Laki laki itu segera memeluk erat Adriana dengan sangat erat. Membuat Adriana tidak dapat bernapas untuk ke dua kalinya. Tapi kali ini, Adriana tidak menghentikannya dan malah membalas pelukan hangat itu.
"Baiklah, kalau begitu, mulai hari ini, kamu adalah anak ku!" Ujar laki laki itu dengan sangat bersemangat.
"Iya, Ayah Nik!"
"Akhirnya, AKHIRNYA AKU PUNYA ANAK! DENGARLAH AKU SELURUH DUNIA!" Teriak Ayah Nik sangat keras sampai membangunkan para tetangga.
"Astaga, kalau aku jadi tetangganya aku pasti akan menutup pintu rapat rapat." Batin Adriana sambil menyuruh 'ayah' nya itu tutup mulut.
Pagi harinya pukul 05:46 seorang laki laki terus tersenyum senang di sepanjamg jalan, menebar tanda tanya di mata semua orang termasuk pekerjanya. Siapa lagi kalau bukan 'ayah' baru Adriana.
Tapi sepertinya, Adriana tidam memikirkan hal iti sama sekali. Dia malah ikutan tersenyum di sepanjang perjalanan. Saat sampai di toko, brak, laki laki itu membuka pintu dengan cukup keras.
Membuat para pekerja di sana terkejut, laki laki itu tidak berhenti tersenyum. Membuat beberapa orang bergidik ngeri bahkan ada yang sampai merinding ketakutan.
Kunci toko rotinya itu ada 2 satu di tangan ayahnya Adriana satunya lagi di pegang Rian. Terus Rian duluan berangkat jadi semuanya udah siap- siap di sana.
"Hei, bos, kenapa kau terus tersenyum? Ada berita bahagian apa?" Tanya Rian satu satunya orang yang tidak takut di pukul ataupun mati.
"Ekhem, hari ini aku perkenalkan dengan bangga, anakku, Adriana Alaqua!" Sambil mendorong Adriana untuk maju.
Orang orang masih terdiam mencerna perkataan Bos gila mereka itu. Sampai saat mereka mengerti.
"Ha?!"
Semuanya berteriak terkejut sampai ada yang tidak sengaja menjatuhkan loyang yang habis di cuci. Prang, membuat orang orang yang sempat membeku kembali sadar.
"A, apa? Anak?" Tanya Rian terkejut.
"Benar!" Jawab ayah Adriana itu dengan tegas dan yakin.
"Bos, apa kau sedang demam?" Tanya Rian sambil mengecek suhu badan Ayah Nik.
"Hei, apa kau pikir aku ini sudah gila?"
"Tentu saja, memangnya Adriana menyetujuinya?"
"Astaga, kaka Rian, kau benar benar cari mati ya." Batin Adriana mengalihkan pandangan.
Ayah Nik mulai mengepalkan tangan bersiap memukul Rian dengan satu tangannya. Beruntung, sebelum tangan itu meluncur Adriana sempat memghentikannya.
Jika tidak, maka wajah tampan Rian akan hancur saat itu juga. Rian pun mengambil langkah seribu dan berdiri di belakang meja dapur, jaraknya dengan Ayah Adriana sekarang sekitar 1 meter.
"Ayah, sudahlah, jangan buang buang waktu dan tenaga kita. Baiklah semuanya, mari kita mulai bekerja!"
Adriana memunculkan aura kemandirian dan aura yang membuat semua orang takjub. Ayah Adriana menarik baju Adriana dengan sikap seperti seekor anak anjing.
"Adriana, tadi ayah di bilang gila karena mengaku ngaku kamu adalah anak ku. Sekarang kau harus membantuku." Ujar Ayah Adriana melebarkan matanya penuh harapan.
Ayah Nik ini beda dari ayah- ayah lainnya, biasanya anak yang akan ngadu. Tapi, gara- gara dia baru pertama kali punya anak, jadi agak lebay gitu.
"Haha, iya, kamu memang ayahku, ayahku yang terbaik!" Ujar Adriana menepuk nepuk pundak ayahnya itu.
Para pekerja terkejut setengah mati, dan ayah Adriana itu menampilkan senyum kemenangan dan mengangkat alisnya seperti berkata, 'Benarkan apa yang aku katakan?'
"Ja, jadi itu, benar?" Tanya Ria sedikit tergagap gagap karena tidak percaya.
Adriana mengangguk, di tempat itu Rian membatu dan hampir pingsan setelah mendengar kabar itu.
"Hah, kenapa? Kenapa?" Ucap Rian dengan unsur lebay lebay gitu.
"Hump, memangnya kenapa? Mulai sekarang, jangan dekat dekat dengan putriku paham?!" Ujar Ayah Adriana dengan tatapan mengerikan.
"Huh." Rian cuma mendengus sebal dengan wajah cemberut.
Adriana pun cuma menganggap hal itu sebagai angin dan melanjutkan pekerjaannya sebagai koki kecil di toko roti itu.
Walaupun terlihat kalem dan pendiam tapi, di belakangnya ternyata sangat. Ya, malam harinya di kamar Adriana yang di terangi sinar rembulan yang indah.
"Wah, malu banget!" Adriana berguling guling di kasurnya lalu tiba tiba berdiri, "kira kira ayah mendengarnya tidak, ya? Tau lah bodo!" Adriana kembali melanjutkan guling gulingnya tadi.
Setelah di rasa cukup puas guling gulingnya, Adriana pun duduk lalu berpikir serius mengenai sekolah yang akan ia pilih nanti. Walaupun sekolah Knight ataupun Witch tidak meminta biaya masuk.
Untunglah kedua sekolah itu cuma mementingkan kemampuan orang itu. Tapi, pelatihan dan ujian masuknya cukup ketat.
"Aku, aku juga tidak mungkin datang ke sekolah itu dengan wajah perempuan! Tidak, tidak boleh, kemungkinan juga, Lea akan masuk ke salah satu sekolah itu."
Lea adalah nama saudara tiri Adriana dan ia sangat membenci Adriana. Dia bahkan juga ikut dalam serta dalam rangka menyiksa Adriana mental maupun fisik.
Adriana menghela napas berat dan membenamkan wajahnya dalam bantal dengan wajah cemberut.
"Ah, aku tahu, pakai cara itu saja!" Tiba tiba sebuah ide muncul di kepala Adriana.
Keesokan harinya, Adriana sengaja menyuruh ayahnya itu pergi duluan lantaran Adriana ingin melakukan sesuatu. Ayah Adriana pun menyetujuinya dan pergi berangkat kerja duluan.
Saat berjalan keluar dari rumahnya, setiap orang terutama para gadis melihatnya dengan tatapan takjub. Ada yang melongo ada yang menjatuhkan barang, bahkan ada yang sampai pingsan.
Benar benar membuat mereka terkejut, sepanjamg jalan gadis gadis itu diam diam mengikuti Adriana. Adriana pun berbalik sambil tersenyum lalu melanjutkan perjalanannya.
"Siapa laki laki tampan itu?"
"Astaga dia tampan sekali!"
"Astaga jodohku, kenapa kamu keluar? Jadi banyak yang naksir kan."
"Kepedean mbak, siapa juga jodoh mbak?" Batin Adriana sedikit tersenyum geli.
Tapi senyuman itu malah membuat orang orang semakin menyukai Adriana dan bertambah banyak. Adriana pun terlejut saat melihat banyak rombongan yang mengikutinya.
"Astaga! Apa ini adalah ide buruk?" Batin Adriana mulai waspada.
Adriana pun berlari sampai ke toko roti milik ayahnya. Adriana lalu membuka pintu cukup kencang dan mengagetkan semua orang yang ada di sana.
Adriana melihat ke belakang, ternyata mereka masih mengejar Adriana. Dengan cepat Adriana masuk ke ruang dapur dan menutup pintunya sedikit terengah engah.
"Huft, hampir saja!"
Sring, tiba tiba ada yang mengarahkan pedang ke dekat leher Adriana. Adriana menelan salivanya bergidik ngeri melihat sikap yang tidak pernah ia lihat dari ayah tersayangnya itu.
"Siapa kau? Apa kau pencuri?!"
Pria itu semakin mendekatkan pedangnya ke arah leher Adriana. Tapi Adriana hanya diam saja karena masih ketakutan. Kesal menunggu jawaban, ayah Adriana itu menggoreskan sedikit pedangnya dan membuat luka di leher Adriana.
Walau tidak terlalu dalam dan cenderung hanya luka ringan. Tapi itu adalah sesuatu yang terlihat sangat menyeramkan bagi Adriana.
"Aw, sakit!" Batin Adriana meringis kesakitan.
"Jawab aku, siapa kamu?!" Ayah Adriana mengeluarkan aura seram.
"Ayah, ini aku, Adriana!" Ujar Adriana membiat ayahnya itu melompat terkejut begitupun yang lainnya.
BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
La la lal
lagi lagi🤣
2020-08-26
0
Anonymous
Tetangganya nggak berisik apa itu teriak malem malem😅
2020-08-25
1
YT Sport gamers
gila walaupun gk ada gambar enak di baca
2020-07-25
1