Langit Devandra Dengan Daya
Tin .. tin ..
Bunyi klakson mobil yang ingin menembus puluhan mahasiswa dan mahasiswi yang tengah berunjuk rasa demo menghalangi jalan . Tak lama pemuda yang mengemudikan mobil tersebut pun kembali membunyikan klakson mobil nya dengan penampilan cuek dan kaca mata hitam di matanya menambah kesan keren , kali ini bunyi klakson itu berhasil membuat semua pendemo mulai berbalik menatap nya dan tentunya membicarakan nya . Langit , pemuda itu adalah langit devandra mahasiswa kedokteran yang justru tersenyum kecil melihat para pendemo itu sambil menepuk-nepuk stir kemudi nya menunggu para pendemo itu minggir ,
" Siapa dia ? Mau apa ! "
" Apa yang tengah dia lakukan ? " Ujar mereka para berdemo menatap sinis dengan enggan memberikan jalan .
Hal itu membuat langit akhirnya menarik gas mobilnya perlahan maju , hingga membuat para puluhan pendemo akhirnya mau tak mau meminggirkan diri mereka agar tak di tabrak langit yang terus memajukan mobilnya . Setelah mendapatkan jalan , ia terus melajukan mobilnya pergi meninggalkan jalan itu . Sampai berhentilah ia di sebuah tempat Dengan penuh mobil-mobil tua bekas yang masih layak pakai ,
Tak lama muncul lah seorang pria yang cukup tua memberikannya amplop coklat , sambil meminta kunci mobil yang di tangan langit . Dengan sedikit kekecewaan melihat isi uang dalam amplop itu langit pun akhirnya memberikan kunci mobil miliknya dan juga kaca mata hitamnya lalu menghela nafas pergi mengikhlaskan mobil nya ,
Sementara pria tua itu tersenyum riang melambaikan tangan nya memakai kacamata hitam tersebut .
Kemudian dari situ langit pergi menuju markas tempat tongkrongan nya yang tak jauh dari kampus universitas nya . di sana tiba-tiba pula teman satu tongkrongan nya berontak marah ,
" Dasar brengsek ! . Woi , lu gak malu hah ? " Ucapnya yang tentunya hanya di abaikan oleh langit yang memilih terus merapihkan barang-barang nya .
" Mau apa lu kesini lagi ! Setelah apa yang terjadi dengan Ario !! . Beraninya lu nginjekin kaki di sini " lanjutnya lagi dengan yang lainnya ,
Kali ini membuat langit menoleh nya ,
" uhf , karena kita harus melunasi utang kita bersama . Ya , anggap saja kita berdiri bersama . " Sahut Langit tersenyum datar . Tentunya membuat teman satu tongkrongan nya itu kesal dan menghampiri langit dengan menarik kerah baju langit .
" Sial ! , Pergi lu . Gua gak mau bicara dengan bedebah macam lu .. lagi pula apa yang mau di harapkan dari mahasiswa kedokteran ! Mereka bukanlah mahasiswa sungguhan kan . " Ucapnya mengejek . yang melihat teman-teman nya tersenyum , hal itu membuat yang lain di ruangan itu ikut menertawakan langit .
" Kalian bilang belajar untuk menyelamatkan nyawa . Tapi kalian tidak peduli dengan orang-orang yang sekarat di jalanan . " Ujarnya kembali menatap langit ,
Langit tertawa , " lalu apa itu mahasiswa kedokteran ? Apa mereka masih SMP ! " Serunya acuh .
" Urus saja urusan kalian yang merepotkan itu ! " Ucap langit sambil berjalan pergi yang menyulut emosi temannya itu hingga berhasil melayangkan Bogeman empuk di wajah langit sampai membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah .
Kini ia tengah berakhir di sebuah lobby rumah sakit , " semua tangihan nya sudah kembali terbayar . " Serunya di meja resepsionis meletakkan sekotak botol susu dingin dan memberikan nya , sambil mengompres luka lebamnya menggunakan botol susu dingin itu .
" Baiklah , saya sudah mendapatkan konfirmasi itu dan sebaiknya kau temui lah wanita itu karena kau orang yang membayar semua tagihan rumah sakit nya " seru sang petugas perawat . Lalu langit melihat jam tangannya ,
" Tapi jam besuk sudah habis . " Ucap langit
" Itu karena kau selalu datang setelah jam besuk habis . " Ujar sang petugas perawat itu ,
Tak lama alarm ruang unit perawatan darurat berbunyi , menandakan ada pasien yang mengalami keadaan darurat . dokter dan para perawat pun berlarian menuju ruangan itu . Yang membuat langit membelalakkan matanya kembali mengetahui ruangan itu ,
Unit perawatan intensif ..
" Tidak .. tidak .. " gumam langit mengeleng dengan berlari menuju ruangan itu .
Saat itu pula tatapan nya kosong , dan mengingat akan kejadian malam itu . Saat wanita itu di bawa oleh Ario sahabatnya ke kos an nya dalam keadaan berlumuran darah dan tak sadarkan diri . perlahan ia memundurkan dua papah kakinya kala melihat para dokter dan perawat tengah menangani wanita muda seumuran dengan nya yang tengah berbaring tak berdaya dengan luka parah pada kepalanya bahkan dokter hingga melakukan CPR terhadap nya , kemudian dokter pun menghampiri langit setelah selesai menangani krisis pada wanita itu .
" Dia sudah melalui masa kritis , tapi kami tidak yakin kapan kondisi nya akan memburuk . Maaf mengatakan ini , tapi saya rasa kamu harus mulai bersiap untuk berpamitan " ucap sang dokter lalu pergi ,
Kini langit terdiam menatap wanita itu dengan mata berkaca-kaca . Lalu ia dengar rintihan kecil , " ica .. kau sudah siuman ? " Seru langit mendekat .
Setengah sadar wanita itu dengan lemah mengangkat matanya meskipun sulit ,
" Pulang ... " Gumamnya lemah . Langit mendekat kan telinga nya ,
" pulang ... Aku ingin pulang .. " lirih wanita itu sebelum akhirnya ia koma menutup matanya kembali .
Masih dengan langit yang menatap nya ,
" baiklah . Ayo , pulang . " Ucap langit
***
Stasiun Senin ..
Pagi harinya langit sedang berada di dalam kereta menatap pemandangan lewat jendela kereta , beberapa menit kemudian ia mengeluarkan ponsel .
' hei pak prajurit ! . Ini aku lagi , langit . Kamu tahu sudah berapa kali aku mengirim email untuk mu ? , Kenapa kau tidak menelpon atau membalas email ku ? . Jangan bilang kau di bawa kepulau terpencil kan , bagaimana rasanya menjadi anggota militer yang sangat kau benci ? . Ya , kau selalu terkenal dengan kesetiaan mu yang berlebihan . Jadi , aku yakin kau baik-baik saja. Jangan bilang kau masih kesal karena kejadian hari itu . Kalau begitu , biar ku beritahu . Gara-gara kau hidup ku juga berantakan . Jadi , anggap saja impas ! . Aku berusaha keras untuk mengatasi kekacauan ini . Entah bagaimana caranya , tapi aku akan berusaha semampu ku .
Maka dari itu . jadi , tolong balas email ku !! '
Lalu mengirimnya dan kembali terdiam membisu menatap luar dari jendela kereta .
Sementara di rumah sakit pusat Semarang Dayana atharik tengah berlari sigap menghampiri pasien yang terluka parah di bagian perut nya , pria itu tengah berbaring meringis kesakitan dengan darah yang terus mengalir di tubuh .
" Perutnya tertusuk besi bahan material konstruksi . Mereka berusaha mengeluarkan nya hingga menyebabkan pendarahan parah " beritahu sang medis yang membawa nya ,
Tanpa banyak tanya Dayana langsung dengan cepat menekan dengan kain kasa yang sudah berwarna merah akibat banyaknya darah yang keluar , ia perlahan membuka kain kasa tersebut hendak melihat seberapa parah luka tersebut dan saat itu pula darah itu memucrat ke wajah dan tentunya terkena pakaian Dayana juga . Ia buru-buru kembali mengambil kain kasa ,
" pakk . Saya akan menekan lukanya , ini akan sedikit terasa sakit " seru Dayana menekannya . Lalu Dayana melihat rekan sesama perawatan nya yang tergolong lebih muda darinya ,
" Panggil dokter Sam sekarang . " Ucap Dayana yang tentunya langsung segera di kerjakan oleh perawat muda itu juga .
Setelah pasien itu sudah berhasil di tangani , Dayana membersihkan wajah dan tangan nya yang terkena darah tadi di wastafel ruangan para perawat . Dan saat itu juga ia mendengar semua para senior perawat rumah sakit tengah mengumpat akan dirinya ,
" Astaga udah waktunya makan siang aja . Dan sepertinya kita harus lembur lagi malam ini ! "
" Aish ! , ini semua karena Dayana . si beranda itu . Apa gunanya kita meminta pegawai tambahan ? Dia terus bekerja hingga siang meskipun bekerja di sif malam ! Itu sebabnya para petinggi berpikir itu wajar . Astaga , sial ! Dasar anak keras kepala . " Gerutu senior nya kesal sambil menendang bawah meja
" Tapi , kenapa ia bekerja sangat keras ? "
" Sepertinya dia tidak peduli dengan pendapat orang lain , lihat saja dirinya begitu acuh . "
" Bagaimana menurut mu ? Apa lagi kalau bukan karena uang . Apa yang ia bisa lakukan dengan tambahan uang recehan ? . "
Hal itu membuat dayana tak bergeming , dan menatap cermin wastafel melihat dirinya yang terlihat begitu lelah tak ada yang bisa ia lakukan . Bahkan kala melihat sepatu nya yang bisa di katakan sudah tak layak di gunakan begitu lusuh untuk warna putih semestinya , di tambah bekas bercak darah yang menodai sepatu itu pula .
Di stasiun Semarang ...
" Uhf Aku datang , Semarang . " Ucap langit menggendol ransel nya .
Lalu ia pergi ke rumah sakit pusat Semarang , kemudian ia menanyakan di mana ruang wakil direktur RS tersebut kepada kepala resepsionis RS . Dan tentunya ia langsung berbincang mengenai perpindahan seorang pasien untuk di rawat di rumah sakit pusat Semarang .
dan saat itu pula heboh seorang pasien pria dengan wajah sangar marah akan perawat muda yang sudah selesai memasang infus padanya ,
" Hei ! Apa yang kamu lakukan soal ini . " Ucap pria itu menatap perawat muda itu
" Ma- maaf pak? , Ini jika akan memegang ini Sebentar ... "
" Shttt tarik dan tancapkan lagi . Ayo tancapkan di tempat lain , Ayolah .. " seru pria itu tertawa sambil membelai-belai bahu perawat muda itu dengan pandangan mesumnya . tentunya membuat sang perawat muda tak nyaman dan melepaskan tangan pria itu lalu melihat sekeliling mencari apakah ada seseorang perawat yang tak sibuk merawat pasien tapi nihil semua perawat yang ada di ruang itu juga sibuk semua.
" ba- baiklah , " Akhirnya mau tak mau dia pun hendak mulai mengikat pergelangan tangan pria itu dengan silikon karet yang tak terlalu panjang ,
" Astaga , Apa yang kau lakukan ? Kamu sedang membelai ku ? " Ujar pria itu masih tak henti menatap perawat muda itu .
Lalu datanglah Dayana yang tak terlalu suka melihat sikap pria itu , " minggir lah . Biar aku saja " ucap daya mengambil alih
" Baiklah , senior " sahut perawat muda itu menunduk diri ,
" Astaga . Gadis kecil , aku tidak pernah meminta bantuan mu . Kamu boleh pergi " ucap pria itu tak suka ,
Tapi bukan Dayana kalau tak begitu peduli dengan perkataan orang itu . " Apa lagi yang anda harapkan di UGD ? " Sahut Dayana mengoleskan alkohol pada tangan pria itu .
" Ishhh dasar ! " Ujar pria menghentakkan tangannya kesal , lalu Dayana melihatnya dengan dingin dan kembali menarik tangan nya untuk di suntik tapi saat itu juga pria itu menarik kerah baju Dayana .
" Dasar brengsek . Hei , kamu tahu siapa aku ? "
" tentu . " jawab daya meremas keras lengan pria itu sampai meringis sakit .
" Anda seorang pasien " ucap daya
" Lepaskan ! " Ujar pria itu dan tak terima dengan perlakuan Dayana hingga membuatnya membawa Dayana paksa dengan masih menarik kerah dayana ke ruangan direktur yang di mana merupakan temannya itu .
Sementara itu pula di ruang tersebut masih tengah terdapat langit yang bernegosiasi meminta perizinan untuk dapat memindahkan ica perempuan yang sebelum koma ingin pulang ke kampung halamannya , untuk di rawat di RS pusat Semarang .
" Jika kau tidak memiliki uang untuk biaya rawat pasien tersebut , RS kami tak bisa menerimanya . " Ujar direktur tersebut tentunya hendak pergi , tapi segera di halang langit .
" Tapi pak , Pasien ini lahir di Semarang dan pulang ke rumah mungkin adalah harapan terakhirnya . Jadi saya rasa ... " Seru langit belum selesai pembicaraannya tapi ,
" minggir ! " saat itu juga tubuh langit sudah di dorong kencang hingga membuat nya tersungkur jatuh di sofa . Ia Membelalakkan matanya saat melihat pria yang cukup bertubuh besar , yang mendorong nya itu membawa seorang perawat sambil menarik kerah perawat tersebut .
" Apa yang terjadi ? " Seru sang direktur pada temannya itu
" Hei . Pecat berandal ini sekarang ! Perawat macam apa yang menyerang pasien sakit di dunia ini ? " Ucap pria itu terus meraih kerah dayana .
Direktur itupun melihat Dayana , " aku tidak mengatakan ini karena dia adalah teman ku tapi bisa-bisa nya pekerja medis menyerang seorang pasien . Minta maaf padanya " ucap sang direktur
Dayana menatapnya , " kini anda memperlakukan ku seperti pekerja medis ? " Ujar Dayana
" Apa ? "
" Anda berpura-pura tidak melihat apapun saat perawatan muda di lecehkan . Tapi saat aku bereaksi anda tiba-tiba bilang aku perawat ? " Ucap Dayana kencang menekan nada suaranya
" Ahh lihat ! Kenapa kau membantah ya seperti itu hah . " Ucap pria mesum itu semakin kesal dan marah menarik keras kembali kerah dayana dengan keras , membuat langit yang menyaksikan itu buru-buru bangun ingin mencoba membantu meredam .
Tapi melihat Dayana yang dengan cepat mencengkram dan memelintir tangan pria itu pun membuat langit mengerutkan keningnya tak percaya dengan apa yang di lihat nya ,
" Apa yang kau lakukan di ruangan ku ! " Ucap direktur berteriak pada Dayana
" Itu pembelaan diri , karena anda tidak membantu ku " seru Dayana
" Sikap apa itu . setelah membuat kekacauan ini ? "
" Bukan aku yang membuat kekacauan ini pak ! . " ucap Dayana membungkam mulut direktur itu
Membuat langit tersenyum melihat nya ,
Dan direktur tersebut pun meminta sekuriti untuk membawa Dayana pergi dari ruangan nya . Ya Dayana di gandeng dua orang sekuriti pergi meninggalkan ruangan direktur .
" Astaga dasar perawat kurang ajar ! Beraninya dia membentak ku " ucap direktur yang jadi kesal juga ,
Langit yang saat itu langsung mendekati direktur dan menanyakan kembali bagaimana ajuan permintaan nya itu , tentunya langsung membuat nya juga di suruh pergi oleh direktur tersebut .
***
-
-
...***jangan lupa like vote dan komennya yaa...
...🤗🌻***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments