Mata kuliah sudah di mulai. Pak Arya sudah menjelaskan di depan sana.
Ditempat duduknya, Anjas bergerak gelisah. Rasanya belum plong kalau belum menceritakan kejadian tadi pada Andi atau Rio.
“Andi, kamu tau gak aku tadi ketemu siapa?” Tanya Anjas , disebelahnya Andi sedang memainkan ponsel.
“Siapa? “ tanya Andi tanpa mengalihkan perhatian dari ponselnya.
“Angel” jawab Anjas antusias.
“Angel? Siapa Angel?” tanya Andi bingung.
Anjas menepuk jidatnya.
“Aku lupa kalau kamu gak tau siapa Angel, kamu taunya itu Bidadari Perpus, ehehe” jawab Anjas terkekeh.
“Oh…” jawab Andi tak tertarik.
“Kok oh doang?’’ tanya Andi heran.
“Emangnya harus gimana?’’ Andi tampak bingung, “Kamu lupa kalau yang naksir tu cewek si Reno, bukan aku?”.
“Ehehehe, berarti aku boleh maju ya? kan Reno udah jadian sama Melody” Anjas bertanya sambil memperlihatkan senyum termanisnya.
“Mereka jadian?” tanya Andi pula.
“Iya, tadi aja pas aku kesana mereka lagi pelukan, tepatnya Melody lagi meluk Reno” jawab Anjas berdasarkan apa yang dia lihat.
Andi menghela nafas, “Menurut aku sih ya, kamu cari cewek lain aja, masih banyak yang lain, walaupun Reno udah jadian sama Melody, kamu tau sendiri kan gimana tergila-gilanya Reno dulu sama tuh cewek” jelas Andi.
Anjas pun manggut-manggut mengerti , “Bener juga, nanti aku kehilangan temen gara-gara cewek”ujar Anjas pula.
“Itu kamu pinter” sahut Andi menimpali.
“Udah jangan ngobrol melulu, dengerin tuh dosen” Rio yang duduk di belakang mereka menginterupsi.
...
Sementara di kantin.
“Angel, kamu udah kelar belum tugasnya?, aku pinjam ya?” Lani nama sahabat Angel yang memanggil namanya tadi bertanya.
“Ya ampun Lan, tugas pribadi itu dikerjakan sendiri, bukannya minjem” ujar Angel sambil geleng-geleng kepala.
Lani hanya nyengir saja.
“Kamu kan sahabat baik aku, masak sama temen sendiri pelit” kata Lani yang sebenarnya memohon bantuan.
“Bukannya pelit, tapi kamu yang keenakan, lagian cewek kok bar bar gini sih, tadi pakai teriak-teriak, kan aku malu Lan” protes Angel.
“Gak apa lah, kamu kan udah biasa jadi pusat perhatian” kekeh Lani kemudian.
“Bukan aku yang jadi pusat perhatian, kan kamu yang teriak-teriak” sahut Angel tak terima.
“Terus ngapain kamu yang malu?” tanya Lani terheran.
“Karena kamu nyamperin aku, jadi mau gak mau orang-orang liatin aku juga, kamu tau sendiri aku orangnya pemalu” protes Angel.
“Lagian ngapain malu-malu sih, kalau aku di anugrahkan kecantikan kayak kamu, aku gak bakalan pemalu, tapi bakalan nunjukin pesona ku” goda Lani.
“Emang kamu nya aja yang bar bar” Angel masih keukeuh kalau Lani sudah membuatnya malu.
“Udah gak usah dibahas deh Angel sayang...
By the way, Tadi kamu liat gak cowok yang kayak F4 itu yang sama 1 cewek? udah kayak drama jaman dulu ya hahaha” Lani mengalihkan pembicaraan sambil tertawa terbahak-bahak.
“Yang mana? Aku gak liat” Angel seperti tak tertarik dan melanjutkan tugasnya, “kerjain Lan” ucapnya menginterupsi.
“Iya sekarang aku kerjain, males banget gak sih kita harus ngejar dosen kayak gini? Kalau gak demi nilai aku gak mau sampai malam gini di kampus” dumel Lani pelan.
“Salah kita juga tadi pagi gak ngumpul tugas, ini aku udah kelar habis ini kita langsung nyari pak dosen ya”ajak Angel kemudian.
“Tunggu dong, aku kan belum selesai” protes Lani cemberut.
“Nih salin punya aku, tapi rubah-rubah dikit lah biar kita gak kena omel lagi, Kamu tau sendiri tu dosen killer nya kayak apa” ucap Angel sambil menyerahkan laptopnya pada Lani untuk disalin.
“Thank you my Angel “ Lani langsung menyalin tugas punya temannya itu.
Selesai mengerjakan tugas mereka pun bergegas ke ruangan Pak Daffa , Dosen mereka.
“Kamu udah chat pak dosen gak Ngel?” tanya Lani dalam perjalanan menuju ruang Dosen. Bukan tanpa alasan dia bertanya seperti itu. Takut seperti yang sudah-sudah, repot-repot ngejar dosen eh dosennya gak ada.
“Udah tapi belum di bales, kita langsung aja keruangannya gimana?’’ usul Angel yang langsung diangguki Lani.
Di depan ruang dosen, dua mahasiswa tersebut maju mundur untuk masuk, mengingat bagaimana tadi pagi mereka di tegur Pak Daffa, dosen mereka. Belum sempat mengetuk pintu terdengar suara deheman dari belakang mereka.
“Hemmm”.
Reflek Angel dan Lani menoleh ke asal suara tersebut, dan semakin terkejut ternyata itu suara Pak Daffa, “Ngapain kalian kayak maling?” tanya Pak Daffa terheran dengan kedua mahasiswinya yang maju mundur cantik itu.
“Ma..maaf pak, kami tidak bermaksud seperti itu, kami mau ngumpul tugas yang tadi pagi pak” jawab Angel gugup.
“Mari masuk ke dalam” kata Pak Daffa dan mendahului mereka masuk.
Angel dan Lani pun masuk keruangan dosen menyusul Daffa.
“Ini pak tugas kami” Lani dan Angel meyerahkan tugas mereka dan Pak Daffa pun merimanya.
“Saya berbaik hati memberikan kesempatan kedua untuk kalian, kalau kalian melakukan kesalahan yang sama dilain waktu, jangan harap akan ada kesempatan-kesempatan lain, kalian boleh kembali sekarang” tegas Pak Daffa. Wajahnya sangat seram saat mengatakan itu. Daffa memang Dosen yang terkenal galak padahal wajahnya begitu tampan.
“Terima kasih banyak pak, kami permisi” kata Angel dan Lani kompak seraya membungkuk hormat dan meninggalkan ruangan Pak Daffa.
Jantung mereka sudah sama-sama berdisko mendengar ceramah Daffa yang singkat padat dan jelas itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments