Lion menjalankan motornya dengan sangat cepat mengarah ke sebuah mobil yang berada di ujung jalan yang juga berjalan cepat ke arahnya. Kedua orang itu melaju sangat cepat sehingga ketika mendekat pasti akan terjadi tabrakan.
Namun tepat beberapa meter sebelum mereka mendekat, Lion dan pengemudi mobil mengerem. Mereka berhenti tepat saling berhadapan.
Lion segera turun dari motornya dan berjalan menaiki kap mobil hitam yang menghalangi jalannya dengan kesal.
"Kenapa kau menghalangi jalanku?" Tatap Lion pada si pemilik mobil. Lion berada di atas kap mobil sport sedan yang terlihat sangat mewah. "Keluarlah!! Berani sekali mencari gara-gara denganku?!"
Niko keluar dari mobil dan menatap Lion. Mereka berdua saling pandang dengan tajam. Tiba-tiba Lion mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.
"Hari ini panas sekali." Ucap Lion sambil membuka bungkus permen lolipop dan memasukannya ke mulut lalu berbaring di atas kap mobil Niko.
Niko mendesis melihat tingkah aneh Lion.
"Kalau panas kenapa kau malah berbaring disana bodoh?" Tanya Niko karena sikap aneh Lion. "Tadi aku benar-benar berniat menabrakmu." Niko bersandar ke mobilnya.
"Cuaca panas harus dinikmati, itu tujuan hidupku. Lalu kenapa kau juga berhenti?" Tanya Lion duduk.
"Kau pasti akan membunuhku setelah membuat pacarmu hancur." Jawab Niko mengeluarkan kacamata hitam dari mobil dan memakainya. "Disini sangat panas padahal sudah hampir sore."
"Benar, aku akan langsung membunuhmu di tempat kalau kau berani menyakiti Meganku!!" Seru Lion turun dari atas kap mobil dan mengelus motornya.
Niko tertawa melihat tingkah bodoh temannya itu.
"Lion, aku akan menikah dengan Melody." Ucap Niko menatap Lion.
Lion langsung menoleh mendengar ucapan Niko. Namun setelahnya dia terkekeh.
"Kau dan Ars memang sama saja, kalian bicara semudah itu tentang menikah." Ujar Lion masih tertawa terbahak-bahak hingga duduk di jalan di samping motornya. "Kalian berdua masih sekolah, astaga, bahkan kau dan Melon masih di kelas sepuluh."
Niko ikut tertawa mendengar Lion. Dia berjalan mendekati temannya itu.
"Bagaimana menurutmu? Apa tidak masalah kalau aku menikah dengannya?"
Lion bangkit berdiri karena dilihat dari ekspresi Niko, dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Lion mengeluarkan permen lolipop dari mulutnya.
"Kalau dia setuju, aku rasa tidak masalah." Senyum Lion. "Kau ingin hadiah apa dariku? Apapun akan aku berikan untuk hadiah pernikahan kalian berdua. Tapi jangan yang mahal ya."
"Tapi masalahnya aku tidak terlalu yakin dia akan mau begitu saja." Ujar Niko. "Aku akan meminta orang tuaku datang saat dia sudah setuju. Kau tahu kan kedua orang tuaku selalu menuruti semua yang aku mau." Lanjut Niko sambil berjalan mendekati pintu mobilnya.
Lion masih memperhatikan Niko dengan ucapannya. Setelah Niko kehilangan mimpinya menjadi seorang atlet renang, kedua orang tuanya selalu memberikan apapun yang diinginkan oleh putranya. Kali ini pun pasti mereka tidak akan menentangnya, walaupun itu permintaan bodoh.
"Datanglah ke rumahku, Nausha menanyakanmu terus." Ucap Niko membuka pintu mobil. "Dia sangat merindukanmu."
"Bilang padanya sebaiknya dia berhenti menjadi pedofil." Seru Lion sambil menaiki motor lalu memakai helm.
Niko hanya terkekeh sambil masuk ke dalam mobilnya.
...***...
Melody berjalan mengikuti Prothos ke kamarnya setelah sampai sehabis dari pulang sekolah. Dia hendak memberikan titipan dari Wilda untuk kakaknya itu.
"Kak Oto." Panggil Melody saat Prothos hendak menutup pintu kamarnya.
Melody masuk ke kamar Prothos.
"Ada apa, Melo?" Tanya Prothos duduk di sisi tempat tidurnya.
Melody menyodorkan totebag pemberian Wilda padanya. Prothos menatapnya penuh tanya dengan pemberiannya.
"Dia bilang kau akan menerimanya karena hari ini kalian resmi berpacaran." Ucap Melody.
Prothos langsung mengerti dari siapa benda itu.
"Benar kau dengan Wilda sudah pacaran, kak?"
"Tidak." Jawab Prothos.
"Lalu apa aku kembalikan saja padanya?"
Prothos berpikir sejenak dan jawabannya adalah dia harus menerimanya. Dia berniat mengembalikannya secara baik-baik pada gadis itu besok.
"Biar kakak saja yang kembalikan padanya." Jawab Prothos menerimanya.
Melody langsung keluar setelah memberikan titipan Wilda pada Prothos, kakaknya. Dia masih bingung dengan apa yang terjadi.
Di kamarnya Melody terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi. Jika Wilda bilang kalau dia dengan kakaknya resmi berpacaran hari ini lalu siapa pacar kakaknya yang memberikan topi itu, dan berinisial W juga? Tapi kakaknya Prothos bilang mereka tidak pacaran. Apa yang terjadi sebenarnya? Melody terus saja memikirkannya.
Di kamarnya, Prothos duduk di meja belajar mengeluarkan isi dari pemberian Wilda. Sebuah handphone dengan sebuah surat. Prothos membuka surat tersebut.
Kau harus menerima hadiah pertama pacarmu. Hidupkan handphone-nya maka kau akan tidak bisa menolaknya lagi.
"Apa-apaan wanita ini?"
Prothos segera menghidupkan handphone-nya dan langsung melihat foto dirinya bersama Widia duduk bersampingan saat di restoran cepat saji menjadi wallpaper-nya.
Prothos langsung kesal dan mengusap wajahnya berkali-kali dengan telapak tangannya.
"Sialan, dia mengancamku!!" Seru Prothos kesal.
Tiba-tiba handphone itu mendapatkan sebuah pesan dari nama Pacarku Tercinta. Dengan ragu Prothos membukanya.
Datanglah ke apartemen-ku sekarang, 404. Aku menunggumu.
"Wanita ini pasti sudah gila." Gumam Prothos dengan sangat kesal.
Prothos memikirkan semuanya. Dia berpikir apa yang akan terjadi jika mengabaikan Wilda, gadis itu pasti akan langsung membeberkan rahasianya bersama Widia. Lalu jika dia mendengarkan Wilda dan mengikuti permainannya maka hubungannya dengan Widia bisa saja terganggu.
"Ini benar-benar seperti memakan buah simalakama." Ucap Prothos.
...***...
Prothos menekan bel sebuah apartemen. Akhirnya dirinya mengambil keputusan untuk menemui Wilda lebih dahulu untuk menjelaskan semuanya pada gadis itu.
Wilda membuka pintu dengan terlihat tegang. Saat ini gadis itu baru saja mandi dan rambutnya masih basah selain itu dia tidak memakai kacamata seperti biasanya.
Prothos mengikuti Wilda masuk. Ukuran apartemen Wilda lebih besar dari pada milik Widia dan perabotannya pun lebih mewah. Terdapat rak buku yang dipenuhi oleh bermacam-macam buku mengisinya.
"Duduklah, dulu." Seru Wilda sambil duduk di sofa dua seat.
Prothos mendengarkannya dan duduk di sofa satu seat. Dia memandang Wilda yang terlihat sangat senang dengan kehadirannya walau dia terus menundukkan kepalanya.
"Wilda, sebenarnya aku kesini ingin-"
"Aku tidak masalah kalau kau menyembunyikannya dari bu guru." Sambar Wilda tanpa memandang Prothos dan wajahnya tertunduk dengan menggenggam tangannya. "Kita diam-diam saja, bu guru tidak usah tahu kalau kita berhubungan."
"Apa?" Tanya Prothos heran.
"Aku rasa kau juga mengerti. Walau kau berpacaran dengan bu guru tapi kau tidak bebas bersamanya kan? Kalian tidak bisa bertemu di sekolah dan kalian juga takut saat berjalan di luar."
Wilda mengangkat kepalanya menatap Prothos.
"Aku ingin kau membiarkan gosip yang berkembang di sekolah dan memperlihatkan pada semua orang kalau aku pacarmu, tapi sekaligus aku ingin kau menyembunyikan kesepakatan ini dari bu guru."
"Apa tujuanmu sebenarnya?"
"Kau bebas keluar masuk apartemenku, dan kita juga bisa melakukan semua hal yang biasa orang pacaran lakukan, saling memeluk, berciuman bahkan aku ingin melakukannya hal itu juga denganmu." Ujar Wilda dengan kepala tertunduk lagi. "Tapi kau harus sembunyikan semuanya itu dari bu guru. Ya, aku rasa kau pasti menyembunyikan semua yang akan kita lakukan padanya."
Prothos tertawa heran mendengar perkataan Wilda. Dia tidak habis pikir pada gadis itu. Semua yang dikatakannya sama saja dengan dia rela dijadikan selingkuhan olehnya.
Dengan kesal Prothos bangkit berdiri dan tidak berniat melanjutkan perbincangan dengan wanita gila yang duduk dengan polos di dekatnya itu. Prothos meletakan handphone pemberiannya dan berjalan ke pintu keluar.
"Kalau kau menolaknya, aku akan segera memberitahu pihak sekolah mengenai rahasia kalian."
Prothos berbalik dan melihat Wilda menunjukan wallpaper yang ada di handphone yang diletakkan Prothos di meja tadi.
...–NATZSIMO–...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments