Tiba di restoran yang di sebut Rafa, putri langsung mencari keberadaan Rafa, dengan sengaja Rafa melambaikan tangannya.
“Sudah lama menunggu?,” Tanya putri saat dirinya sudah duduk di depan Rafa.
“Belum, makanan aja belum datang,”
“Oh, berangkat jam berapa?,”
“Jam tiga, nanti antar aku ke bandara ya,”
“Ya,”
Obrolan mereka terhenti saat pelayan datang membawa makanan, putri tertegun melihat makan di meja, Karna Rafa hafal betul apa yang ia suka dan tak suka.
“Nih, cobain udang saus pedasnya,” ujar Rafa sambil menyuapi putri.
“gimana, enak?,” tanya Rafa setelah satu suapan lolos ke mulut putri.
“Enak, mungkin Karna kamu yang suapi,” ujar putri seraya tersenyum.
“hehehehe, iya kali, dasar gombal,” sambung Rafa membuat putri terkikik geli.
@
@
@
Usai makan siang yang penuh canda serta tawa, kini putri dan Rafa segera ke bandara.
“Nanti setelah tiba di sana jangan lupa kasih kabar, dan satu lagi jaga mata jaga hati, ingat Karna ada yang merindu di sini,” ujar putri setelah tiba di bandara.
“Iya My Princess, aku akan ingat semua pesan mu, ya sudah aku berangkat dulu,”
Cup....satu kecupan mendarat di dahi putri.
“Langsung pulang ya, nanti aku kabari jika sudah mendarat disana,”
“Iya,”
Setelah Rafa pergi putri pun langsung pulang ke rumah Karna hari semakin sore dan ia juga sudah merasa gerah.
“antar aku ke rumah ya pak,” ucap putri pada sopir pribadi Rafa.
“Baik nona,”
Saat perjalanan pulang putri melihat seseorang yang sangat ia kenal, pria itu lagi santai di sebuah cafe dengan seorang cewek karna duduknya dekat jendela serta menghadap ke jalan membuat putri dapat melihat dengan jelas pria itu.
“Hehehe, ada mainan baru nih,” ujarnya.
Tiba dirumah putri langsung menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang sudah merasa tak enak Karna keringat.
Usai dengan kegiatannya dikamar ia segera turun untuk mencari sang mommy.
“Mom,” teriak putri saat berada di ruang tengah.
“Bik, lihat mommy ngak,” tanyanya saat berpas-pasan dengan baik Wanti.
“Non Ara di kamar nyonya,”
“oma kenapa bik?,” tanya putri dengan wajah khawatir.
“Ny......,” belum sempat bik Wanti menjawab putri sudah kabur dulu menuju kamar mama Ara.
Kesehatan mama Ara akhir akhir ini menurun, itu yang membuat Ara sangat khawatir.
“Mom,” ujar putri saat berada di kamar mama Ara.
“Oma kenapa?,”
“Oma tadi pingsan di kamar mandi,”
“Oma, apa yang Oma rasakan?,” tanya putri sambil menyentuh tangan wanita paruh baya itu.
“Oma Cuma pusing sedikit,”
Tak lama Arkan datang bersama dokter keluarga.
“Cepat periksa mama saya,” ujar Arkan.
“Ya,”
Ara merasa cemas, hingga ia meremas jari-jarinya.
“Yang sabar ya, semoga mama ngak kenapa-napa,” bisik Arkan di telinga Ara.
“Hm...semoga saja,”
“Bagaimana keadaan mama saya dok?,” tanya Ara.
“Tekanan darahnya naik, dan juga asam lambungnya sebaiknya kita bawa ke rumah sakit agar bisa di tangani lebih lanjut,”
“Ma, kita ke rumah sakit ya, biar mama cepat sehat,” bujuk Ara sambil mengusap- usap lengan mamanya.
“Mama menurut saja nak,” jawab mama Ara dengan lemah.
“Ayo dad bantu angkat mama,” pinta Ara.
“Ngak usah, mama duduk di kursi roda saja, bantu mama berdiri nak,” pintanya lagi.
Ara segera membantu mamanya berdiri dan dengan cepat putri mengambil kursi roda yang ada di samping ranjang sang Oma.
“Biar aku yang dorong mom,” ujar putri.
“Hm...ya,”
Tiba di teras rumah bertepatan dengan restu yang baru pulang sekolah, ia kaget melihat omanya serta ada dokter keluarga juga disana.
“Oma kenapa mom,”
“oma kurang sehat, kamu ganti baju sana nanti susul mommy ke rumah sakit ya,”
“Iya mom,”
Setelah semuanya masuk ke mobil Arkan melajukan mobilnya menuju rumah sakit milik keluarganya, Ara yang selalu berada di samping mama merasa sangat cemas. Matanya berkaca-kaca ia takut jika terjadi sesuatu pada mamanya.
Tiba di rumah sakit, dibantu perawat mama Ara di bawa keruang UGD. Untuk penanganan pertama.
Tak setelahnya mama Ara di bawa keruang rawatan.
Pikiran Ara melayang jauh saat di tinggal papanya, apa sudah saatnya sang mama menemui papanya pikir Ara, tapi ia belum sanggup untuk kehilangan mama.
“Sayang, panggil Arkan membuat Ara terlonjak kaget dan segera menghapus air matanya.
“Jangan sedih, kita doakan yang terbaik buat mama,”
“Iya mas, putri mana?,”
“Lagi keluar beli makanan,”
“ma, panggil Ara saat melihat mata mamanya terbuka.
“haus,” ujar mamanya seakan tak terdengar.
Dengan cepat Ara mengambil kan minuman yang ada di nakas samping mamanya. Mama Ara pun menyeruput air meneral yang disuguhkan Ara padanya.
“Makan dulu ma, dan setelah itu mama harus minum obat,” ujar Ara.
“Ya nak,”
Berselang tak lama datang Ayesha dan Ares ke ruang rawat mama Ara.
“Mom, panggil Ares,”
Ara menoleh dan melihat anak dan mantunya.
“Kamu disini nak?, Si kembar siapa yang tinggal?,”
“Ada mommy disana,” sahut Ayesha.
“Bagaimana keadaan Oma mom,” tanya Ares.
“Udah agak mendingan, tekanan darahnya sudah mulai normal,”
“Ah syukurlah, Oma maafkan Ares Karna belum bisa sering main ke rumah, cepatlah sembuh,”
“Ares, kamu disini nak?,”
“Iya, ini Ares,”
“Oma senang kamu kemari nak,”
“Maaf kan Ares Oma,”
“Oma ngerti kok, jadi jangan merasa bersalah,”
“Ares, Oma berpesan jika umur Oma tak panjang lagi tolong jaga mommy kamu ya serta adik-adik kamu, hanya kalian lah yang di punya mommy mu saat ini, ia tak punya saudara atau kerabat dekat lainnya,” ujar mama Ara pelan di samping Ares.
“Iya, Ares janji akan jaga mommy dan adik-adik, Oma jangan berkata seperti itu, cepat lah sembuh Karna tripel E ingin main dengan nenek buyutnya,” ujar Ares.
“Ya, Oma pasti akan sembuh,” jawab sambil tersenyum pada Ares.
Setelah mama Ara tidur, mereka asik bercerita untuk menghibur Ara yang lagi sedih.
“Makan dulu mom, dari tadi mommy belum makan loh,” ucap putri.
“Mommy, belum lapar?,”
“Makan sedikit saja sayang, biar nanti kamu punya tenaga buat jaga in mama,” jawab Arkan.
“Tapi...,”
“ayo lah mom, Ares sudah bawakan makan kesukaan mommy,” potong Ares cepat.
Ara menghembuskan nafasnya pelan lalu melirik semua orang yang ada di ruangan itu, dan akhirnya memutuskan untuk makan sedikit.
@
@
@
Pagi harinya.....
Putri memasak makan bersama bik Wanti, untuk di bawa ke rumah sakit Karna tadi malam ia dapat telpon dari Ares jika mommy hanya makan sedikit, Karna tak mau sang mommy sakit juga ia pun memutuskan membawa makanan dari rumah.
Drt....
Drt....
Wajah yang tadi lesu kini menjadi segar kembali saat melihat nama penelpon di ponselnya.
“Assalamualaikum,”
“waalaikum salam, kamu lagi di mana?.
“dirumah, danbentar lagi mau berangkat ke rumah sakit,”
“Siapa yang sakit?,”
“Oma, kemaren sore di bawa kerumah sakit, tapi sekarang sudah mulai membaik,”
“Eh, syukurlah, pantas semalam aku telpon ngak di angkat ya,” tanya Rafa.
“Hehehe, maaf aku ketiduran, udah aku miscol tapi nomor mu ngak Atif, sambil nunggu telpon darimu aku ketiduran,”
“Ya maaf, ponsel habis baterai, ya sudah aku tutup dulu telponnya nanti siang aku hubungi lagi, titip salam sama Oma,”
“Ya hati-hati di jalan,”
Setelah sambungan telpon putus, putri segera mencari bik Wanti.
“Bik, bantu masukkan makan ke dalam kotak ya, aku mau mandi bentar,”
“Iya non,” jawab bik Wanti, dan setelah itu putri segera menuju kamarnya.
@ @ @ @ @
Jangan lupa kasih dukungannya Author ya...
Dengan cara like komen, serta vote.
Makasih sebelumnya.....
Wasalam....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments