Nawa sangat membenci Dianty. Dan begitu pula sebaliknya. Dianty juga sangat membenci putra tirinya itu. Tapi jika masalah perusahaan, mereka akan bekerjasama dengan baik walau diam-diam saling menjatuhkan.
Sejak ayah Nawa meninggal beberapa tahun yang lalu, posisi pimpinan perusahaan di ambil alih oleh Dianty. Dan wanita itu terus berusaha untuk mengusir Nawa dari perusahaan. Sedangkan Nawa berusaha mati-matian untuk melindungi posisinya sebagai pewaris yang sah dari Samudera Jaya Group yang didirikan oleh kakeknya tersebut.
“Kenapa Ibu memanggilku?” Tanya Nawa kemudian. Ia sedang berusaha untuk bersikap santai dan biasa saja.
“Nawa, kau tau kan perihal resort yang sedang di kembangkan oleh Barra? Bagaimana kalau kau saja yang mengambil alih proyek itu? Kau kan tau kalau Barra kurang berpengalaman di bandingkan denganmu.” Dianty memulai rencananya.
“Tapi bukankah proyek itu sudah gagal?” Tanya Nawa. “Aaaaah, jadi Ibu ingin aku menjadi tumbal atas kerugian yang di sebabkan oleh putra Ibu?”
“Aku hanya merasa sayang. Karna dana triliyunan sudah terlanjur di gelontorkan. Setidaknya, kita harus mendapatkan lagi setengah dari dana itu.”
“Kalau sejak awal Ibu tau Barra tidak akan becus mengurusi proyek ini, kenapa Ibu masih menyetujuinya?”
“Kau kan tau kalau aku paling tidak bisa menolak permintaan putra tersayangku.” Jawab Dianty.
“Kalau Ibu terus saja bersikap seperti itu, tidak akan lama lagi perusahaan ini akan hancur, Bu.”
Dianty semakin tersenyum karna kini Nawa memakan umpan yang sudah dia tebarkan. “Aahh, tidak boleh begitu, kan? Kalau begitu, kau tidak bisa membiarkan perusahaan ini hancur, kan?” Ujar Dianty dengan mendekatkan wajahnya kepada Nawa dengan senyum kemenangan.
Hufh.
Nawa hanya bisa menghela nafas saja. Ia baru menyadari kalau ia sudah terpancing sepenuhnya oleh Dianty.
“Kalau perusahaan ini hancur, bagaimana aku akan menghadapi suami dan mertuaku nanti? Padahal mereka sudah bersusah payah untuk membesarkan perusahaan ini jadi seperti sekarang. Mereka pasti akan sangat kecewa.” Lirih Dianty kembali. Ia memasnag wajah iba kepada Nawa namun dengan sebelah ujung bibir yang naik.
“Kalau begitu Ibu bisa menyerahkan posisi Ibu padaku. Aku kira sudah saatnya Ibu pensiun dan beristirahat dengan nyaman di villa milik Ibu. Dan Ibu tidak perlu khawatir karna aku akan mengirimkan uang dengan jumlah besar setiap minggunya.” Balas Nawa.
“Apa?!” Kali ini Dianty yang nampaknya sudah tersinggung dengan ucapan Nawa. “Hahahaahahahahhaaa Nawa, Nawa. Kau belum cukup kuat untuk duduk di posisi ini. Kau masih butuh banyak pengalaman. Jadi, kau bisa urus masalah ini untuk menambah pengalamanmu.”
Kalau saja yang ada disampingnya itu adalah seorang pria, mungkin Nawa sudah melayangkan tinjunya. Tapi ia harus menahan emosinya saat ini. Bukan karna Dianty adalah seorang wanita yang membuat Nawa menahan diri, tapi karna wanita itu bisa membalasnya dengan hal mengerikan lain jika dia melakukan itu. Nawa tidak ingin kehilangan posisinya di perusahaan, karna dukungan Dianty sangatlah kuat.
Untuk saat ini, Nawa harus menahan diri sebisa mungkin.
“Baiklah, aku akan mengurus masalah resort ini. Tapi kalau aku berhasil resort itu akan jadi milikku pribadi dan Ibu tidak boleh menyentuhnya sama sekali.”
Dianty berfikir tentang syarat dari Nawa. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya di pegangan sofa yang ia duduki.
Sebenarnya Dianty tidak mau menyetujuinya. Karna tujuan dia meminta Nawa mengurusnya untuk mengembalikan kerugian yang sudah terlanjur terjadi. Tapi tidak apa, saat ini dia bisa membiarkan Nawa berbuat sesukanya. Dia bisa mengambil resort itu nanti dan memberikannya kepada Barra.
“Oke.” Ujar Dianty kemudian.
Nawa sudah hampir beranjak dari sofa, tapi tidak jadi karna ternyata Dianty masih punya hal untuk di bicarakan.
“Nawa, kau mau kukenalkan dengan seorang gadis? Umurmu sudah cukup untuk menikah. Aku akan mencarikanmu gadis yang baik untuk menjadi istrimu.”
“Kenapa Ibu membahas masalah pribadi di sini? Aku bisa mencari wanitaku sendiri. Ibu tidak perlu ikut campur. Kalau Ibu sudah ingin punya menantu, Ibu bisa meminta putra-putra Ibu untuk menikah.”
“Ahhh, kau tau mereka masih seperti anak kecil. Sudah terlalu lama aku membiarkanmu sendiri. Aku akan mencarikanmu calon istri.” Dianty bersikeras. Ia memaksa walaupun dengan nada halus.
Ingin Nawa membantah karna ia tau apa yang sedang di rencanakan oleh Ibu sambungnya itu. Wanita itu pasti akan mencari wanita yang bisa dia kendalikan untuk mengawasi Nawa.
“Siapa tau, setelah kau menikah, kau akan lebih dekat dengan posisi CEO.”
Tawaran Dianty kali ini terdengar menggiurkan.
“Baiklah, silahkan Ibu atur mau seperti apa.”
Nawa berniat untuk mengikuti permainan Dianty. Jadi dia menyetujui ide wanita itu untuk mencarikan pasangan untuk dirinya. Dia akan memikirkan rencana selanjutnya nanti.
Sementara Dianty kembali tersenyum penuh kemenangan. Ia senang karna Nawa masih bisa dia kendalikan sepenuhnya.
Setelah tidak ada lagi yang di bicarakan, Nawa undur diri dan keluar dari ruangan itu dengan wajah tanpa ekspresi untuk kembali ke ruangannya.
Sesampainya di dalam ruangannya, Nawa meninju sofa untuk menyalurkan kekesalannya. Ia merasa marah sekali. Ia ingin melawan tapi posisinya belum cukup kuat untuk melawan Dianty.
“Kau sudah membuat janji dengan Anoda?” Tanya Nawa kepada Yoham.
“Iya, Tuan. Aku sudah meminta bantuan kenalanku. Mereka meminta untuk menunggu informasi selanjutnya. Nanti mereka akan menghubungi kita. Tapi Tuan, apa tidak masalah kalau Tuan bertemu dengan Gayuta? Kalau Anoda sudah berhubungan dengan orang yang ingin melenyapkan anda, itu berarti dia adalah pria paling berbahaya untuk anda saat ini.”
“Tapi kita tidak punya pilihan lain, kan? Aku harus mengungkap siapa yang ingin melenyapkanku. Dan aku akan melenyapkannya sebelum dia melenyapkanku. Satu-satunya petunjuk kita yang kita punya saat ini adalah Anoda. Jadi aku harus bertanya langsung dengan mereka. Walaupun itu berarti ini adalah misi bunuh diri.”
“Tapi Tuan.....” Yoham sangat mengkhawatirkan tuannya itu.
“Tidak apa-apa. Aku akan baik-baik saja. Aku tidak yakin kalau Anoda akan langsung membunuhku kan?” Nawa mengerti tentang kekhawatiran yang di rasakan oleh Yoham.
“Tapi ijinkan saya ikut dengan anda.” Pinta Yoham.
Nawa mengangguk setuju. “Tentu saja kau harus ikut denganku. Aku tidak ingin mati sendirian. Hahahaha. Auh!” Nawa berhenti tertawa saat perutnya terasa sakit.
Yoham adalah satu-satunya orang yang Nawa percaya. Pria itu sudah menemaninya selama bertahun-tahun. Yohamlah yang sudah menyelamatkan nyawa Nawa saat ia tertembak dulu. Berkat Yoham Nawa bisa hidup sampai saat ini.
Dulu, Nawa adalah anggota dari gerombolan gangster saat ia kuliah di Jepang. Di negeri matahari terbit itu, hidup Nawa tidak beraturan. Ia melakukan apapun yang dia inginkan disana sejak Ibunya meninggal dan ayahnya tidak peduli dengan kehidupannya.
Ditambah setelah ayahnya menikah dengan Dianty, ia sama sekali tidak di pedulikan. Bagi ayahnya, asalkan mengirim banyak uang, itu sudah lebih dari cukup untuk Nawa tanpa harus memperhatikan anaknya itu.
Demi melampiaskan kekecewannya, Nawa bergelut dengan dunia hitam. Perdagangan obat-obatan terlarang, penculikan, mendalangi beberapa pembunuhan bahkan sampai dengan perdagangan manusia pernah Nawa jalani. Jadi tidak heran jika ia pernah merasakan panasnya peluru perak dari musuhnya. Dan itu semua hanya sebagai bentuk dari pelariannya karna ia di abaikan oleh ayahnya sendiri.
Setelah mendapatkan kabar bahwa ayahnya terlibat kecelakaan dan kritis, ia baru kembali ke Indonesia dan merubah seluruh pemikirannya. Hal itu karna ia bertemu dengan Ibunya di dalam mimpi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
lanjut
2023-01-03
0
SoRA🌠🦋
smngt thor👍🏻
2022-12-29
0
kimmy
cerita mavia, dyanty pasti keturunan mavia, nawa aja pernah jadi masuk komplotan mavia
2022-12-27
0