^^^Jangan lupa 👉 ⭐⭐⭐⭐⭐^^^
Pagi harinya.
Putri yang tak masuk kantor pun bermalas-malasan bangun pagi, bahkan buat sarapan bersama keluarganya pun ia Enggan bangun.
Selesai sarapan pagi restu segera berangkat sekolah, sedangkan Arkan dan Ara bersantai di ruang keluarga.
“Sepi ya mas, ngak ada anak anak?
“Iya, maunya kita bikin lagi nih biar rumah ngak sepi,” ujar Arkan sambil merangkul bahu Ara.
Ara yang geram mendengar kalimat Arkan pun langsung mencubit pinggang sang suami, membuat Arkan menjerit sakit.
“Kira-kira dong, mau cubit perih ni,” omel Arkan sambil mengusap-usap bekas cubitan Ara.
“Makanya jangan ngomong asal,” jawab Ara ketus.
“Hahahaha, eh iya putri kok belum bangun?,”
“Masih tidur kali mas, ya sudah aku liat dulu takutnya dia kenapa Napa,”
“Hm....,"
Cup, Arkan menyambar bibir mungil Ara, sebelum sang istri berdiri.
“Ih, malu mas,”
“Malu, apa masih mau,” tanya Arkan sambil menggoda Ara.
Ara mencebekan bibirnya setelah itu ia menuju kamar putri.
Ceklek...
Ara melihat sang putri masih bersembunyi di bawah selimut ternyamannya. Ara pun segera menghampiri putri dan meraba keningnya takutnya sang anak kurang sehat.
“Alhamdulillah ngak panas,”
“sayang bangun,” ujar Ara sambil mengusap rambut putri.
“Hm...,” sahutnya tapi masih Enggan membuka mata Karna usapan lembut di kepalanya membuat ia nyaman.
“Nak bangun udah siang nih,” ujar Ara lagi yang masih mengusap kepala Putri.
“Ya mom,” namun bukannya bangun tapi malah meletakan kepalanya di paha Ara.
“sayang ayo bangun, trus mandi dan jangan lupa sarapan,” ujar Ara yang masih betah mengusap kepala putri.
“sebentar mom, aku pingin seperti ini,” sahutnya.
“ya sudah, habis kamu sarapan nanti gimana kalau kita main ke rumah Ares,” ujar Ara memancing agar putri mau bangun.
“Hm...,” sahut putri sambil menganggukkan kepalanya.
Tapi masih betah berada di pangkuan Ara. Tak lama ia pun bangun.
“Oke, aku mandi dulu,” jawabnya berbinar lalu mencium pipi Ara, setelah itu ia segera lari ke kamar mandi. Ara hanya menggeleng kepala melihat tingkah anak gadisnya itu.
Ara kembali keruangan keluarga di mana sang suami berada.
“Mas,” panggil Ara saat sudah tiba di ruang keluarga.
“Hm,” jawab Arkan sambil menoleh pada sang istri.
“Kita main ke rumah Ares yuk,”
“Sekarang?,”
“Bukan, tapi nanti setelah putri selesai sarapan,” ucap Ara lalu duduk di samping Arkan.
“Boleh deh,” jawab Arkan lalu merangkul Ara, Ara pun merebahkan kepalanya di bahu Arkan.
@
@
@
Di dalam perjalanan menuju rumah Ares, putri merebahkan kepalanya di bahu sang Daddy sedangkan Ara duduk di sebelah kiri Arkan.
“Dad, mom, boleh ngak aku jalan- jalan keluar negeri?,”
“Mau ke mana?,” Tanya Arkan.
“Belanda,”
“jauh nak, Singapura aja yaa,” tawar Ara.
“mom,” ucapnya dengan muka memalas, Karna tak pernah mengizinkan anak-anaknya bepergian jauh, walaupun Ares sekalipun tak pernah dapat izin, Karna ia takut akan terjadi sesuatu pada anaknya nanti.
“Boleh, tapi kita pergi berempat ya,” sambung Arkan yang mengerti akan perasaan putri dan Ara.
“Berempat,” ulang putri, dengan pikiran bingungnya.
“Iya, berempat sama restu, dia kan sudah mau ujian tuh,”
“Baiklah, berarti bulan depan ya Dad?,”
“iya sayang,” ucap Arkan sambil mengusap kepala putri dan tak lupa mencium puncak kepala sang anak.
“Yes, makasih dad,” ucapnya seraya mencium pipi Arkan.
Tak terasa mobil yang di kendarai oleh Roy sudah tiba di halaman rumah Ares. Tampa menunggu lama putri segera turun dan berlari masuk ke dalam rumah tersebut.
“Liat anak mu mas, masih seperti anak kecil,” ucap Ara sambil menggelengkan kepala melihat tingkah putri yang mirip seperti Azam pikirnya.
“Anak kita sayang jangan lupa itu, kalau aku sendiri mana jadi dia,” sahut Arkan seraya terkekeh.
“is, dasar mesum,” sambung Ara dengan wajah yang sudah memerah karna malu.
Arkan hanya ngakak melihat tingkah istrinya.
“Opa, Oma, Azam kangen,” teriaknya sambil berlari ke arah Ara. Ara pun segera berjongkok menyambut pria kecil nan tampan itu.
“Kalau kangen main dong ke rumah Oma,” ucap Ara seraya mencium pipi azam.
“Belum bisa Oma,” dedek nya ngak bisa di ajak,”
“Oh iya ya, Oma lupa,”
“apa kabar mom, dad,” ucap Ayesha lalu menyalami kedua mertuanya itu, kalau putri jangan di tanya lagi ia sudah berada di dekat tripel E.
“Alhamdulillah, kami sehat,” ujar Ara.
“Kamu sendiri apa kabar nak?, Apa tripel E rewel malam hari?,”
“Alhamdulillah, Ay sehat mom, Cuma embun yang rewel malam hari sering ajak papanya begadang,” ujar Ayesha sambil tersenyum.
“Wah, benarkah cucu Oma ini suka ajak papanya begadang,” ujar Ara sambil mengendong Embun.
Arkan yang melihat ketiga cucunya yang begitu imut dan mengemaskan membuat ia tak sabar untuk mengendong Erlangga.
“Wah, tampan sekali cucu opa,” ujar Arkan lalu mencium pipi Erlangga.
Mereka asik bermain dengan tripel E dan tak lupa pula putri mengusili Azam, hingga suasana pagi ini begitu hangat dan menyenangkan bagi Arkan dan Ara. Ayesha pun tersenyum melihat kedua mertuanya begitu bahagia melihat tingkah lucu Azam walau Azam bukan cucu kandung mereka tapi Azam mendapatkan kasih sayang yang tulus dari semua keluarganya baik itu dari keluarga mertuanya maupun keluarganya sendiri.
Drt....drt....
Putri tersenyum saat melihat nama penelpon.
“assalamualaikum?,”
“wa’alaikum salam,”
“Kamu lagi dimana?,”
“Nih lagi dirumah kak Ayesha, kenapa?,”
“Aku mau bilang jam dua nanti aku sudah berangkat tapi sebelum itu bisa ngak kita makan siang bareng?,”
“Bisa, dimana,”
“Di restoran xx, aku tunggu ya,”
“Ya baiklah, aku segera kesana,” jawab putri.
Ya...yang menelpon adalah Rafa, untuk mengajak kekasih hati makan siang sebelum ia berangkat keluar kota.
“Mom, dad, aku keluar ya mau jalan sama Rafa?,”
“Hm, ya hati-hati,” sahut Ara.
“Ya mom,”
“Kak aku pamit ya,”
“Ya, tiati dek,”
“Ya,”
Setelah mencium semua pipi ponakannya putri pun segera pergi dari rumah Ayesha di antar oleh sopir pribadi Ayesha, Karna Arkan dan Ara pun akan pamit pulang.
“Ay, mommy sama Daddy pamit dulu ya, titip salam sama Ares,” ujar mommy Ara sambil memberikan embun pada Ayesha.
“iya mom, nanti Ay sampaikan,” jawabnya.
“Azam, Oma sama opa pulang dulu ya,”
“Iya Oma,” jawabnya dan tak lupa menyalami kedua paruh baya itu.
Ayesha mengatar kedua mertuanya sampai depan, setelah mereka naik mobil Azam melambaikan tangan pada kedua orang tua papanya.
“Azam ngak tidur siang nak?,” tanya Ayesha.
“Ngak ngantuk mi,”
“Ya sudah kita ke kamar Dede bayi,”
“Yuk mi,”
@
@
@
Jangan lupa 👉 ⭐⭐⭐⭐⭐ dan 👍 komen serta vote ya.
😘😘😘
Wasalam...🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments