Bab 3

Pukul 19.15 Arkan pulang dengan wajah lelah.

Begitu masuk rumah ia tertegun, melihat rumah begitu rapi.

Lantai bersih dan wangi.

Pewangi ruangan tercium menenangkan.

Bahkan sarung bantal sandaran sofa yang sudah kumal karena terlalu lama tidak diganti, sekarang sudah diganti lebih bersih dan wangi.

Muncul Alita dari dapur membawa dua piring masakan.

"Tuan sudah pulang?" Alita bergegas mendekat. "Mari saya bawakan tas dan jasnya, Tuan."

Arkan mengerutkan kening, baru melihat dengan seksama wajah Alita yang begitu cantik walau terlihat sendu dan sedih. Wajahnya masih kelihatan imut tidak terlalu kelihatan umurnya hampir kepala tiga.

"Tuan, makan malam sudah saya siapkan." Alita mempersilahkan.

Sebenarnya Arkan tidak nafsu makan karena seharian emosi memikirkan Lanni.

Namun wangi masakan memanjakan indera penciumannya dan membuat perutnya bergemuruh.

"Saya masak ikan mas bumbu kuning dan cah kangkung, Tuan. Semoga Tuan cocok dengan masakan saya."

Alita segera kembali ke dapur.

Arkan duduk hendak makan.

Masakan Alita begitu harum dan membuat perutnya lapar.

Ia membalikkan piring dan menyendok nasi. Dan mulai makan.

Hmm.. enak juga masakannya, batin Arkan.

Alita muncul membawakan segelas air. Melihat tuannya begitu lahap makan masakannya membuatnya senang.

Ia pernah bekerja menjadi asisten chef di restoran sehingga ia belajar memasak.

Arkan menghabiskan dua piring nasi. Bahkan dua potong ikan dan sepiring cah kangkung sudah habis tidak bersisa. Karena sejak siang ia belum makan, pekerjaannya menumpuk. Pagi pun hanya minum kopi dan satu croissant.

Setelah sekian lama ia bisa makan kenyang dengan masakan rumahan.

Perasaannya membaik dan kekesalannya sejak tadi hilang karena perutnya kenyang setelah makan enak.

Sepertinya ia akan tidur nyenyak malam ini.

Arkan menuju kamarnya.

Begitu masuk kamar, lagi-lagi ia tertegun melihat kamar yang rapi dan wangi.

Seprai dan selimut sudah diganti.

"Hmm.. sepertinya nggak salah aku terima asisten rumah tangga. Bagus juga kerjanya."

Sementara itu di dapur Alita tersenyum sumringah masakannya habis. Dia ingin bekerja dengan baik di sini. Ia tidak ingin lagi luntang lantung di luar pindah kerjaan dari satu tempat ke tempat lain.

Maka dia harus pintar mengambil hati majikannya.

Tantenya pernah bilang, kalau ingin mengambil hati laki-laki, manjakan lidahnya dengan makanan enak.

Kalau perut kenyang, laki-laki akan bersikap lebih baik.

***

Arkan seorang CEO perusahaan property. Berwajah tampan yang dingin, bertubuh tinggi kekar.

Di umur 32 tahun, ia sudah mencapai puncak kesuksesan. Keuntungan perusahaan start up yang ia mulai rintisan mencapai milyaran.

Sejak ia remaja, ibunya sudah meninggal.

Ayahnya pergi dengan wanita lain. Dan Arkan tidak pernah bertemu lagi dengan ayahnya.

Ia mempunyai kakak laki-laki bernama Arden, yang sudah meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan mobil.

Ia menikah dengan Lanni begitu baru mendirikan perusahaan.

Awalnya Lanni yang baru merintis sanggar senam Zumba bersama kawan-kawannya, meminta agar mereka menunda anak.

Namun ketika saatnya Arkan merasa bahagia mendengar kehamilan Lanni, dan harus mendengar kabar pahit Lanni keguguran dan ia kehilangan calon anaknya.

Dan itu terulang dua kali.

Padahal Arkan sangat mendambakan anak. Ia tidak memiliki keluarga lagi. Kehilangan ibu dan kakak, dicampakkan sang ayah.

Riga saudara tirinya yang selalu iri pada kesuksesannya, menusuknya dari belakang.

Ia sungguh membenci mantan istri dan saudara tirinya.

Yang bisa ia lakukan hanya berusaha melupakan semua.

Lebih baik berjuang memperbesar usahanya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!