Mereka berdua masuk ke dalam kelas, di kelas ternyata sudah mulai ramai karena teman-teman Dina sudah mulai kembali dari istirahatnya.
Dina duduk di tempat duduknya dan mengambil kotak bekalnya yang tadi ia taruh di laci mejanya.
"ini Ton..." Dina membuka kotak bekalnya dan menyodorkan ke Toni
"kalau aku makan nanti kalau kamu lapar bagaimana Din?" Toni tidak enak hati
"tenang saja... Ayo makan, nanti kalau lapar ya makan lagi" ucap Dina tergelak
Toni tersenyum menanggapi ucapan Dina, ia pun mengambil satu potong kue
"ini enak Din...kamu beli atau kamu yang membuatnya?" tanya Toni sambil mengunyah kue yang ia ambil tadi
"mamaku yang membuat Ton..bukan aku" Dina terkekeh
Mereka berdua makan sambil bercanda, tiba-tiba Roy datang dan mengambil kue yang masih tersisa di kotak bekal Dina
"kamu itu tidak sopan Roy!" ucap Toni kesal sambil menepuk tangan Roy yang memegang kue
"kalian makan tidak mengajak aku" Roy mencebik
"kembalikan lagi Roy, kasihan Dina nanti kalau dia lapar bagaimana?!" ucap Toni kesal
"Dina saja diam tidak protes, kenapa kamu yang protes!"
"sudah...sudah...kenapa kalian yang berdebat, kalau mau makan tinggal ambil saja" Dina menengahi "kalau nanti aku kelaparan kalian yang bertanggung jawab" Dina tergelak
Dengan tidak tahu malunya Roy memakan kue yang Dina miliki. Sudah menjadi kebiasaan Roy jika Dina membawa makanan Roy dengan segala kejahilannya berhasil membuat Dina memberikan setengah dari bekal yang ia bawa.
"tenang Din... Toni rumahnya dekat, nanti kalau kamu lapar tinggal ke sana minta makan saja" ucap Roy tergelak
"memangnya kamu yang suka meminta makanan orang sembarangan" Dina mencebik
"iya Din...nanti kalau istirahat lagi ke rumahku saja, kita makan di rumahku" tawar Toni
"tidak Ton...terima kasih" ucap Dina tersenyum tulus
Kegiatan masa pengenalan sekolah dimulai kembali setelah istirahat. Terasa membosankan memang karena hanya mendengarkan pengisi menceritakan materi.
Istirahat kedua, semua siswa keluar dari kelas mereka untuk pergi ke kantin, atau hanya sekedar duduk-duduk di luar kelas.
"Ayo Din..makan di rumahku saja" ajak Toni yang sudah berdiri di sebelah Dina bersama Roy
"iya Din..ayo ke rumah Toni saja..." ucap Roy
"tapi...aku perempuan sendiri" ucap Dina tidak enak hati
"di rumah ada mamaku Din, kebetulan sedang cuti " ucap Toni yang tahu Dina pasti berpikir jika di rumahnya tidak.ada orang
"terlebih ada mamamu, aku makin tidak enak Ton..sudah aku ke kantin saja" ucap Dina tersenyum tulus beranjak dari duduknya
"baiklah kalau begitu... aku tidak akan memaksa lagi" ucap Toni lesu tak bersemangat
Dina pergi ke kantin menyusul Rani yang sudah pergi ke kantin lebih dulu, karena ia beralasan ingin cuci mata, barangkali ada kakak kelas yang tampan.
Roy dan Toni berjalan ke rumah Toni untuk makan siang. Sebenarnya Roy juga tidak enak mengiyakan ajakan Toni. Karena yang ia tahu tadi Toni mengajaknya agar Dina juga mau ikut makan di rumahnya.
"sebenarnya ada apa di antara kamu dan Dina Ton?" tanya Roy
"tidak ada apa-apa, hanya berteman" ucap Toni santai
"yakin...hanya berteman?" tanya Roy menggoda
"yang kamu lihat bagaimana?" tanya Toni menatap bingung ke arah Roy
"yang aku lihat sepertinya kamu.....kamu....sudah lapar" Roy tergelak kemudian ia berlari mendahului Toni
Toni hanya bisa geleng-geleng kepala, Roy kadang kalau sedang jahil benar-benar seperti anak kecil. Tapi jika sedang diajak berbicara serius dia bisa menjadi sosok yang sangat dewasa.
.
Masa pengenalan sekolah hari kedua. Dina datang tepat waktu bel berbunyi. Dina kesiangan, apalagi tadi ia harus menguncir rambutnya menunggu mamanya yang membantunya. Karena peraturan masa pengenalan sekolah, bagi para siswi harus menguncir rambutnya lebih dari tiga kunciran.
Dina berlari menuju kelasnya dan langsung duduk dengan nafas terengah-engah. Sambil mengatur nafasnya Dina mengenakan atribut yang wajin dipakai oleh semua siswa.
Tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang membantunya merapikan rambutnya. Dina pun menoleh ke arah belakang
"ini pitamu mau lepas..." ucap Toni dengam nada santai, Roy dan Rani terkejut dengan perlakuan Toni kepada Dina.
"ah...iya terima kasih Ton..." ucap Dina tersenyum tulus
"sudah...sudah rapi..." Toni menegakkan duduknya lagi. Sedangkan Dina tersipu malu mendapat perlakuan dari Toni seperti itu
"Din...kamu sama Toni pacaran?" bisik Rani
Dina menoleh ke arah Rani dengan tatapan bingung "tidak Ran..." jawab Dina
"kalian seperti orang yang sedang pacaran" bisik Rani
"ah...perasaan biasa saja" ucap Dina mencoba bersikap biasa saja
Mereka berdua kemudian diam, karena kakak pendamping mereka masuk ke kelas mereka dan memberikan arahan kalau mereka harus ke aula untuk mendengatkan pembicara berikutnya.
Semua siswa dari jelas 1A sampai 1H masuk ke ruang aula. Dan kelas Dina datang yang paling akhir jadi mereka duduk di barisan belakang. Mereka mendengarkan penuturan pembicara dengan seksama.
Dina merasa bosan, beberapa kali ia menguap karena benar-benar bosan. Dari arah belakang ada yang mengulurkan telapak tangannya yang berisi dua buah permen.
Dina terkejut dan menoleh ke belakang, ternyata yang duduk di belakangnya adalah Toni. Karena tempat yang terlalu sempit lutut Toni sampai menyentuh punggung bawah Dina.
"buat kamu" ucap Toni tersenyum
"hah...? Nanti kalau ketahuan kakak pendamping bagaimana Ton?" Dina gugup sambil melihat kiri dan kanannya
"ayo cepat dimakan, biar tidak mengantuk" ucap Toni dengan berbisik
Dina mengambil permen yang diberikan oleh Toni.
Dina memakan satu permen, dan satunya ia masukkan ke kantong bajunya. Benar-benar membosankan mendengar ceramah, meskipun ada tanya jawab tapi hanya beberapa saja yang bertanya, sisanya pasti sangat bosan.
Mereka semua diberi waktu istirahat sebentar sebelum dilanjutkan ke pembicara berikutnya. Dina segera bergegas ke toilet untuk membasuh wajahnya karena ia sangat mengantuk.
Setelah dari toilet ia kembali ke kelasnya karena ia sedang malas pergi ke kantin. Saat dia masuk kelas sudah ada Toni yang duduk di tempat duduknya.
Dina berjalan ke arah tempat duduknya, Toni pun berdiri dan bergeser duduk di kursi milik Rani.
"ini...kue dan jus jeruk buat kamu" Toni mendorong kotak dan botol minum
"buat aku?" tanya Dina
"iya...pengganti kue yang aku makan kemarin" ucap Toni tersenyum
"terus kamu?" tanya Dina heran
Toni berdiri dan berjalan ke mejanya mengambil kotak dan botol lagi "tenang...aku juga bawa untukku sendiri, kita makan bersama" ucap Toni tersenyum
"iya terima kasih Ton" ucap Dina tersenyum tulus
Mereka berdua makan sambil bercanda, melupakan Roy dan Rani yang pergi entah kemana.
.
.
B e r s a m b u n g
.
.
Jangan lupa ritualnya ya bestie...terima kasih sekebon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments