Kedekatan antara Melody dan Reno pun akhirnya diketahui oleh ketiga temannya. Bagaimana tidak? Saat di kampus Melody pasti akan menempel pada Reno dan bertanya ini dan itu. Setiap ada kendala dia pasti akan mencari Reno.
Apa-apa Reno dan selalu Reno. Hingga tak sedikit yang menjodoh-jodohkan mereka.
"Mel, kamu suka sama Reno?" tanya Tika teman sekelasnya.
"Kelihatan ya?" tanya Melody dengan pertanyaan. Dia memang tidak bisa menutupi ketertarikannya pada Reno. Melody merasa kalau Reno adalah sosok yang berbeda dan harus bisa dia miliki.
"Banget" jawab Tika.
Melody pun tertawa mendengar respon Tika.
"Ya gimana dong!? Reno ganteng banget soalnya" ucap Melody terkekeh.
"Kalau kamu suka buruan nyatain perasaan kamu. Aku dengar Wiwin kelas sebelas naksir dia. Aku sempat nguping pembicaraan Wiwin waktu di kantin" jelas Tika.
"Masak sih? Gak bisa gak bisa. Reno itu milik aku" ucap Melody.
"Sana buruan bilang sama Reno kalau kamu suka dia sebelum keduluan. Dia di kantin sekarang" titah Tika.
Dengan cepat Melody pun menyusul Reno ke kantin.
.mm
“Ren, kamu deket ya sama Melody?” Rio bertanya pada Reno. Saat ini mereka sedang berada di kantin. Dosen jam pertama tidak mengajar.
“Ya lumayan deket, orangnya baik dan nyambung aku ajak ngobrol” jawab Reno.
“ Dan cantik” Rio menambahkan. Reno hanya tersenyum.
“Berarti Bidadari perpus boleh buat aku ya?” Anjas tiba-tiba bertanya.
“Kamu pernah ketemu?’’ bukannya menjawab, Reno malah balik bertanya karena penasaran.
“Nggak sih, udah lama aku gak pernah liat” jawab Anjas terkekeh.
“PD banget kamu ya, emang cewek itu mau sama kamu? “ Andi menimpali dengan tawa ngakaknya.
Melody akhirnya tiba di kantin dan langsung mencari keberadaan Reno.
“Pada ngomongin apa sih?” tanya Melody penasaran, dia kemudian duduk di sebelah Reno yang kebetulan kosong. Tak heran bila Melody menasarab karena tawa Andi begitu keras terdengar, bahkan beberapa mahasiswa yang ada di kampus sampai melihat ke arah Andi karena terkejut mendengar tawa keras itu.
“Gak bahas apa kok Cuma seru-seruan aja’’ Rio yang menjawab karena yang lain terlihat bingung mau menjawab apa.
“Oh... Kirain kenapa, tawa Andi sampai kedengeran di depan.
Oh iya, Katanya jam ke 2 juga kosong lho.. kalian udah tau?’’ ucap Melody memberikan informasi.
“Sial tau gitu tadi aku mabar di rumah” seru Andi sambil mengacak-acak rambutnya.
Reno hanya geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah laku temannya itu. Andi memang suka sekali bermain game. Mereka pun kembali berbincang-bincang. Melody yang supel dengan cepat berbaur dengan obrolan cowok-cowok itu.
“Reno kok diem aja? “ tanya Melody heran melihat Reno yang tidak banyak bicara.
“Biasa habis kerja rodi di kantornya , hahaha” Rio yang menjawab sambil ngakak. Sahabat satunya ini memang yang paling usil dan ngomongnya gak bisa di rem.
“Aku salut lho sama kamu Reno, bisa kerja sambil kuliah, keren banget” Melody mengacungkan kedua jempolnya. Lagi-lagi Reno hanya tersenyum.
“Kita-kita juga kerja lho mel, bukan Reno aja, kok Reno aja yang di kasi jempol” protes Andi tidak terima.
“Hahaha, iya kalian semua hebat” Melody memberi tepuk tangan untuk ke 4 cowok tersebut.
“Kamu endiri ngapain ngambil kelas malam kalau gak sambil kerja?” tanya Rio penasaran.
“Pengen aja “ jawabnya sambil tersenyum, “Reno kamu ada waktu gak, bisa kita bicara berdua?’’tanya Melody penuh maksud.
“Cie cie “ seru ke tiga cowok tersebut kompak.
“Bisa, mau bicara apa?” tanya Reno to the point.
“Tapi gak disini, kita ke perpus ya” jawab Melody, tanpa menunggu jawaban Reno dia langsung menarik tangan Reno menuju Perpustakaan.
“Kayaknya bentar lagi ada yang berhenti jadi jomblo” celetuk Andi. Rio dan Anjas tertawa menimpali.
"Reno saja yang tidak peka kan? Kelihatan banget kalau Melody suka sama dia" ucap Anjas.
"Iya,gimana mau peka kalau hatinya bercabang. Aku suka heran kenapa dia bisa kagum sama orang yang gak dia kenal ya?" ucap Rio. Karena bagi Rio kagum pada orang yang tidak dikenal tidak akan berlangsung lama. Tapi Reno bukan mengagumi sebentar tapu berbulan-bulan.
"Itu namanya cinta pada pandangan pertama. Ada kok yang seperti itu" jawab Anjas mendadak kalem.
Rio pun mengerjitkan kening melihat perubahan sikap Anjas yang biasanya cerewet tiba-tiba kalem setelah mengatakan itu.
.
.
Ditempat lain, Reno dan Melody sudah sampai di Perpustakaan.
‘’Mau ngomong apa?” Tanya Reno begitu mereka sudah duduk ditempatnya.
Mereka duduk di salah satu kursi di dekat jendela. Tempat yang biasanya Reno pakai untuk menunggui Bidadari Perpus. Melody hanya tersenyum sambil menopang dagu dengan tangannya memperhatikan Reno.
Reno sampai salah tingkah dibuatnya, “Kenapa liatin kayak gitu? Ada yang aneh?” tanya Reno sambil memperhatikan penampilannya.
“Gak ada, tapi kamu ganteng” jawab Melody tanpa malu-malu. Reno hanya bisa tertawa menanggapinya.
“Reno kalau aku bilang aku suka sama kamu, apa kamu mau jadi pacar aku?” Melody bertanya dengan percaya diri.
Reno benar-benar tak menyangka kalau Melody akan mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan seperti ini. Reno sudah beberapa kali dekat dengan perempuan. Tapi baru kali ini dia bertemu perempuan yang pemberani dan percaya diri seperti Melody. Perempuan langka pikir Reno.
“Apa yang kamu suka dari ku Melody? Bukankah banyak pria-pria yang mengejarmu?” tanya Reno yang masih tidak percaya seorang Melody menyatakan perasaan padanya.
“Tapi yang aku suka itu kamu, apa perlu alasan untuk menyukai seseorang?’’ jawab Melody dengan pertanyaan. Reno pun tidak bisa menjawab.
“Jadi gimana, apa kamu mau jadi pacarku Reno?” desak Melody.
Reno tampak berfikir.
“ Tak perlu dijawab sekarang, pikirkan baik-baik ya” kata Melody sambil mengerling.
Dia akan memberikan waktu untuk Reno berpikir dan akab memastikan kalau Reno tidak akan menolak permintaannya.
"Aku suka sama kamu Reno, dan aku ingin kamu menerima permintaan aku ini" ucap Melody pula.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments