Aku Pinjam Dia : Diary Luna
Pagi yang cerah disebuah cluster perumahan mewah, terlihat salah satu rumah yang begitu menarik perhatian karena terdapat beberapa aksen khas budaya jepang sebagai hiasan rumah tersebut. Di dalam rumah itu terlihat Naomi sedang mencuci piring - piring yang baru saja mereka gunakan untuk sarapan bersama, sedangkan Jester terlihat duduk di kursi makan memandangi sebuah diary kecil berwarna pink.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Naomi berjalan mendekati Jester dan duduk disebelah Jester. Tepukan lembut di pipi dari tangan putih Naomi seakan menyadarkan Jester dari lamunannya, perlahan tatapan mata Jester pun beralih menatap mata Naomi.
"Apa kamu yakin sudah kuat untuk membacanya?" tanya Naomi dengan nada khawatir, perlahan Jester kembali menatap diary itu lalu menghela nafasnya.
"Ini sudah dua minggu sejak Luna meninggal, aku juga sudah mengucapkan perpisahan ketika kita semua mengunjungi makamnya. Namun sampai sekarang aku tetap tidak berani untuk membuka note ini" jawab Jester dengan nada yang terdengar sedih
Sikap tenang coba dihadirkan oleh Naomi agar Jester merasa nyaman saat berada di sisinya, terlebih Naomi mengetahui jika Jester sedang menguatkan hatinya untuk membaca diary milik Luna.
"Apa yang kamu bayangkan tentang isi didalamnya?" tanya Naomi lagi terdengar penasaran
"Aku tidak punya bayangan apapun, tapi jika aku terus menatap note ini... aku jadi teringat sesuatu" jawab Jester, jawaban Jester membuat Naomi mengernyitkan dahi namun Naomi tetap diam menunggu Jester meneruskan kalimatnya.
"Note ini.... tidak maksudku buku diary ini aku belikan untuknya karena saat itu dia berkata kesulitan untuk menceritakan tentang dirinya kepadaku" Jester melanjutkan perkataannya lalu mengalihkan pandangannya menatap Naomi, keduanya pun terdiam beberapa saat.
"Artinya... kemungkinan besar isinya adalah tentang..." belum selesai Naomi berkata, Jester memotong.
"Entahlah, kita perlu tempat yang nyaman untuk membacanya" timpal Jester lalu berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ruang keluarga membawa diary Luna.
Naomi pun beranjak dari duduknya lalu mengejar Jester hingga sampai didalam ruang keluarga, disana mereka duduk disalah satu sofa yang menghadap kolam renang. Jester duduk bersandar dan meletakkan kakinya disebuah meja kecil, sedangkan Naomi duduk bersandar di dada Jester bersiap untuk mendengarkan Jester membaca buku diary Luna.
"Haaah.... aku tidak ingin tapi rasa penasaranku sangat kuat, bagaimana denganmu Naomi?" tanya Jester
"Sama, semua tentang Luna membuatku... penasaran, dia sosok yang begitu baik hati... aku jadi ingat bagaimana dia bersikap dan menolongku disaat aku terpuruk, tidak heran kamu bisa jatuh cinta kepadanya" jawab Naomi terdengar sedih
"Apa tidak masalah aku membaca ini?" tanya Jester lagi mencoba untuk meyakinkan diri jika Naomi akan baik - baik saja meski Jester akan membuka kembali kenang - kenangannya dengan cinta pertamanya itu.
Anggukan penuh semangat dari Naomi menjadi pertanda awal Jester semakin menguatkan tekadnya untuk membaca diary Luna.
Sejuknya udara pagi dipinggir kolam pada rumah Jester dan Naomi, menemani Jester yang menguatkan hatinya untuk membaca diary milik Luna ditemani Naomi yang terlihat antusias karena penasaran dengan isi di dalamnya. Sebuah diary berwarna pink dengan wangi aroma parfum Luna yang masih dapat dicium dipegang oleh Jester yang tampak bersiap membuka halaman pertama dari diary milik Luna itu.
Lembar pertama mulai dibuka oleh Jester, sebuah foto yang menampilkan gambar Luna duduk bersama Jester dengan latar air mancur yang terdapat ditengah taman labirin festival square membuat Jester dan Naomi terkejut.
Dengan sigap tangan Naomi menyambar foto dalam halaman pertama diary itu, kemudian dipandanginya dengan teliti.
"Ini.... ditengah labirin kan?" tanya Naomi memastikan
"Aaa... yah sepertinya, Luna bilang aku dan dia pernah sampai di taman tengah labirin itu saat kencan pertama kali dan kami..." belum selesai Jester menjawab pertanyaan, Naomi pun memotong.
"Aku sudah tahu, tapi foto berdua dengannya... kamu tidak bilang kalau kalian sempat berfoto berdua disana" timpal Naomi lalu menatap Jester dengan tajam.
"Aaah... yaah... aku pun lupa, tapi aku rasa itu tidak penting kan?" tanya Jester panik, cemberut lah Naomi saat itu lalu menaruh kembali foto itu dihalaman pertama dalam diary.
Sikap Naomi membuat Jester kembali ragu untuk meneruskan keinginannya, baginya menjaga perasaan Naomi saat ini lebih penting daripada mengetahui isi diary Luna. Walau tentu saja rasa penasaran Jester sulit untuk dihilangkan begitu saja.
"Benarkah akan baik - baik saja jika aku membacanya?" tanya Jester dengan kesal, Naomi kembali menganggukkan kepalanya namun terasa aura - aura panas api kecemburuan yang begitu terasa dari tubuh Naomi.
"Sepertinya aku akan dapat masalah setelah selesai membacanya" gumam Jester sembari membuka halaman kedua yang terdapat tulisan tangan Luna.
"Ceritanya dimulai dari sini, ayo kita baca apa yang sebenarnya Luna ingin sampaikan padamu selama ini" ucap Naomi terdengar antusias, namun antusiasnya Naomi justru berbanding terbalik dengan Jester yang merasa dia akan segera dalam masalah setelah buku diary itu telah selesai dibaca seluruhnya.
***EPISODE KE DEPAN AKAN MENGGUNAKAN SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA SEBAGAI LUNA LINCOLN***
Hai namaku Luna Lincoln....
Aku baru saja diterima di SMA terkenal dipusat kota dan sudah empat bulan ini semua berjalan dengan tidak baik... tidak baik karena beberapa anak tidak suka denganku, entah kenapa tapi mereka begitu senang merundung ku. Aaah... sudahlah, toh itu sudah berlalu karena sekarang seorang pria baik hati selalu melindungi ku....
Tentang teman... aku cuma mengenal beberapa orang dalam hidupku, karena aku merasa aku tidak membutuhkan banyak ikatan dengan siapa pun. Hanya ada kak Jester, ayah, ibu, Selena, dan kak Justin, kak Luke dan kak Harry... yang lainnya aku tidak pernah dekat dengan mereka, aku tidak terlalu ingin dekat dengan mereka karena aku tahu umurku akan sangat singkat... Namun ada satu sosok yang ingin aku kenal lebih dekat.
Naomi... anak keluarga Scott yang sering aku lihat dari kejauhan saat aku mengunjungi rumah temanku Selena, semoga suatu saat aku punya kesempatan untuk dekat dengannya karena hingga umurku lima belas tahun saat ini... aku masih tidak punya kesempatan untuk berteman dengannya.
Aku bingung harus menulis apa karena ini pertama kalinya aku menuliskan sesuatu didalam buku diary, ini juga permintaan egois dari seorang pria yang saat ini dekat denganku. Dia sungguh egois dan semaunya sendiri terhadapku...
Tapi....
Aku senang....
Baiklah, aku akan berusaha menulisnya....
Besok buku dairy ini akan aku tulis dengan seluruh kisah hidupku yang pendek ini dan semoga....
Suatu saat pria baik hati itu akan membacanya...
Aku Luna Lincoln berjanji akan sepenuh hati menulis kisah ini sampai aku tidak mampu lagi untuk menulisnya
Aku harus memulainya saat aku dilahirkan, aah mungkin tidak... tapi ketika aku memiliki ingatan tentang diriku sendiri dan orang - orang yang pernah bertemu denganku. Begini kisahku....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Anonymous
Semangat author !!!
2022-12-01
1
Keiji Maeda
Yang kemaren aja masih bikin penasaran, ini udah buat novel baru 🤭
semangat deh Thor 🔥
2022-12-01
2