Pendaftaran

Beruntung, sekolah Knight memulai pelajarannya pagi hari sekitar pukul 05:40 sampai pukul 12:50 dan sekolah Witch memulai pelajarannya sore hari pukul 17:30 sampai 22:00.

Dengan kata lain, Adriana cuma memiliki waktu istirahat setiap harinya sekitar 11 jam saja. Belum lagi waktu kerjanya yang akan mengurangi waktu istirahatnya.

keesokan harinya, Adriana pergi ke pasar berbelanja sekaligus melihat jadwal pendaftarannya.

"Wah, hari ini mungkin hari keberuntungan ku!" Batin Adriana dengan senyum merekah di bibirnya bagaikan bunga yang baru saja mekar dengan indahnya.

Pasalnya, ujian masuk sekolah kesatria Knight mulai jam 04:55 sampai pukul 09:00 dan ujian masuk sekolah penyihir Witch mulai pukul 13:30 sampai pukul 18:00.

Hari ujian masuk pun tiba, sebelum pergi Adriana membantu ayah angkatnya itu walau hanya sebentar saja. Adriana pun sudah berpakaian rapi.

Pakaian Adriana berwarna putih seperti salju menambah kesan imut di dalam dirinya. Sama satu pemberitahuan aja nih, gara- gara saat zaman itu wig yang di buat tidak nyaman.

Adriana memutuskan untuk benar- benar memotong rambutnya. Lagi pula kalau seperti itu akan membuat keamanan penyamaran Adriana bertambah 20%.

"Wah, anak ayah tampan sekali." Ujar Ayah Nik memandang Adriana penuh takjub.

Sebenarnya wajah Adriana cukup fleksibel jadi jika mau di dandani cowok masuk dandani cewek juga masuk.

"Astaga, kalau kamu menggunakan itu dengan wujud perempuan pasti lebih imut. Ah, jadi pengen peluk!" Rian berlari ke arah Adriana tapi sempat di hentikan oleh ayah angkatnya.

"Berani mendekati putriku, maka leher mu akan putus!" Ujar Ayah Adriana itu dengan tatapan mengerikan.

"Huhu, bos kau kejam sekali." Ujar Rian mengeluarkan air mata buaya.

Ayah cuma memalingkan wajah tidak peduli dengan keadaan Rian. Adriana cuma diam sambil membatin.

"Ck, ck, ck, kasihan sekali kamu Rian, aku turut prihatin, ya." Sambil menggelengkan kepala.

"Baiklah ayah, aku pergi dulu ya!" Ujar Adriana sambil berlari menjauh.

Ayah Adriana hanya melambai dengan senyum di wajahnya begitupun dengan Rian. Beberapa menit setelahnya, ayah Adriana itu membalikkan badan menatap Rian dengan aura menyeramkan.

"Fi, firasatku mengatakan ini bukan hal baik!" Batin Rian bergidik ngeri.

"Rian, aku dengar kemarin kalau kau menindih putriku di saat aku sedang tidak ada, kan?" Suara pelan namun menyeramkan.

"I, itu tidak sengaja, aku, aku berani bersumpah!"

"Rian, ajalmu sudah datang!" Batin Rian sambil menangis tanpa air mata.

.

.

.

Sesampainya di sekolah kesatria Knight tujuan pertama, Adriana tersentak, banyak sekali orang yang ada di tempat ujian. Tapi yang membuat Adriana terkejut adalah kerumunan gadis yang menatap ke arahnya.

"Ada apa? Kenapa gadis- gadis itu melihat ke arahku?" Gumam Adriana.

Adriana hanya cuek dan berjalan mengelilingi sekolah itu sebelum ujian di mulai. Siapa sangka, gadis- gadis itu akan mengikuti Adriana kemanapun ia pergi.

Menjengkelkan, itulah kata kata yang mendeskripsikan keadaan Adriana saat itu. Sesak seperti di kekang dalam sangkar, tidak dapat bergerak bebas.

"Kenapa sih gadis- gadis itu terus mengikutiku?" Batin Adriana jengkel.

Karena merasa muak dengan kejar- kejaran yang tidak ada gunanya ini, Adriana berhenti dan langsung menghampiri gadis- gadis yang membuntutinya itu.

"Kenapa kalian mengikutiku?" Tanya Adriana dengan nada bicara sedingin kutub es.

Gadis- gadis itu terdiam dan hanya melihat ke Adriana beberapa kali. Sampai ada seorang gadis maju ke depan menatap Adriana dengan tangan terlipat di dadanya.

"Kami hanya mengikuti ciptaan tuhan saja." Ujar gadis itu dengan tegas.

Hah?

"Be, benar, lagi pula, kau, kau bisa menganggap bahwa kami tidak ada." Ujar gadis lainnya dengan terbata- bata.

"Anggap saja mereka tidak ada? Apa kalian tahu betapa menyusahkanmya itu?!" Batin Adriana sesekali mendengus sebal.

Adriana menatap gadis- gadis itu dan hanya menghela napas berat. Terus bertanya- tanya, apa mereka tidak memiliki pekerjaan selain membuntuti orang?

"Ya, sudahlah, tapi, mengikuti orang seperti itu tidak baik." Ucap Adriana.

Angin pagi hari itu berhembus cukup kuat, menerbangkan beberapa helai rambut biru Adriana. Adriana yang sedang berbicara dengan lembut itu, terlihat sangat tampan!

Jika masih nggak kebayang juga, bayangin aja itu rambut doi kalian yang lagi berhamburan karena terkena angin. Pasti seger tu ngeliatnya.

Setelah selesai bicara, Adriana pun hendak meninggalkan gadis- gadis itu. Tapi, ada satu tangan dari salah satu gadis yang menggenggam tangan Adriana.

Membuat langkah Adriana berhenti sementara, Adriana menoleh menatap mata gadis yang memegang tangannya itu.

"Kenapa kau memegang tanganku?" Tanya Adriana.

Gadis yang memegang tangan Adriana pun tersadar, "Ah, maaf, si, siapa namamu?" Tanya gadis itu.

Adriana terdiam, lantaran dia belum memikirkannya sampai sejauh itu. Pikiran Adriana terus berputar di keheningan pagi.

"Kalau begini, penyamaranku bisa gagal!" Batin Adriana.

Pikiran Adriana masih berputar- putar sampai sebuah nama muncul di benaknya. Nama yang memiliki arti yang bagus.

"Shaquil, Shaquil Carlir." Jawab Adriana dengan tegas.

Nama Shaquil berarti tampan dan benar, sedangkan nama Carlir berarti pejuang. Sekiranya artinya pejuang tampan yang perkataannya selalu benar.

Sekedar info, nama belakang Adriana itu bukan nama marga, ya.Gadis itu melepaskan lengan Adriana dan membiarkannya pergi.

"Shaquil Carlir ya? Kita pasti, akan bertemu kembali." Ucap gadis itu sambil tersenyum.

Adriana yang menggunakan nama samaran Shaquil Carlir pun akhirnya dapat bernapas lega. Lantaran gadis- gadis itu sudah berhenti mengikutinya.

Ting, tong, ting, tong, tanda ujian masuk sekolah Knight pun berbunyi. Shaquil pun segera berlari menuju tempat di mulainya ujian.

"Baiklah, para calon kesatria, masuklah ke dalam arena ujian sekarang!" Ucap sang pembawa acara.

Shaquil pun melangkah memasuki arena itu dengan bersikap seperti laki- laki tentunya agar tidak ketahuan.

Sebenarnya bisa sih sekolahnya di masuki perempuan. Tapi, syaratnya harus kuat dan memiliki keterampilan yang bagus.

Saat memasuki arena, banyak mata tertuju kepada Shaquil. Membuatnya merasa tidak nyaman, tapi pada akhirnya cuma dianggap sebagai angin saja.

Pemberitahuan lagi, mulai sekarang nama Adriana akan jarang di sebut. Terus yang sering keluar itu namanya saat jadi cowok.

"Lihat pria tampan di sana!"

"Wah, dia tampan banget, jodohku, kenapa kau ada di sini?"

"Jodohmu apaan? Dia itu jodoh ku tahu!"

"Huh, laki- laki tampan seperti itu ya cocoknya sama wankta cantik kaya aku dong!"

"Wanita cantik? Halah, palingan kalah cantik sama aku, sadar diri dong woy!"

Adriana menatap gadis- gadis yang bertengkar itu dengan tatapan heran. Siapa sih yang mereka bicarakan?

Mohon di maklumi, diakan aslinya cewek jadi masih agak nggak konek kalau ada orang yang bilang tampan.

"Eh? Liat tu! Jodoh gw liat aku yang cantik pake banget gini."

"Ih, liatin lu? Dia tu baru ngeliatin aku yang cantik badai kek gini, kamu tu burik!"

"Woi, kamu bilang apa? Burik? kamu kali yang burik!"

Adriana menoleh ke kanan, kiri, bawah dan atas. Walaupun kaga bakal ada siapa- siapa di atas maupun bawah kecuali burung sama cacing.

"Siapa sih yang mereka maksud?" Batin Shaquil bingung.

BERSAMBUNG~

Terpopuler

Comments

Annisa Wibowo

Annisa Wibowo

cowok guweh rambutnya cepak thooor,ga bisa ngebayangin rambutnya kenak angin😅😅

2020-10-14

0

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Kadar kepekaan Adriana sungguh luar biasa wkwk

2020-09-17

1

La la lal

La la lal

Rian kasihan:(

2020-08-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!