Bab 4 Aneh

Melihat wajah perempuan yang memiliki wajah pari purna itu memerah, Bagas jadi merasa bersalah. Ia kemudian membelai wajah Tamara penuh cinta, "Maaf sayang, aku khilaf," ucapnya lembut.

Tamara tidak memberikan jawaban, perasaan Tamara masih gemeteran.

"Ayo buka matamu!" Titah Bagas lagi, memuja dagu Tamara dengan mengangkatnya sedikit.

Perempuan itu menurut, mempertemukan manik mereka mengundang gelora di hati Bagas ingin terus memilikinya. Walau dia tahu, Tamara sangat jijik menatapnya Ia tidak akan perduli. Yang penting Tamara sudah dalam penguasaannya.

Saat Bagas hendak kembali melabuhkan ciumannya ke bibir Tamara, air shower yang masih on terdengar menyala, membuat Ia menghentikan aksinya dan menarik Tamara ke bawa shower untuk mandi bersamanya.

Dengan pasrah, perempuan itu membiarkan Bagas memandikannya bahkan menyentuh bagian sensitifnya membuat Tamara merintih.

Tapi anehnya, Bagas tidak mengambil kesempatan itu untuk kembali meminta menjamah sampai keduanya selesai. Bagas segera membungkus tubuh Tamara dengan handuk , lalu memintanya keluar lebih dulu.

"Dandan lah yang cantik dan wangi!" Ucap Bagas lirih.

Tamara mengangguk, Ia telah berhasil menjadi bonekanya Bagas hanya karena telah memper-kosanya sampai pria memiliki bukti yang menjerat keluarganya.

Dengan hati-hati Tamara keluar dari ruangan yang dingin dan lembab itu, tak lupa Ia menyambar ponsel yang di letakkan Bagas di atas peralatan mandi hingga kacanya basah. Beruntung ponsel Tamara anti air, sehingga tidak akan mempengaruhi fungsinya.

Baru saja sampai di dekat ranjang, ponsel itu menggema. Nasib baik tidak di ketahui oleh Bagas, sehingga cepat-cepat Tamara menggeser tombol hijau ponsel itu dengan suara bisik-bisik.

"Halo, ada apa Ma?"

"Tamara, Mama tadi lupa kasih tahu, ada pil KB di dalam kopermu. Nanti pil itu kamu minum ya Sayang, supaya gak hamil. Ingat setelah lepas dari Bagas, kamu akan di nikahkan dengan Putra Pak Arya Sanjaya sang pewaris PT. Angkasa Jaya. Jadi jangan mengecewakan kami, intinya Papa akan membuat rencana besar untuk menyingkirkan Bagas diam-diam. Tanpa mengotori tanganmu," ucap Mama panjang lebar.

"Siapa?" Tanya Bagas, yang ternyata sudah berdiri di belakangnya, membuat Tamara terkejut hingga ponselnya terlepas dari tangan, ajaib Bagas bisa menyambutnya.

"Ada apa denganmu?" Tatapan Bagas penuh curiga. Ia merasa ada hal yang tak lazim di diri Tamara.

"O- Oh... tidak, kamu mengagetkanku," timpal Tamara yang namak sangat gugup.

Bagas pun melihat ke layar ponsel, dimana panggilan Mama mertuanya baru saja berakhir.

"Ya sudah, berpakaian yang cantik. Aku ingin meminta jatahku dengan segera!" Titah Bagas lagi.

Tamara sebenarnya tidak mengerti maunya Bagas, jika pemuda itu menginginkannya mengapa tidak langsung saja menyerang, malah meminta mengenakan baju.

Tamara melangkah hati-hati ke arah koper yang di maksud, Ia membukanya dan mencari obat yang Mama maksud. Setelah ketemu, Tamara segera menyembunyikannya dan memilih baju yang bagus.

"Gunakan baju yang tipis, tidak usah mengenakan dalaman!" Teriak Bagas dari tempatnya mendudukkan diri di tepi ranjang membuat Tamara terperanjat namun akhirnya mengangguk.

Gegas Tamara masuk ke kamar mandi dan memakai pakaian yang menurutnya paling seksi, kemudian menelan butiran pil itu bulat-bulat tanpa memikirkan sebab-akibatnya.

Usai menelannya, Ia menyimpan pil KB itu di kamar mandi di belakang botol Shampo yang berdiri di atas dinding, rencananya Tamara akan memindahkan benda itu jika Bagas tidak bersamanya.

Tak ingin Bagas curiga, Tamara pun segera keluar dan meraih tasnya untuk memakai make-up dan wewangian terlebih dahulu, Bagas tidak akan mengganggunya karena Ia memang menginginkan hal itu.

Setelah beberapa menit menunggu, Bagas yang masih mengenakan handuk berjalan ke arah tas bututnya karena ponsel pria itu turut memecah suasana, akan tetapi tatapan itu tak lepas dari Tamara yang menyadari hal itu.

Tamara agak riskan, Ia beranggapan malam ini akan menjadi neraka untuknya. Bisa jadi Bagas tidak akan memberi celah untuknya bernafas walau sejenak saja.

...Oh Tuhan, tolong hambamu ini......

"Halo...!" Jawab Bagas tegas.

"Iya, lakukan saja jangan membantah!"

Entah apa yang di katakan pria itu, Tamara hanya mendengar amarahnya. Padahal sebelum mengenal Bagas lebih jauh, pria itu sangat sopan dan pasrah di caci olehnya. Tapi ternyata, Bagas tak lebih galak dan mengerikan dari pada hewan buas.

"Si- siapa Bagas?" Tanya Tamara.

"Bukan urusanmu" jawab Bagas ketus.

Pemuda itu segera memakai pakaiannya, Ia juga menyambar jaket dan Masker di sofa dekat Tamara.

"Aku akan keluar sebentar, o ya kunci saja pintunya, biar aku masuk dengan kunci cadangan!" Pesan Bagas, yang segera berlalu tanpa menoleh lagi.

Tamara mengulum bibir, sungguh Ia tidak paham akan perilaku Bagas padanya. Ia sendiri bertanya-tanya dalam hati, mau ada perlu apa pria itu keluar, sedang tadi katanya tidak mau melewatkan malam pertama.

.

.

.

Seorang diri di dalam hotel, Tamara sibuk menonton televisi, kadang juga chat dengan para sahabatnya di dalam grup pribadi mereka sambil tengkurap diatas ranjang.

Di dalam grup itu ada nama seorang pemuda yang di taksir berat oleh Tamara, tapi sayangnya Tamara tak bisa berbuat apa-apa karena mau di jodohkan dengan anak Bos Papa Tara.

Halo Tamara, bagaimana kabarmu?...

itu chat dari Nando.

Ciye, ada yang perhatian ni...

Sahut Ayu dan Siska dengan chat serupa. Kedua orang itu memang paling jahil di antara yang lain.

Baik, kamu sendiri bagaimana?...

Balas Tamara pada Nando.

Sama sepertimu, o ya ini sudah jam 10.00 malam. Cepat tidur ya...

Balas Nando lagi.

Oke, By semuanya...

Tamara mengirim emoticon seorang perempuan tengah melambaikan tangan.

Setelah merasa sepi lagi seorang diri, Tamara mulai gelisah, Ia heran mengapa Bagas tidak kunjung kembali padahal sudah pergi sekitar 3 jam yang lalu.

"Ah... bodo' amat lah syukur dia gak pulang-pulang. Dari pada dia terus menyiksaku!" Ucap Tamara kesal. Ia pun mematikan lampu utama dan menyalakan lampu temaram lalu menarik selimut dan mengambil posisi miring sambil memeluk guling.

Tengah malam, Bagas kembali dari luar. Ia masuk dan mendapati selimut Tamara sudah tak di tempat. Bahkan baju dinas malam itu tersingkap hingga membuat Bagas merasa sedang di tantang.

Tanpa berlama-lama, pria itu melepas jaket dan maskernya lalu mengungkung tubuh Tamara.

"He- hey siapa kamu?" Teriak Tamara, terkejut.

Bagas tidak tinggal diam dan membungkam mulut Tamara dengan tangannya yang lebar, "Tenanglah Sayang, ini suamimu!" Bisiknya pelan.

"Ba- Bagas?" Tanya Tamara, menatap sangat tajam pria di atas tubuhnya. Takut jika itu orang lain.

"Aku melarangmu tidur malam ini!" Ucap Bagas lagi.

"Bisakan besok saja, aku mengantuk."

"Tidak bisa, milikku sudah menantang!"

Sial, apa pria ini ingin membunuhku...

Tamara benar-benat tidak habis pikir.

Terpopuler

Comments

"SAYANGKU"😘

"SAYANGKU"😘

hemb,,,

2022-12-09

0

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

🏠⃟🍁𝕽αss Alզհαíɾ𝐚❣️𝐐⃟❦

🤔🤔🤔.... sepertinya ada someting.... bcoz ada sesorang cll bagas... be secret perbualan mereka... who thats🙆‍♀️

2022-12-03

2

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

jangan2 Bagas yg mau dijodohin sm Tamara 😱😱

2022-12-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!