bab 2

Siang harinya Dayana berjalan keluar menelusuri lorong RS karena sudah selesai sif kerjanya sambil menenteng sepatu perawat nya , " entah apa ini masih bisa bertahan setahun lagi .. " gumam nya memperhatikan kondisi sepatunya .

" Hei nona , apa kau sudah akan pulang ? . apa yang sedang kau pikirkan hah " seru seorang wanita berpenampilan feminim dengan rambut di gerai memang sengaja tengah menunggu Dayana ,

Ia adalah ilenia alifpurwanto , sahabat Dayana yang memiliki pembawaan santai dan sifat terbuka . dan ia adalah ketua klub Pergerakan keadilan dalam menyuarakan keadilan rakyat terutama untuk mahasiswa / mahasiswi . Ia sangat sering memimpin demo unjuk rasa dan sangat merasa bertanggung jawab akan keadilan sosial karena berasal dari keluarga kaya .

Hal itu membuat dayana menoleh nya ,

" astaga ! Apa masih ada saja kalimat seperti itu "

" Tentu saja , kalimat seperti ini tidak akan pernah basi " ujar nya tersenyum merangkul Dayana

" Apa kau sibuk di kejar lagi ? Ck bagaimana kau bisa punya begitu banyak energi ? " Seru Dayana yang tahu jika sahabat nya itu abis melakukan aksi kejar-kejaran lagi karena unjuk rasa yang dia pelopori .

" Ayo , tidak ada waktu untuk mengobrol"

" Ah apa maksud mu ? Aku baru pulang kerja tahu . "

" udah ah kita tidak punya waktu untuk ini .. " gandeng ilen menarik pergi Dayana ke rumahnya ,

" Ihhh hei , aku bahkan mimisan ! ... " Gerutu Dayana .

tapi ilen tak terlalu perduli dengan gerutuan sahabatnya itu ,

Setibanya mereka di luar gerbang rumah ilen , mereka terlihat begitu bingung dan takut . Karena ilen yang kabur menyelinap diem-diem keluar rumah untuk pergi melakukan tindak keadilan yang tentunya sangat di larang ayahnya .

" Day , ayo dong pencet bel nya " ucap ilen

" Ihh gimana nanti kalau ketahuan len ? "

" udah makanya pencet sekarang , nanti keburu ayah ku keluar "

" Len udah deh mending kamu bilang jujur ajah jangan seperti pencuri begini "

Dengan cepat ilen pun memencet bel itu dan bersembunyi , daya sontak membelalakkan matanya panik .

" Siapa di sana ? " Sahut pembantu rumah ilen ,

" Ah ini daya bi , ilen menyuruh daya ke sini tadi .. " ujar daya berbohong

" Nona ilen ? Tapi nona ilen belum keluar kamar tuh dari tadi loh mba daya . "

" Eh itu tadi ilen telpon daya bi .. " seru daya mencari alasan lagi agar tak di curigai dengan canggung ia menunjukkan senyumnya

Bibi yang masih memandang daya pun akhirnya membukakan gerbang dan masuk bersama daya , dengan di susul ilen yang mengendap-endap pelan lari ke bagian luar jendela kamar nya yang cukup tinggi , saat ia tengah memanjat untuk membuka jendelanya yang macet . Ayahnya sudah lebih dulu menggedor-gedor kamar ilen dengan daya di belakangnya ,

" Ilenia .. ilennnn .. " ujar ayahnya

" Di mana dia , ilennnn ... " Panggil sang ayah lagi masih terus memutar-mutar kenop pintu kamar ilen . Membuat daya harap-harap cemas karena tak kunjung ada sahutan dari ilen bahkan pintu kamar nya tak terbuka-buka ,

" Ilennn ... Jika tak kunjung di buka ayah akan membukanya paksa ! " Seru alifpurwanto ayahnya .

" Apa yang di lakukan anak itu , ia tak pingsan kan ? " Gumam sang ayah khawatir karena ilen yang berpura-pura sedang sakit dan tak ingin di ganggu sedari pagi . lalu akhirnya berhasil menghentakan kenop pintu nya ,

Daya benar-benar tegang dan takut sambil berdoa semoga ilen sudah berhasil berada di kamarnya , saat pintu kamar itu mulai di buka ayahnya ilen . Tiba-tiba saja ilen berdiri di depan pintu itu yang sudah memakai kaos oblong dan juga celana panjang dengan wajah dan rambut bercucuran keringat .

" Aouh pukul berapa ini ? Aku pasti tertidur nyenyak sekali.. " Seru ilen

" Ada apa dengan mu ? Kenapa kau basah kuyup dengan keringat begitu banyaknya ? "

" Emm ... " Gumam ilen bingung melihat daya yang sedang membantu nya memberikan alasan tanpa suara ,

" Itu , ah ya aku mengigil pasti tadi .. hehe " seru ilen

" Jika masih tak enak badan kita pergi ke dokter , "

" Tidak . Tidak usah , aku sudah baik-baik saja ayah . Lagian itu berkat daya di sini " ujar ilen tersenyum lalu menarik daya masuk kamarnya dan menutup nya .

" Uhfff .. " gumam daya menghela nafas lega .

" Wah kau benar-benar gila Len . Sampai kapan coba mau main kucing-kucingan kaya gini ! "

" ah masa bodo deh day . yang penting ini , arghhh dayaaa akhirnya ... " Teriak ilen begitu senang memberikan selembar kertas yang berisi pernyataan bersama untuk menuntut demo ketidakadilan yang di alami para mahasiswa .

Daya membaca nya dengan saksama ,

" Apa yang kau lakukan hari ini ? " Lirih daya lelah dengan ilen yang selalu saja bersikap bebas tanpa memikirkan dampaknya yang akan terjadi selanjutnya . Bahkan ilen sudah berkali-kali di tahan di kantor posisi karena ketahuan menjadi dalang akan partisipasi demokrasi yang tengah terjadi,

" Hari ini bahkan lebih penting , sore menjelang malam nanti aku akan berpidato membahas masalah ini dengan teman-teman yang lain dan malam harinya aku harus bersembunyi-sembunyi mencetakkan selembar . "

" Huyuhh .. kau membutuhkan izin untuk unjuk saja sekarang ini ? "

" Cih andai ada lisensi nya , aku pasti akan mendapatkan . ya tau tapi bagaimanapun aku . tetap saja putri ayah ku yang tak suka aku melakukan hal seperti ini " seru ilen sedikit sedih

" Karena ayah mu menjadi kapitalis bukan berarti kau munafik . " Ujar daya menghibur ilen

" Ahh dayaaa .. pokoknya emang cuma kamu ajah deh yang selalu mendukung kuu " gumam ilen memeluk daya .

Tak lama pintu kamar ilen pun terbuka dan mereka di kaget dengan keberadaan pria yang tak lain adalah kakak nya ilen Daniel alifpurwanto yang baru saja pulang dari study nya di Prancis . Tentu saja membuat ilen senang bukan main memeluk kakaknya itu , karena akhirnya bisa bertemu kembali dengan kakaknya .

" tunggu bukankah ini Dayana ? " Serunya

" Iyah ka Daniel .. " sahut daya tersenyum

" Hiyah kalian tumbuh begitu cepat , rasanya baru saja kemarin kalian masih menjadi seorang pelajar . " Ucap Daniel

Mereka pun duduk bersantai , " nah ini . Jangan memakai pakaian seperti pria begitu ! " Seru Daniel memberikan adik nya dress cantik

" Cih , untuk apa membelikan ku terus dress . Ruang ganti baju ku sudah penuh . " Ucap ilen

" Day , maaf ya kalau tahu kau di sini aku juga akan membawakan nya untuk mu .."

" Aihh tak mengapa kaaa " sahut daya

" Eh ya day , kau bisa memintanya . Minta ka Daniel untuk membelikan mu buku-buku rekomendasi untuk di sana kan . ka daniel daya akan segera study di luar negeri loh . "

" Uwah benarkah day ? Kau hebat meskipun juga tetap bekerja. " Seru Daniel begitu bangga

" Eayy aku juga masih belum di terima di universitas manapun dan lagi pula tabungan ku juga belum cukup " senyum daya

" Kalau saja kau tidak memberikan terus uang mu pada mereka . Mungkin kau sudah bisa pergi belasan kali day " ucap ilen , yang di pandang bingung Daniel

" ah maksudnya keluarga ku .. " tawa Canggu daya

" Ouh astaga daya . kau sendiri pun masih sangat terlalu muda , pasti sulit menjadi orang dewasa . " Gumam Daniel ,

Yang hanya di balas senyuman getir oleh daya . ya daya sendiri melarikan diri dari rumah karena rumah yang seharusnya biasanya menjadi tempat ternyaman untuk pulang tapi tidak untuk daya . Di mana rumah baginya hanya menghadirkan rasa pahit untuk nya , ia bahkan sampai merelakan masa mudanya karena orang tuanya yang meminta daya untuk berkorban bekerja untuk agar adiknya yang lebih berpendidikan . Daya selalu tak di perlakukan adil , ia di bilang menjadi beban keluarga . Sejak saat itu Dayana hidup tapi seperti tak hidup . Meskipun daya tak tinggal dengan orang tua nya tapi ia di minta tetap memberi kewajibannya sebagai seorang anak yaitu memberikan uang pada keluarganya terlepas dari bagaimana kondisinya dan seperti apa kehidupan saat ini .

Setelah berbincang akhirnya daya pun pamit pergi karena dua temannya meminta nya untuk datang , akhirnya daya di antar Daniel meskipun daya menolak tak enak tapi Daniel tetep mengantarkan . Mobil Daniel pun berhenti di dekat sebuah studio foto di mana studio foto itu milik salah satu teman nya daya , yang tentunya membuat dua temannya yang melihat daya turun dari mobil pria pun begitu antusias .

" Terimakasih ya ka , oh ya maaf sebelumnya . tapi boleh kan ya kalau lain waktu daya telpon ka Daniel untuk meminta bantuan tentang study di luar .. " seru daya ragu membicarakan ini

" A-ah ya tentu . Ini kartu nama pertama ku disini , kau bisa menghubungi di nomor itu . Baru hanya kau yang menerima nya dan jangan sungkan untuk menghubungi ku day " ucap Daniel

" terimakasih ka .. " seru daya tersenyum pergi ,

Setibanya daya masuk ke studio foto , daya langsung saja bablas duduk . " Ah ada apa kalian meminta ku datang ke sini , aku benar-benar lelah bekerja " ujar daya

" Asik deh , siapa tuh cowok . Teman kencan mu ya ! " Seru kedua teman nya Doni dan Fira begitu senang

" Apa maksud kalian , dia adalah ka Daniel kakaknya ilen "

" Ilen si nona muda mu itu ! " Ketus Fira

" Fir , udah deh masih ajah gak suka sama ilen . Dia kan sering andil bantu organisasi kita untuk membela keadilan demokrasi " seru Doni

" Tetep ajah aku gak terima atas apa yang ia lakukan pada daya dulu ! " proses Fira

" Duh , udah deh jadi kalian meminta ku kesini kenapa ? " Ucap daya memijat kakinya yang sedikit lelah ,

Fira pun menyenggol Doni sambil tersenyum senang .

" Ta-da ( jengjejeng.. ) " Doni mengeluarkan amplop berwarna putih dengan cap stempel resmi .

" Wah Don , apa kau telah di rekrut ? " Seru daya melihat dua temannya itu

" Astaga dia itu ! Lihat dan baca ini ! " Ujar Doni ,

Daya pun membuka nya dan sungguh membuat nya terkejut setengah membacanya , " ini seriusan ? " Tanya daya

" Ya iyalah setiap hari kita bulak-balik melihat email untuk hanya memastikan beasiswa mu ini ! " Ujar Doni tersenyum

" Selamatt dayy !! " Teriak Fira senang

" Aaaaaaaa ... " Teriak daya begitu senang menghampiri keduanya teman yang juga ikut senang bahkan mereka melompat-lompat kecil bertiga ,

" Kalau begitu aku harus segera pergi .. " seru daya masih dengan senyumnya di wajah , orang yang hampir jarang tersenyum itu .

" Astaga , kemana hah ! bukankah kita akan merayakan ini ! " Seru Fira

" Aku akan memberitahukan pak kepala mengenai ini , ia pasti senang .." orang yang membantu mengajukan beasiswa nya daya dan sudah seperti keluarga untuk daya meskipun tak ada ikatan darah . Tapi justru daya sedikit merasakan perhatian seorang orang tua yang tak pernah ia dapati dari keluarga nya ,

" terimakasih yaa " ujar daya pergi dengan masih tersenyum

Saat hendak pergi dia hampir bertabrakan dengan seorang pria yang baru saja tiba dengan tas ransel nya , mata mereka sempat saling bertemu dan berpandangan satu sama lain sampai akhirnya daya langsung berlalu pergi .

" Astaga . langit ! " Ujar Doni melihat pria itu

" Halo , apa kabar Don . " Ucap langit tersenyum , ternyata Doni adalah teman dekat langit di Semarang Sebelum langit menetap di Jakarta .

" Hiyaa sudah lama sekali . " Seru Doni

" Kedatangan gua kesini , gua ingin meminta bantuan lu . apa lu mengenal orang yang bernama ini ? Ia lahir di sini dan ia juga sama seperti lu pembela keadilan yang turut serta terjun kejalan " Ujar langit memberikan secarik kertas tentang nama asli Ica di Semarang .

" Gua tak pernah mendengarnya Ngit . Apa kau tahu fir ? " seru Doni memberikan kertas itu

" Emm .. " gumam Fira mengeleng tak tahu tapi ia masih mencoba mengingat-ingat .

" Apa dia kekasih lu Don ? "

" Aih dia adalah teman gua , kami berada di satu kubu yang sama yaitu membela keadilan " ucap Doni

" Uhff .. " gumam langit menghela nafas

" ikutlah nanti malam dengan gua , gua punya teman yang terkenal menjadi detektif akan hal-hal seperti ini . Barangkali ia tahu " seru Doni

" Oke , Kalau begitu gua pergi dulu ! " Ujar langit pergi .

***

-

-

-

jangan lupa like vote dan komennya ☺️🌻

* Happy reading 🍃

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!