Ini aku

Ha?

Semuanya melongo kecuali ayah Adriana, ayah Adriana malah terkekeh geli dan tertawa sangat keras.

"Pft, hahaha, kau, anak ku? Hahaha, dengar ya, anak ku itu seorang gadis kecil, dan kau, kau seorang pria? Hahahaha!"

Yang lain pun ikut tertawa, membuat Adriana semakin jengkel, kesal, dan marah. Adriana cuma diam menahan amarah dan melihat Adriana dengan serius setelah selesai tertawa.

"Itu tidak mungkin, to*ol!"

"Tapi, itu memang kenyataannya, ayah." Ujar Adriana.

Guys, pokoknya pas Adriaan jadi laki- laki itu perubahannya 180°. Jadi dia kelihatan banget gantengnya.

Ayah Adriana masih menatap Adriana serius, begitupun dengan Adriana yang membalas tatapan ayahnya itu.

"Bagaimana aku dapat yakin?"

"Dengan ini,"

Adriana pun sedikit melonggarkan pakaiannya, menunjukkan sesuatu di belakang punggungnya. Mata Ayah Adriana terbelalak sempurna, melihat sesuatu di punggung Adriana itu.

"Ayah pasti tahu, soal ini bukan?" Lanjut Adriana.

Adriana menunjukkan lambang kalajengking berwarna biru bercampur ungu dan merah muda. Adriana membenarkan pakaiannya kembali dan melihat ayahnya yang masih melongo itu.

"Lambang ini, aku dapatkan saat aku pertama kali menjadi pekerja, ayah. Apa ayah ingat?"

Prang, pedang yang di bawa ayah Adriana pun jatuh saking kagetnya. Adriana menatap pedang yang terjatuh itu kemudian kembali menatap ayahnya itu.

Flash Back di mulai.

Malam hari saat Adriana melamar diri saat bekerja. Adriana melihat sebuah toko tato, ia ingin sekali mencobanya, walau kemungkinan itu sangat sakit.

"Adriana, apa kau mau masuk ke dalam?"

"Apa boleh, bos?"

"Iya, lagi pula, itu dapat menandakan kalau kau adalah oramg yang aku kenal bagaimanapun nanti wujud mu."

Setelah itu, Adriana masuk ke toko tato itu lalu memilih lambang kalajemgkin dengan warna yang terbilang lembut.

Flash Back selesai.

"Astaga, siapa yang mengira kalau anak perempuan ku akan menjadi seorang laki laki yang cantik?"

Kata kata itu membuat Adriana kesal, sedetik kemudian, bugh, Adriana memukul kepala ayahnya itu dengan cukup kuat.

Ya, mau bagaimana lagi, perkataan Ayah Nik barusan sangat menyakiti hati Adriana. Adriana itu juga tipenya kalau marah di luapin pakai cara memukul sesuatu kaya benda, orang dan yang lainnya.

"Aw, kenapa kau memukul kepala ku?!" Ujar Ayah Adriana meringis kesakitan.

"Ayah, di mana- mana, laki- laki itu ganteng, bukan cantik!"

Ayah Adriana pun tertegun, ya, walaupun yang di katakan Adriana itu benar, laki- laki itu memang seharusnya ganteng bukan cantik. Walaupun juga ada laki- laki yang lebih cantik dari perempuan.

"Kenapa? KENAPA KAU BERUBAH MENJADI LAKI- LAKI?!" Teriak Ayah Adriana dan Rian.

Teriakan kedua pria itu membuat Adriana gelagapan, tanpa pikir panjang, Adriana pun langsung memukul kepala kedua laki- laki itu hingga nyaris pingsan.

"Aw, sakit!" Ringis ke dua pria itu.

"Tapi pertanyaan itu benar, kan?!" Tanya Rian menaikkan nada bicaranya.

Adriana mengepal tangan bersiap memukul Rian untuk ke dua kalianya. Rian pun dengan sigap membuat tameng dari tangannya itu, Adriana menghela napas berat.

"Karena, aku ingin menjadi lebih kuat lagi."

Kedua laki- laki itu masih terdiam tidak mengerti. Sebenarnya apa yang di inginkan Adriana sekarang?

"Kalau aku jadi perempuan, pasti aku akan di remehkan, bahkan aku mungkin akan di bully oleh anak laki- laki di sana!"

"Walau begitu, kau tidak perlu menjadi laki- laki segala, Adriana." Ujar Rian.

"Harus aku katakan, si Rian tol*l itu memang benar." Ujar Ayah Adriana.

"Hei!"

Adriana tersentak mendengar jawaban ke dua laki- laki di hadapannya itu. Yang di katakan mereka benar, tapi Adriana tidak mungkin mengatakan alasan sesungguhnya bukan?

"Tapi, jika itu keputusanmu, maka aku pasti akan mendukung mu." Lanjut Ayah Adriana dengan senyum tulus.

Pekerja yang lainnya menggangguk setuju, begitupun dengan Rian. Adriana pun sangat senang mendengar persetujuan itu. Rian yang juga ikutan senang pun memeluk Adriana.

Tatapan tajam pun menyelimuti keduanya, siapa lagi kalo bukan Ayah Adriana tersayang? Set, Ayah Adriana pun segera menarik Rian dan memberinya tatapan maut.

"Jangan sentuh putriku!" Hardik Ayah Adriana kesal.

"Hei, kenapa aku tidak boleh memeluknya?" Tanya Rian meronta- ronta ronta.

"Karena aku tidak mengizinkannya bodoh!"

"Apa? Cuma karena hal itu saja? Kau benar- benar menyebalkan bos!"

"Ah, diamlah!"

Bugh, satu hantaman tangan ke kepala Rian pun di luncurkan. Rian meringis ketakutan dan akhirnya, beradu mulut dengan ayah Adriana. Adriana hanya terkekeh geli lalu mengerjakan pekerjaannya itu.

Selesai bekerja, Adriana pun membantu membersihkan meja dan menyapu lantai. Tanpa Ayah Adriana ketahui, Rian mendekati Adriana saat ada kesempatan.

"Hei,"

Terdengar suara dari belakang Adriana, suara yang familiar. Adriana menoleh, ternyata itu adalah Rian yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Rian, ada apa?" Tanya perempuan yang menyamar menjadi laki laki itu.

"Ngomong ngomong, kau akan bersekolah di sekolah mana?"

"Oh, aku berpikir dapat bersekolah di sekolah Knight atau Witch."

"Begitu ya? Itu bagus, berusaha lah!"

Laki- laki bernama Rian itu memberi semangat kepada Adriana, tapi Adriana hanya terkekeh geli. Rian sempat terkejut dengan kecantikan dan keimutan Adriana walau menjadi laki laki.

"Wah, kamu manis sekali sih!"

Rian pun memeluk Adriana senang, sekaligus mencari kesempatan dalam kesempitan karena ayah Adriana sedang di toilet sekarang. Tapi mereka berdua malah kehilangan keseimbangan.

Set, bruk, Rian menindih tubuh Adriana dan tidak sengaja melihat wajah imut Adriana saat dia berada di bawahnya.

Rian sempat terpaku di tempatnya sampai tanpa mereka sadari, ada seseorang yang datang mendekati mereka.

Ceklek, bruk, orang itu membuka pintu dan melihat kejadian tak senonoh keduanya di saat itu, untung itu bukan ayahnya Adriana.

Orang itu langsung gelagapan dan kebingungan. Adriana dan Rian pun masih dalam posisi itu dan mereka hanya terdiam saja.

"Ma, maafkan saya sa, saya akan pergi, ma, maaf!" Ujar orang itu terbata- bata langsung mengambil langkah seribu.

Adriana pun tersadar apa yang telah di lakukannya. Dengan cepat, Adriana mendorong Rian sampai terjatuh dan memperbaiki posisinya.

"Sialan! Itu tadi benar benar memalukan! Aku cuma bisa berharap bedeb*h tadi tidak memberitahukan hal ini kepada Ayah!" Batin Adriana.

"Ya tuhan, jika sampai bos mendengar hal ini dari mulut kepar*t itu pasti nyawaku bisa melayang!" Batin Rian.

Beruntung mereka berdua langsung mengejar orang itu dan mengancamnya agar tutup mulut, dan untungnya orang itu adalah pelanggan terakhir mereka.

Pulangnya, ayah Adriana terus meminta maaf kepada Adriana karena tadi belum sempat meminta maaf. Adriana menenangkan Ayah tersayangnya itu karena terus terusan menunduk.

"Tidak apa apa, lagi pula aku sudah memikirkan reaksi ayah tadi. Hanya saja, aku tidak berpikir ayah akan semenakutkan itu tadi."

Jleb, kata kata Adriana membuat ayah Adriana semakin merasa bersalah. Adriana cuma tersenyum saja kepada ayahnya itu.

"Maaf." Ujar Ayah Adriana murung.

"Hahaha." Adriana tersenyum puas karena berhasil menggoda ayahnya itu.

BERSAMBUNG~

Terpopuler

Comments

La la lal

La la lal

Seketika bengong😮Gans banget😣

2020-08-26

2

`•^•`

`•^•`

wah, wajahnya pas jadi laki- laki ganteng banget😱Pangling aku thor😌

2020-06-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!