.
Delon kembali menghela nafas panjang dan mengacak rambutnya kasar dengan raut muka yang sangat frustasi.
"Oke ,oke. Daddy temenin Rere tidur sama tante Re, eh maksudnya mom Reva" jawab Delon dengan sangat terpaksa.
"Nemenin nya di kasur sini dad, Rere tidur d tengah" Rere masih meminta permintaan yang membuat Delon sakit kepala.
"Kamu, naiklah ke kasur. Kita tidur bertiga!" titah Delon pada Reva dengan berat hati.
"Ba - baik Tuan!" dengan penuh tekanan Reva menjalankan perintah majikan.
Mereka bertiga telah membentuk formasi bak keluarga harmonis di atas kasur. Tak lupa juga Rere menarik tangan Delon dan Rere untuk saling berpelukan.
Mau menolak pun percuma , yang ada mereka hanya menuruti kemauan putri cilik itu.
Pandangan Delon mulai tak nyaman ketika di hadapkan pada dada Reva yang terpampang di depan mata dengan jarak yang sangat dekat.
Gundukan yang menyembul itu kembali terlihat karena tadi Reva hanya mengambil pakaian asal ketika Delon menunggunya.
"Ac nya terlalu dingin, tutup dadamu. Nanti masuk angin" ucap Delon datar pada Reva sambil membuang muka.
"Kita selimutan bareng ya dad?"
Glek,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Rere ada saja permintaan nya Rere merindu kan ibu nya
2023-03-05
0
Authophille09
perbanyak promosi kak, bagus kok karya kk🤗 semangat ya💪
2022-12-23
2