Luth dan Erza saling duduk berhadapan. Luth terus menatap Erza sambil mengetuk jarinya. Sedangkan Erza terus menunduk, sesekali melirik Luth.
Erza memang sudah berniat memberitahu Luth perihal apa saja yang menimpa dirinya. Namun, ketika dihadapkan dengan kenyataan, Erza sangat gugup. Ia menyusun kata-kata di dalam pikirannya.
Setelah teh disajikan, Luth meminta pelayan keluar.
Erza menarik napas panjang dan mulai bercerita sejak ia bangun 2 hari yang lalu. Termasuk keberadaan Gun, Ingatan kehidupan sebelumnya dan job Necromancernya, tak ada yang ia tutupi sama sekali.
Luth larut dalam pikirannya. Ia sedari tadi hanya mendengarkan tanpa menyela cerita Erza.
“Itu tidak masuk akal,” ucap Luth
Erza mengerutkan kening, “Apanya yang tidak masuk akal? Dunia ini yang tidak masuk akal! Sihir! Monster! Itu juga tidak masuk akal!” keluh Erza yang mulai kesal.
“Jika apa yang kamu katakan benar, maka semua hal yang mengganjal pikiranku mengenai dirimu sudah terjawab,” ucap Luth
Erza hanya bisa tersenyum masam ketika ucapannya diabaikan.
Wajah Luth terlihat kesulitan dalam mencerna cerita Erza.
“Baiklah, bisa kau tunjukan Familiarmu?” pinta Luth
Erza tak menjawab. Ia langsung memanggil serigala.
Luth cukup kagum melihat pemanggilan Erza. Ia berusaha tenang, “Cukup langka melihat serigala bulan di sini, apalagi berkelompok.”
“Mereka keluarga. Ibunya kuberi nama Sara. Ini sena, seno, sari,” ucap Erza sambil menjuk satu persatu.
Luth berdiri dari tempat duduknya. “Aura mereka berasa tidak asing,” ucap Luth mendekati para serigala.
Luth menyadari sesuatu. Ia tak bisa menyembunykan keterkejutannya. “Kamu membuat core mereka dari manamu?”
“Sebenarnya seberapa besar manamu?” tanya Luth sambil kembali pada tempat duduknya.
[Perbandingan mana Erza 6:1 Luth]
“Menurut Gun, manaku 6 kali lebih besar dari Ayah,” ucap Erza dengan tenang.
Luth hampir menyemburkan teh yang diminimnya, “Apakah itu masuk akal? Itu lebih besar dari penyihir kerajaan! Tidak, mungkin lebih besar!”
“Tidak, itu hanya cukup membangkitkan 5 familiar.” Lagi-lagi, Erza cukup tenang.
Luth menyapu mulutnya. Ia memegang kepalanya yang makin pusing, “Sekarang aku tahu kenapa core monster itu mahal. Itu hampir seperempat mana penyihir kerajaan.”
Core monster merupakan sumber penghasilan utama keluarga Diozor.
Batu sihir merupakan sumber daya utama di dunia Etheria, seperti penerangan, perapian, serta kebutuhan dasar lainnya. Bahan utamanya adalah core monster.
Luh baru menyadari ucapan Erza, “Tunggu, kamu bilang 5, kenapa hanya ada 4?”
“Ah, satu lagi Zero, ia mati. Pemulihannya memakan waktu 24 jam. Aku baru bisa memperkenalkannya lusa. Tapi aku tidak ingin menunjukannya pada Emi-“ kata-kata terhenti setelah mengingat hal yang lebih pernting.
“Ayah, aku berniat memberitahukannya pada Emily dan Ibu. Apakah itu ide bagus?” lanjut Erza.
Luh sudah kembali tenang, “Boleh saja, tapi jangan memberitahu bahwa kamu pergi ke hutan malam hari.”
Wajah Luth berubah panik, ia menelan ludahnya. “Ibumu mungkin akan membunuhku dan para penjaga.”
Erza tahu bahwa itu adalah kiasan. Tapi ia menganggap bahwa itu terlalu berlebihan dan Luth terlalu takut pada Sera.
Erza terlalu meremehkan kekhawatiran seorang ibu.
“Baiklah,” jawab Erza singkat.
“Kalau begitu, istirahatlah. Tommy tidak akan kembali dengan cepat, jadi kamu bebas dari pelatihan. Tapi jangan sampai kamu terlalu mengandalkan familiarmu dalam bertarung. Setidaknya kamu harus cukup kuat untuk jadi master mereka.”
Mendengar ucapan Luth, Erza hanya tersenyum dan membungkuk memberi hormat, kemudian pergi.
***
“Sayang, habis darimana kamu?” ucap Sera yang menyadari Luth membuka pintu.
Punggung Luth penuh dengan keringat. “Mengobrol dengan Erza,” jawab Luth.
Sera beranjak dari tempat tidur, “Kenapa dia belum tidur selarut ini? Apa yang kalian obrolkan?”
Untungnya Luth telah memikirkan jawabannya. “Itu, Erza bingung dengan prinsip hidupnya.”
Sera tersenyum, “Dasar anak muda.”
Luth hanya tersenyum dan beranjak ke tempat tidur.
Sera penasaran apa yang diobrolkan, “Apa yang dikatakan Erza?”
Luth berpura-pura tidur.
Sera terus mengganggu Luth, “Hey, ayolah, apa yang dikatakannya?”
Luth mulai risih. “Tidak, Erza bilang dia sendiri yang akan mengatakannya.”
“Baiklah kalau begitu.”
***
Erza bangun lebih siang daripada biasanya.
“Leni, kenapa kamu tidak membangunkanku?” tanya Erza sedikit kesal.
Erza berencana memberitahu Sena dan Emily tentangnya setelah sarapan. Keluarga Diozor tidak makan siang bersama berkat kesibukan masing-masing. Erza terpaksa menundanya sampai makan malam.
Leni sedikit gugup melihat Erza begitu kesal.
Leni menunduk, “Maafkan saya, Tuan muda. Nyonya memintaku untuk tidak membangunkanmu.”
“Ibu? artinya ibu sudah tahu aku tidur larut,” gumam Erza. “Ah, maafkan aku, Leni. Aku hanya terkejut,” ucap Erza.
“Tidak, Tuan muda. Saya akan segera membawa sarapan.”
“Tidak usah, Leni, sebentar lagi makan siang. Aku juga tidak lapar. Tolong, bawakan saja roti.”
“Baik, Tuan muda”
Erza mengunjungi Luth setelah bersiap.
Mereka membicarakan sejauh mana Sera tahu tentang Erza dan Erza meminta izin untuk pergi ke hutan lagi.
Erza berniat pergi ke hutan, namun Emily yang baru keluar kamar dengan terhuyung-huyung menghentikan langkah Erza. Emily ditemani Ceri dan salah satu pelayan.
“Kakak? Apakah Kakak tidak apa-apa?” tanya Emily mendekati Erza.
Erza menangkap Emily yang hampir terjatuh, “Kakak tidak apa-apa. Apakah Kakak mengganggu tidur siangmu?”
Emily menggelengkan kepala, “Kakak mau Emily peluk?” Emily cukup risau tidak melihat Erza saat sarapan.
“Baiklah, terima kasih, Emily.”
“Kakak mau main sama Emily?”
Erza berpikir kembali. Ia sangat ingin ke hutan mencoba skill baru. Ia mengurungkan keinginannya dan menemani Emily sampai makan siang.
***
“Decrepify” kambing hutan raksasa setinggi 3 meter seketika melambat.
Erza melompat dan mengayunkan pedang ke leher kambing hutan. Pedangnya hanya mampu memotong bulunya, bahkan lehernya tidak tergores sama sekali.
Kambing hutan berbalik ke arah Erza dan menyeruduknya.
Erza bergulig ke samping, hampir saja kena, “Dia cepat meski statusnya diturunkan 30%.”
Erza dengan cepat membuka panel status. Erza berdecak, “Cih, padahal aku tidak ingin menggunakan bonus poin kecuali pada intelligent.
[Agility 12>14]
Kambing kembali berbalik arah. Kali ini Erza dengan mudah menghindarinya dan memotong salah satu kakinya menggunakan pedang energi.
Kambing hutan terjatuh. Erza mengakhirinya dengan memusuk kepalanya.
Erza menghela nafas, “Kenapa tidak ada monster yang cocok menjadi familiarku?” keluh Erza
Tiba-tiba kambing hutan yang lebih kecil menanduk Erza.
Erza refleks menahan dengan pedangnya. Benturan membuatnya terpental hingga semak-semak.
Kambing hutan mengejar Erza yang terpental.
Sesaat setelah menemukannya, kambing hutan kembali dan menjauh.
Erza meringis terbaring kesakitan, “ah sial sekali, untungnya kambing itu kabur.”
Tulang rusuknya patah. Tak lama, Erza merasakan gatal-gatal pada tangannya.
Erza mulai sadar bahwa ia terjatuh diantara tumbuhan beracun, poison ivy. Tumbuhan ini hanya menimbulkan gatal. Namun, rasa gatalnya seakan ingin merobek kulit.
“Benar-benar sial. Kenapa aku tidak manambah poin luck?” gerutu Erza sambil menggaruk tubuhnya.
Erza mendengar suara mendesis dari atas kepalanya. Ia perlahan menggerakan bola matanya ke atas.
Erza tersenyum bahagia dalam hatinya melihat ular itu. Rasa sakit dan gatalnya seketika menghilang, meskipun hanya perasaannya.
Tangan kiri Erza mengendap mendekati ular, sedangkan tangan kanannya meraih belati.
Erza meraih ular dengan tangan kirinya, namun ular itu berhasil lolos.
Erza menahan rasa sakitnya kemudian berjongkok melempar belati.
Ular itu terkena belati mati seketika.
Erza bergegas menggunakan risen kemudian memanggilnya.
...[Status Familiar]...
...[Nama: Tidak Ada...
...Ras: Ular Yin dan Yang(Undead)...
...Kelas: Biasa...
...Health Point: 30/30...
...Mana Point: 50/50...
...Strengh: 2...
...Agility: 20...
...Vitality: 3...
...Inteligent: 5...
...Skill: Detox, Heal]...
Ular yin dan yang memiliki 2 kepala, warna hitam dan putih. Kepala hitam memakan tanaman racun, bisa kepala hitam bisa menetralisir racun yang pernah dimakan. Sedangkan kepala putih memakan tanaman herbal, bisa kepala putih menyimpan hasiat dari herbal yang pernah dimakannya.
Ular ini sangat langka, gerakannya sangat cepat, serta panjangnya hanya 10 cm dan lebarnya 1cm. Itu yang membuat ular ini jarang sekali terlihat.
Setelah tubuhnya sembuh, Erza menghembuskan napas lega, “Terima kasih...” Erza berpikir sejenak, “Yuyi, aku akan memanggilmu Yuyi.”
Setelah sore hari. “Sudah waktunya kembali. Kantungku juga sudah penuh dengan core,” ucap Erza dengan riang.
Tujuan Erza sudah sangat terpenuhi. Pertama, bertambah kuat dengan bertarung tanpa bantuan familiar, meskipun dibantu Yuyi; Kedua, menambah anggota familiar yang bisa mendukung, dan Yuyi sudah melebihi harapannya.
Senyuman Erza bahkan tak berhenti hingga kakinya melangkah mansion.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
acil
gua heran diakan hidup di jalan petarung
kenapa di gras sedikit langsung jujur aneh
2023-01-11
0
GOLDEN DRAGON GOD EMPEROR
bagus thor ceritanya
kalu bisa up nya tiap hari thor
2022-11-29
3