Rasanya Angel gugup setengah mati saat memasuki ruangan Daffa. Padahal Dosen muda itu cukup sering menghubungi Angel perihal tentang keikutsertaannya dalam club musik yang dikelola oleh beliau.
Angel adalah tipekal gadis pemalu yang padahal memiliki segudang bakat. Selain cantik dia juga memiliki suara yang merdu. Semua itu tertutupi karena Angel lebih menutup diri dan jarang mengangkat wajahnya.
Orang-orang tidak banyak yang tau potensi yang dia miliki karena Angel memang sengaja tidak memperlihatkan di depan umum. Dia mempunyai kenangan buruk tentang itu semua.
Saat masih SMP Angel pernah mendapat pembulian dari teman-temannya lantaran dia memiliki wajah yang cantik seperti bidadari. Ternyata bukan hanya cewek biasa saja yang sering kena bully, tapi cewek cantik juga berpotensi kena bully.
Angel masih merasakan trauma akan hal itu. Dia menjadi rendah diri dan terkesan penyendiri.
Awal mula Daffa mengetahui Angel memiliki suara yang indah adalah ketika dia tanpa sengaja mendengar Angel yang tengah bersenandung saat duduk sendiri di depan waka kurikulum. Suasana sepi membuat Angel tanpa sadar mengeluarkan suara emasnya. Daffa tentu sangat senang karena dia mendapat bibit baru yang bisa masuk ke dalam club musiknya.
Tring.
Bunyi pesan di HP angel berbunyi.
Pesan dari Daffa masuk ke ponsel milik Angel.
Dengan cepat Angel membaca pesan yang dikirimkan dosennya itu.
Angel, jangan lupa yang saya katakan tadi pagi.
Angel pun mengetikkan balasan untuk Daffa.
Baik pak, akan saya pikirkan baik-baik, Terima kasih pak.
“Siapa Njel?” Lani bertanya ketika melihat raut wajah sahabatnya menjadi tegang saat membuka HP nya.
“Ini pak Daffa chat aku” jawab Angel yang sudah memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
“Kok gak tadi aja langsung bilang? Beliau masih minta kamu ikut club vocal ya?” tanya Lani penasaran.
“Iya, padahal aku udah nolak secara halus waktu ini” Angel menghela nafas, “Aku terlalu pemalu untuk ikut club itu, Lan” jawab Angel jujur.
“Denger ya Angel, sampai kapan kamu mau kayak gini? Kamu harus berubah… Kamu cantik, punya bakat, ayoo tunjujukin bakat kamu” pinta Lani penuh harap. Lani bener-bener gemas dengan tingkah sahabatnya yang sangat pemalu ini.
Pantas saja dengan wajah yang cantik seperti ini , sampai sekarang dia masih saja berstatus jomblo. Setiap ada cowok yang deketin, dia selalu menghindar karena malu.
Angel menghela nafas, “ Kamu bener, kayaknya aku harus berubah, aku gak boleh terus-terusan kayak gini”ucap Angel kemudian. Sepertinya dia memang harus menekan rasa malunya. Tidak baik sifat malu-malu itu dirawat. Apalagi dunia pekerjaan nanti menuntut seseorang untuk selalu percaya diri.
“Ini baru sahabat aku, siapa tau kamu bisa jadi artis” sahut Lani terkekeh.
“Aku gak pernah berniat jadi artis, mau jadi pegawai kantoran aja” jawab Angel apa adanya. Dia memang tidak kepikiran jadi artis. Saat jadi artis dia harus semakin siap kalau di bully.
“Aku juga, dunia artis bukan impian aku “ kata Lani menimpali dengan tawa ngakak , “Tapi siapa juga yang mau nerima aku jadi artis?”.
“Kok kita menghayalnya kejauhan sih?” Angel ikut tertawa , “Ayo pulang udah malem, kalau gak karena tugas aku mana pernah ke kampus sampai malam” ucap Angel.
“Kamu bawa motor? Aku numpang ya, tadi aku diantar pacar aku” tanya Lani sambil nyengir.
“Iya, tapi aku parkir di belakang, ga papa kan jalan jauh?” jawab Angel pula.
"Kamu aja yang ambil motornya ya? Aku tunggu di depan?” jawab Lani nyengir.
“Ya ampun, udah numpang banyak maunya lagi” Angel tidak habis pikir dengan tingkah temannya,’’ Ya udah tunggu di depan ya” kata Angel kemudian meninggalkan temannya menuju parkir.
Dia melewati beberapa kelas menuju parkir belakang, termasuk kelasnya Reno. Reno yang duduk di dekat jendela tanpa sengaja bertatapan dengan Angel. Angel tersenyum ke arah Reno. Jantung Reno seketika berdegup kencang.
‘’Dia tadi senyum ke aku kan?” batin Reno.
Reno menggelengkan kepalanya. “Inget kamu udah punya pacar, jangan mikir yang macem-macem” ucapnya dalam hati.
Reno kemudian berusaha kembali fokus mendengarkan ceramah dosen di depan sana tapi tetap saja tidak bisam Reno sangat heran kenapa jantungnya bisa tiba-tiba menggila hanya dengan melihat Angel saja? Padahal dengan Melody dia tidak seperti itu.
"Apa keputusanku salah?" batin Reno pula.
Tapi bila memutuskan hubungannya dengan Melody tentu tidakbsemudah itu. Tidak mungkin Reno memutuskan hubungan dengan Melody yang belum ada sehari tanpa alasan yang jelas.
Reno akan berusaha mencintai Melody karena bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas pilihan yang sudah dia ambil.
Bersambung...
Jangan lupa like komen dan vote ya 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments