Seminggu sudah Alita bekerja dengan Arkan.
Dan Arkan selalu dibuat kagum dengan hasil kerjanya yang selalu rapi.
Alita pun nyaman dengan pekerjaannya karena aman dari kejaran Pak Burhan.
Pernah ia melihat Pak Burhan di mal, tapi ia bisa menghindar dan memastikan tidak dibuntuti.
Ia berdoa Pak Burhan tidak menemukannya di sini.
Hampir tengah malam Arkan baru menyelesaikan pekerjaannya.
"Done." Arkan menutup laptop dan meregangkan otot lehernya.
Ia keluar ruang kerja hendak ke kamar.
Melewati dapur, ia menajamkan pendengaran.
"Itu suara Alita? Kenapa dia?" Arkan menuju kamar belakang.
Suara Alita makin kencang seperti menjerit-jerit.
Arkan membuka pintu yang tidak dikunci.
Ia kaget melihat Alita berbaring sambil menjerit dan meronta-ronta.
"Lepas!! Tolong jangan!! Jangan sakiti saya! Lepasssss..!!"
Arkan bergegas mendekat dan melihat Alita tidur sambil mengigau. Tubuhnya berkeringat karena terus memberontak, air matanya bercucuran.
"Alita.. hey, bangun..." Arkan menyentuh bahunya.
"Tolonggg..!!" Alita terbangun dengan wajah basah dan tubuh gemetar.
"Hey Alita, kamu mimpi?"
Alita kaget melihat Arkan di sana, spontan langsung memeluk tuannya begitu erat.
"Tuan, saya takut Tuan. Ada orang jahat mau nyakitin saya."
Arkan terkejut Alita gemetar hebat, tubuhnya dingin.
Alita terisak sambil terus memeluk Arkan. "Tolong saya Tuan. Saya takut."
"Takut apa?" Entah kenapa Arkan kasihan melihat Alita yang sepertinya menghadapi masalah berat.
"Ada orang jahat." Alita mengeratkan pelukannya, sorot matanya ketakutan.
Arkan mengusap kepalanya. "Siapa?"
Alita tidak menjawab, begitu ketakutan dan gemetar hebat.
Arkan melepas pelukannya dan duduk di ranjang menghadap Alita.
"Kamu cuma mimpi. Di sini aman, nggak ada yang nyakitin kamu."
Alita menggeleng takut.
"Sudah kamu tidur lagi." Arkan berdiri namun Alita memegang tangannya.
"Tuan.."
Arkan melepaskan pegangannya perlahan. "Kamu aman di sini. Nggak ada orang jahat."
Alita terisak, ia benar-benar ketakutan.
Arkan mengelus kepala Alita sekilas, lalu meninggalkan kamar.
"Kenapa aku ngerasa nyaman dekat Tuan Arkan?"
***
Setelah mengganti baju, Arkan merebahkan tubuhnya di kasur.
Ia memikirkan yang terjadi barusan.
Sepertinya Alita mengalami mimpi buruk.
Ia hanya tahu Alita sebatang kara, satu-satunya keluarga adalah bibinya sudah meninggal.
Setelah itu Alita berpindah tempat menghindar dari lelaki beristri yang mengincarnya.
Arkan melihat wanita itu berwajah cantik dengan mata bulat dan bibir tipis. Tubuhnya langsing. Kulitnya mulus dan lembut.
Mungkin Arkan tidak akan pernah tahu itu kalau saja barusan Alita tidak memeluknya.
Apalagi Alita hanya mengenakan tank top yang membuat Arkan bisa menyentuh kulitnya.
Mengingat itu kepalanya sedikit pusing.
Ia geleng-geleng kepala. "Pasti karena aku udah kelamaan sendiri."
Ia memang kesepian, sebelum bercerai, ia sudah sangat jarang berhubungan intim dengan Lanni.
Karena ia terlalu sibuk jarang bertemu Lanni.
Setelah diingat ia cukup lama tidak pernah menyentuh wanita.
Merasakan sentuhan kulit Alita tadi mengganggu pikirannya.
"Dia cuma ART, yang aku gaji. Jangan aneh-aneh deh, Kan." Katanya pada diri sendiri.
Ia mematikan lampu dan berusaha memejamkan mata.
Klek.
Pintu terbuka.
Arkan tersentak dan mendengar langkah kaki mendekat.
Siapa yang datang?
***
Terlalu gelap untuk melihat yang datang.
"Siapa di situ?!" Teriak Arkan.
"Ssstt..." Detik berikutnya sentuhan lembut meraba dadanya, hembusan nafas aroma mint menerpa penciumannya.
Tubuh Arkan membeku merasakan sentuhan yang sudah lama tidak ia rasakan.
Dari aroma tubuhnya jelas wanita.
"Kamu siapa?"
Dalam keremangan cahaya, Arkan melihat seorang wanita berpakaian merah yang minim. Rambutnya panjang, bibirnya merah menyala dipastikan lipstick yang digunakan begitu tebal. Namun aroma dan lekuk tubuhnya begitu menggoda.
Siapa wanita ini?
Arkan benar-benar tidak mengenal sosok wanita seksi yang sudah menggerayangi tubuhnya.
Ia hilang akal ketika sapuan bibir merah itu menyentuh bibirnya, detik berikutnya ia merasakan ******* buas di bibirnya, sentuhan lembut di wajah dan lehernya membangkitkan hasrat lelakinya seketika.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments