bab 3

Malam harinya langit dan Doni sampai di sebuah cafe yang rada sedikit tertutup dan di dalamnya ramai dengan para aktivis keadilan yang sedang konspirasi . Begitu langit masuk ia melihat seorang gadis yang jelas juga seumur an dengan dirinya tengah berpidato mengenai keadilan , ya itu adalah ilen . Ilen berpidato begitu semangat untuk melarang tegak keadilan .

Doni pun langsung membawa langit duduk dan mengenalkan langit dengan temannya yang merupakan detektif akan nama-nama samaran para aktivis keadilan ,

" Emm sepertinya gua gak pernah mendengar atau mengetahui ini . " Ujarnya sambil memperhatikan tulisan nama di secarik kertas itu

" Eay tolonglah lu bantu teman gua ini , gua yakin betul dengan kemampuan lu. " Ucap Doni menyanjung teman seperjuangan nya itu

" Baiklah , akan gua cari tahu . "

" Oh terimakasih .. " seru langit menenggak minum nya .

" Hei Don ! Nanti malam jadi kan kita nyelinap cetak selembaran " ucap ilen gabung duduk sambil menunjukkan kunci pabrik teman ayahnya yang berhasil ia curi ,

" Duh sorry Len , gua gak bisa ikut nanti malam . teman gua ini baru saja datang dari Jakarta . " Seru Doni yang langsung membuat ilen melihat langit

" Apa kau bisa di jamin masuk kesini ? . Berikan identitas mu sebagai jaminan jika kau tidak akan memberitahukan tempat ini dan membocorkan pidato tadi ! " Ucap ilen tajam masih melihat langit ,

" Gua kesini untuk minum ! Dan tak tertarik dengan hal seperti ini . Ayo " Ujar langit yang malas dan pergi , yang tentunya di susul Doni yang pamitan dengan teman-teman nya itu .

" Hei ! Tunggu sebentar .. , Len gua harus pergi . Sampai ketemu nanti di titik temu" seru Doni menyusul langit ,

" Ck ! Siapa bedebah itu . " Gumam ilen tak suka .

Mereka berdua pun berjalan kaki menelusuri malam di Semarang , tanpa sepengetahuan mereka ada seorang pria rapih dengan stelan jas formal nya hendak pergi dengan mobil tapi ia mendadak diam tak bisa melepaskan matanya dari pengelihatan yang ia lihat saat ini .

Langit pun sampai di rumah doni , ia memutuskan untuk bermalam di sana .

" Nih gitar lu . yang lu titipin , berkali-kali orang tua gua minta membuangnya saat berkunjung ke sini . Kalau bukan karena ini gitar peninggalan ibu loh , ogah gua nyimpen ! " Ucap Doni memberikan nya

" Thank you . Kira-kira kalau gua jual dapat berapa ya ? " Seru langit sambil membenarkan note nya

Doni menyeringitkan dahinya , " apa lu berjudi hah ! Sampai lu ingin menjual barang peninggalan ibu loh " ucap Doni menarik nafas ,

" Pasti ada yang gak beres . Kan ? , Ini aneh ! Gak biasa nya lu tiba-tiba ngomongin uang gini . Dan biasanya lu selalu benci pulang ke sini , lalu sekarang apa ini lu malah ada di Semarang " Ujar Doni

" Ah itu hanya karena ayah gua gak tahu gua di sini .. "

" Ya itulah yang paling aneh . Biasanya lu kesini karena ayah lu ajah yang menelpon meminta nya ! "

" Udah gua bilang kan , gua ada urusan di sini . " Ujar langit meletakkan gitar nya dan merebahkan tubuhnya

" apa hah Ngit ? "

" Soal rumah sakit . "

" Kalau soalnya rumah sakit di Jakarta banyak rumah sakit yang bagus . Kenapa harus di Semarang ? "

" ah , cepet matiin tuh lampu . " timpal Langit

" sttt Ini pasti bukan hanya soal itu kan , pasti soal perempuan . Iya kan ? . Hei apa lu punya pacar di Semarang ? "

" Katakanlah begitu , terserah lu . " Seru langit memejamkan matanya ogah pusing membalas pertanyaan Doni .

***

Sementara daya terduduk diam di kamar indekos nya dengan lampu pijar yang Remang-remang memerangi kamarnya dan malam yang semakin larut , daya menghitung jumlah uang di kartu rekening nya yang lagi-lagi masih tak cukup untuk kepergiannya ke Jerman mengambil beasiswa nya . Semetara itu tadi juga pemilik indekos bicara dengan daya kalau ia tak harus melajutkan private les putri nya lagi besok , yang kala itu sebagai imbalannya daya dapat gratis tak membayar uang indekos itu tapi mulai bulan besok daya harus membayar biaya indekos dengan uang saja . Sepintas daya melihat kartu nama milik kakaknya ilen , ada sepintas pikiran ingin meminta bantuan tapi ia urungkan dan meletakkan kembali kartu nama tersebut dan memilih untuk pergi tidur .

Masih dini hari karena saat ini pukul 4 pagi , seorang pria masih dengan berpakaian jas formal membangunkan langit . " Langit devandra.. langit .. " panggil pria itu menepuk-nepuk pipi langit

" Ahh , diam lah Don . " Gumam nya menepis masih begitu nyeyak

Tak lama pria itu hilang kesabaran dan menginjak kencang dada langit dengan kakinya tentu nya membuat langit terperanjat bangun membuka matanya ,

" Oh ayah . " seru pelan langit . Yang langsung di seret pergi begitu saja dengan pria itu yang adalah devandra ayahnya ,

Begitu sampai di kediaman nya , langit langsung di suruh tulis apa saja yang ia lakukan sesampainya di Semarang . Sementara ayahnya pergi ke ruang kerjanya .

Mau tak mau dengan telaten langit menulis apa yang ia lakukan kemarin , tanpa menulis apa semua yang ia lakukan kemarin dan kedatangan ke Semarang untuk apa .

Kemudian keluarlah seorang wanita dari kamar sambil menguap yang masih mengunakan piyama , ketika ia melihat langit yang tengah duduk di ruang tamu . ia langsung berteriak karena terkejut dan merapihkan piyama ya .

" Langit ? " Serunya bingung

" a- ah apa kabar Bu ? " Ucap langit menutup kecanggungan nya pada ibu tirinya itu .

Tak lama turunlah seorang laki-laki sudah berpakaian rapih yang mendengar teriakkan ibunya tadi , " apa ini ! Sedang apa kau di sini hah !! Mengganggu ketenangan keluarga ini saja ! " Seru pria itu melihat sinis tak suka dengan kehadiran Langit ,

" Bumi devandra , jangan bicara begitu dengan adik mu . " Ujar sang ibu tiri .

Ya dia adalah bumi devandra anak tertua devandra dan tentunya anak Syah devandra tidak seperti langit devandra yang di lahirkan di luar nikah tanpa status , bumi devandra sangat membenci langit karena nya ibunya harus tersiksa mendengar gosip tentang ayahnya yang memiliki simpanan dan berbagi suami dengan ibunya langit yang saat ini bahkan sudah meninggal dunia .

" oh hai kak .. " sapa langit datar sambil mengangkat tangannya . Yang tentunya di acuhkan oleh bumi ,

" Kalau sudah beres kemari lah ! " Ucap devandra di dalam ruang kerjanya .

Tanpa banyak tingkah langit mendatangi ayahnya yang sedang menyemprot Tamanan kesayangan ayahnya itu dan bahkan mengelap satu persatu setiap ruas daun tanaman itu , sungguh merepotkan .

Dengan sedikit membulatkan malas matanya langit meletakkan keras yang ia isi dengan kegiatan nya itu ,

" Jadi kenapa kau tidak jadi pemagang ? . " Ucap ayahnya

" Jangan bilang , ayah mengikuti ku ? " Seru langit

" Jangan bercanda . Ayah tanya kenapa kau tidak bekerja jadi pemagang di RS ! "

" Aku tidak lulus . Kelulusan ku masih di tangguhkan , emm ku pikir itu lebih baik dari pada di keluarkan " seru langit tersenyum , bukan karena langit tak pintar tapi ia memang sengaja menunda kelulusan tanpa memberitahu ayahnya karena ada sesuatu yang ingin ia lakukan tapi kalau ia lulus saat-saat ini ia tak dapat melakukan menginginkannya itu .

Hal itu berhasil membuat devandra menoleh menatap dingin langit hingga akhirnya ia kembali fokus mengoles daun-daun tanamannya itu , " ayah menunggu 6 th untuk melihat bunga ini mekar . Ayah menyalahkan pemanas di musim dingin hanya demi bunga di ruang ini , aku membesarkan nya dengan sangat hati-hati tapi serangga mulai tinggal di dalamnya . Ayah khawatir pastisida akan membahayakan bunga , jadi ayah bahwa mengoleskannya dengan air . Tapi serangga itu bahkan sudah bertelur di dalamnya , seberharga apapun itu jika akarnya sudah di makan , ini hanya akan menjadi sarang parasit ! " Ucap devandra mencabut kasar tanaman itu .

Membuat langit menatap nya , karena ia tahu maksud dari ayahnya . yang berbicara begitu , tepatnya pembicaraan itu tertuju untuk langit .

" Jadi , udah berapa banyak yang kau makan langit ? " Ucap devandra kembali ,

Kali ini langit berlutut , " ayah , aku .. aku membutuhkan uang " seru langit akhirnya

" Apa ? "

" Aku butuh uang untuk mengatasi situasi yang ku ciptakan . Jika ayah membantunya tanpa bertanya , aku akan melakukan apapun yang ayah minta tanpa bertanya juga . " Ucap langit memberi penawaran

Tentunya devandra melihat langit dan merasa dapat mencari keuntungan dengan penawaran anaknya itu .

***

-

-

-

jangan lupa like vote dan komenya ☺️🌻

# Happy reading 🍃

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!