Sebenarnya Toni sudah sedikit tertarik dengan Dina waktu acara class meeting dulu tapi tidak ada kesempatan untuk berkenalan dengan Dina. Ia melihat Dina cewek yang ceria dan murah senyum.
Sewaktu pembekalan sabtu lalu dia kaget karena mengetahui cewek yang ia sukai ternyata masuk sekolah yang sama dengannya dan beruntungnya dia mereka jadi satu kelas.
Flashback on
Hari sabtu yang membuat Toni penasaran sekaligus senang bisa bertemu cewek yang sudah bisa menarik hatinya sejak hari-hari terakhir memakai seragam putih biru. Ia beruntung bisa satu kelas dengan teman baiknya dan juga cewek yang menarik hatinya.
Sewaktu mengetahui diterima di sekolah yang sama dengan Toni, Roy sudah meminta tolong kepada Toni untuk menitipkan motornya di rumah Toni yang kebetulan rumahnya hanya berjarak lima puluh meter dari sekolah. Ia menitipkan motornya karena ia malas memarkirkan motornya di tempat parkir sekolah.
Dan di hari pembekalan sebelum masa pengenalan sekolah, Roy menitipkan motornya di rumah Toni dan berangkat ke sekolah bersama Toni dengan jalan kaki.
Sampai di sekolah mereka berdua mengikuti kegiatan di hari sabtu itu, dan mencari informasi mereka akan masuk kelas mana mereka juga bersama-sama. Dan mereka senang bisa satu kelas.
Toni kaget waktu masuk ke kelas yang akan mereka tempati, ternyata cewek yang telah menarik hatinya satu kelas dengannya, ia pun memberanikan diri bertanya kepada Roy
"Roy..kamu kenal dengan cewek yang rambutnya ikal yang duduk di depan sendiri itu?" tanya Toni antusias
"hmm...yang mana Ton?" tanya Roy sambil memperhatikan satu persatu cewek-cewek yang duduk di depan sendiri.
Belum sempat mereka melanjutkan obrolan mereka, kakak kelas mereka sudah masuk ke dalam kelasnya dan memberikan pengarahan tentang kegiatan pengenalan sekolah minggu depan.
Waktu pulang kebetulan sekali dia dengan Roy berada di belakang Dina. Roy mengajaknya untuk berjalan lebih cepat agar bisa mensejajari langkah Dina
"kita sekelas lagi Din..." ucap Roy mensejajari langkah Dina
"iya...kamu lagi...kamu lagi...." Dina terkekeh
"aku pulang dulu ya Din..." pamit Roy, sebenarnya ia ingin berkenalan dengan Dina tapi tampaknya Roy sepertinya buru-buru ingin pulang.
"Roy...kamu kenapa buru-buru?" tanya Toni
"aku sebenarnya ingin buang air Ton" ucap Roy nyengir kuda
"ya sudah ayo..." Toni mengajak Roy untuk berjalan lebih cepat ke rumahnya
Sesampainya di rumah Toni, Roy bergegas untuk pergi ke kamar mandi dan menunaikan hajatnya. Tak butuh waktu lama, ia pun sudah keluar lagi bertepatan dengan Dina yang berjalan melewati rumah Toni.
"eh...Roy...itu yang baru saja lewat depan rumah siapa? Sepertinya kamu sangat mengenalnya " tanya Toni memperhatikan Dina yang berjalan melewati rumahnya
"oh...itu...itu Dina...memangnya ada apa?" tanya Roy sambil duduk di kursi teras rumah Toni
"dia itu cewek yang aku tanyakan waktu di kelas tadi.." jawab Toni
"oh...kamu tadi menanyakan dia? Dia itu teman sekelasku waktu aku SMP" jawab Roy jujur
"tapi kalian tampak akrab" tanya Toni penasaran
"iya...dia itu teman baikku, satu-satunya cewek di kelasku yang tidak pernah memuji-muji aku makanya aku dekat dengan dia" Roy terkekeh
"oh..kenapa aku tidak pernah tahu ya...kalau dia itu kelasnya di sebelahku?" Toni mengernyitkan dahinya
"ya jelas kamu tidak kenal dia...dia itu kerjaannya hanya baca buku, ke kantin terus ke perpustakaan, jarang dia keluar kelas" jawab Roy
"oh...begitu..." Toni mengangguk-anggukkan kepalanya "eh...tolong kenalkan aku denganya ya Roy..."ucap Toni dengan tatapan memohon
"kenalan sendiri...kenapa harus aku yang mengenalkan, lagian kita satu kelas kan tinggal tanya nama " Roy terkekeh
Hari senin, hari pertama masa pengenalan sekolah. Setelah upacara selesai dan semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Roy dan Toni masih berdebat soal berkenalan dengan Dina, akhirnya Roy yang mengalah karena dia dibujuk akan ditraktir makan di salah satu rumah makan terkenal di kotanya.
Toni gugup ketika Roy mengenalkannya dengan Dina, bisa menatap lebih dekat dan bisa mengobrol dengan Dina mebuatnyanya gugup setengah mati. Dia lebih banyak diam mendengarkan percakapan Roy dengan Dina.
Akhirnya rasa penasarannya selama ini terobati berkat Roy. Semakin lama Toni semakin mengagumi Dina. Dina yang pintar dan cerdas serta ramah mampu membuatnya tidak canggung lagi.
Flashback off
Diskusi yang mereka lakukan telah selesai, tugas yang diberikan oleh pendamping mereka juga telah terselesaikan dengan baik. Mereka diberi waktu untuk istirahat selama lima belas menit sebelum mengikuti kegiatan selanjutnya.
Melihat Dina sedang sendirian membereskan barang-barangnya Toni memberanikan diri untuk mengajak Dina berbincang-bincang.
"tidak istirahat Din?" tanya Toni berdiri.di sebelah Dina dengan tangan dimasukkan ke kedua saku celananya
"eh...Ton...iya sebentar lagi" jawab Dina dengan senyuman yang membuat Toni melebarkan senyumannya
"kamu bawa bekal tidak?" tanya Toni
"bawa....aku bawa Ton, ada apa?" tanya Dina meletakkan tasnya di kursi
"kalau kamu tidak bawa bekal aku mau mengajak kamu ke kantin" ucap Toni dengan senyum merekah
"eh...bekalku lumayan ini, kamu mau?" ucap Dina membuka tempat bekalnya yang tadi ia letakkan di laci mejanya
"memangnya apa yang kamu bawa Din?" tanya Toni
"hanya kue sih...tapi lumayan buat mengganjal perut" Dina menyodorkan kotak bekalnya
"iya terima kasih, aku ke kantin dulu beli minum kamu mau titip apa?" tanya Toni
"hmmm...apa ya...aku ikut saja deh...aku belum tahu kantinnya ada dimana" ucap Dina terkekeh
Dina menutup kotak bekalnya dan meletakkannya kembali di laci mejanya. Mereka berdua berjalan keluar kelas menuju ke kantin yang berada di pojok belakang gedung sekolah sebelah selatan.
"sepertinya kamu sudah hapal tempat ini" ucap Dina sambil berjalan di samping Toni
"iya...aku kadang-kadang kalau siang pulang sekolah main ke sini" ucap Toni menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
Saat mereka sampai di kantin, terlihat kantin begitu ramai. Dina tak jadi masuk ke kantin.
"aku tunggu di luar saja ya Ton.." ucap Dina
"eh...kamu mau apa biar aku belikan" tanya Toni
"es teh saja nanti aku ganti uangnya...." ucap Dina dengan senyumannya
"beres...kamu tunggu di sini" Toni berjalan masuk ke kantin yang sangat ramai.
Dina menunggu di samping pintu kantin. Dina malas kalau harus masuk ke kantin dalam keadaan yang sangat ramai seperti itu. Apalagi banyak kakak-kakak kelas mereka yang berada di dalam kantin.
Tak lama Toni sudah membawa dua bungkus es teh, yang dibungkus dengan plastik dan dikasih sedotan. Toni mengajak Dina kembali ke kelas agar mereka bisa mengobrol lebih dekat lagi.
.
.
.
B e r s a m b u n g
Yang belum pencet tombol favorit, segera pencet ya...
Jangam lupa, vote, like dan komennya ya
Terima kasih sekebon bestie
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments