Sinar matahari menerpa dan membangunkan duda tampan yang tertidur tanpa pakaian.
Ia tersentak mengingat yang terjadi semalam dan yakin bukan mimpi.
"Siapa yang tidur denganku semalam?"
Ia tidak bisa melupakan percintaan panasnya semalam, dengan wanita yang tidak bisa ia lihat jelas.
Setelah sekian lama ia tidak menyentuh wanita, hasratnya terpuaskan dengan wanita misterius yang datang ke kamarnya.
Bahkan sisa percintaannya terlihat jelas, ada bekas lipstik belepotan di sekujur tubuhnya. Wanita itu liar sekali membuat Arkan hilang kendali dan melampiaskan hasrat terpendamnya.
Sementara itu Alita sudah menyiapkan sarapan dan sedang menyapu ruang tengah.
Arkan muncul di ruang makan dan melihat Alita sedang membersihkan rumah.
Mata Arkan menyipit melihat penampilan Alita yang kurang enak dilihat. Memakai kaus lusuh yang sudah pudar warnanya. Rok hitam selututnya tidak enak dipandang karena begitu kusam.
Rambutnya yang dikuncir sekenanya. Wajah yang polos tanpa bedak apalagi lipstik.
"Selamat pagi, Tuan." Sapa Alita, teringat semalam ia mimpi buruk dan memeluk Arkan, ia takut semalaman.
Takut Arkan marah dan memecatnya sudah berani kurang ajar.
Arkan duduk siap sarapan.
"Tuan, maaf semalam, saya lancang memeluk Tuan," kata Alita takut-takut.
Mata Arkan menyipit. "Kamu mimpi?"
Alita mengangguk pelan. "Saya mimpi buruk, Tuan. Makanya saya takut."
Arkan menatapnya curiga. "Kamu ke kamarku semalam?"
Alita menggeleng polos. "Saya langsung tidur, Tuan."
Nggak mungkin dia Alita, batinnya. Alita begitu lusuh dan pucat. Bahkan aroma tubuhnya hanya tercium minyak kayu putih.
Berbeda dengan wanita yang semalam bercinta dengannya, begitu seksi dan ber makeup tebal. Aroma tubuhnya begitu wangi memabukkan.
Arkan berusaha mengenyahkan pemikiran itu. Alita terlalu polos bahkan hanya karena memeluknya saja gadis itu ketakutan minta maaf.
Tanpa bertanya lagi, Arkan menyantap omelet sayuran yang disiapkan.
Hmm.. masakan Alita selalu enak, batinnya.
***
Alita melanjutkan menyapu. Ia teringat semalam mimpi buruk akan masa lalu yang tidak bisa dilupakannya.
Ia tidak punya kekuatan untuk menghadapi.
Karena ia memiliki ketakutan besar, ketakutan masa lalu itu akan terulang.
Ia tidak memiliki siapapun yang menyayanginya.
Terus bersembunyi dari kejaran Pak Burhan membuatnya lelah dan ingin mengakhiri hidupnya.
Namun ada suara yang selalu terngingang di kepalanya ketika ia ingin mencoba bunuh diri.
"Selesaikan dulu urusanmu, baru kamu boleh mati."
Jika masih berpikir waras, memang tidak seharusnya dia menyia-nyiakan hidup selama ia masih sanggup bertahan.
Namun kekuatan dari mana ia pun tidak tahu.
"Alita.." panggil Arkan.
Alita meletakkan kemocengnya. "Iya Tuan."
"Sekarang kamu ke gudang. Ambil semua foto dan barang-barang yang waktu itu saya suruh kamu bereskan. Bawa ke belakang untuk dibakar."
"Baik Tuan." Alita sigap dan mengerjakan yang disuruh.
Tak lama, Arkan menyusul ke halaman belakang dan melihat Alita sudah menyiapkan tong besar.
"Ini Tuan."
Arkan membuka kardus dan mulai melempar semua foto Lanni dalam tong. Juga semua sisa barangnya.
Begitu mengambil foto pernikahan bersama keluarga, Alita tercekat memandang foto pernikahan.
"Kamu kenapa?" Arkan heran.
Alita mendadak tegang. "Ngg nggak apa-apa Tuan. Ini foto keluarga Tuan?"
Arkan mendengus keras. "Bukan. Mereka bukan keluargaku lagi. Cepat buang."
"I-iya Tuan." Alita membuang foto itu dan menyiramkan bensin.
Arkan mengeluarkan korek api dan membakar semua yang berhubungan dengan Lanni, nggak bersisa.
Ia benar-benar ingin menghapus wanita itu dari hidupnya.
Hanya Alita jadi gelisah, namun berusaha ditutupi.
"Saya mau berenang. Bawakan handuk." Arkan menuju kolam renang di samping rumah.
Alita menuju kamar Arkan mengambil handuk. Pikirannya berkecamuk.
"Kenapa ada dia? Berarti, dia kenal sama Tuan Arkan? Duuhh kenapa aku ketemu dia lagi??"
***
Kenapa aku mikirin wanita semalam? Batin Arkan gelisah.
Ia berenang berusaha menghilangkan pikiran itu.
Sentuhan wanita itu sungguh membuatnya gundah setiap waktu.
Rasanya sungguh luar biasa saking lamanya ia tidak merasakan sentuhan wanita.
Namun tidak ada yang masuk ke rumahnya saat itu, security dan CCTV sudah membuktikan.
Satu-satunya yang ada di rumah hanya Alita. Namun sosok wanita yang bermalam dengannya jelas bukan Alita. Sosoknya sangat berbeda.
Begitu seksi menggoda. Tidak lusuh seperti ART barunya itu.
Semula Arkan mengira dirinya berhalusinasi atau bermimpi sedang bercinta. Namun banyak bukti yang menunjukkan itu bukan mimpi.
Bekas lipstik belepotan di tubuhnya karena wanita itu begitu liar.
Bahkan ia merasakan pelepasan hasrat berkali-kali, terasa sangat nyata.
"Tuan..."
Suara serak itu membuyarkan lamunan Arkan.
Arkan berenang ke tepi melihat Alita berdiri memegang handuk dan HP.
"Ada apa?"
"HP Tuan berbunyi."
Arkan keluar dari kolam renang hanya mengenakan celana renang membuat Alita menunduk segan melihat majikannya bertelanjang dada memperlihatkan otot perut yang menawan.
Arkan mengambil handuk dan menyeka wajah serta tangannya.
Alita bergegas menyingkir karena Arkan mau jawab telepon.
"Halo,.."
"Lagi ngapain libur gini? Di rumah aja?" Tanya Firas, asisten sekaligus sahabat karibnya sejak kecil.
"Iya gue di rumah. Abis berenang. Kenapa?"
"Main golf yuk? Mr.Jason baru datang ke Indonesia, bawa anak gadisnya."
"Terus?"
"Yaaa gue kan dalam misi cari jodoh buat sahabat plus bos gue."
Arkan terdiam. Daripada ia gila di rumah memikirkan wanita misterius yang belum tahu siapa, lebih baik dia bersenang-senang.
"Oke. Gue siap-siap dulu."
"Gitu dong. Setengah jam lagi gue nyampe jemput lo."
Ia memutuskan telepon dan meneguk jus tomat yang disediakan Alita di meja.
Setelah itu ia ke kamar bersiap pergi.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments