Jadikan Aku Pacarmu
Meskipun satu sekolah, dan kelasnya hanya bersebelahan tidak menjamin seseorang mengenal teman-temannga dengan baik. Mungkin hanya sebatas tahu wajah, tapi tidak mengetahui namanya.
Seperti halnya Jocelyn Andina Prasetya atau yang biasa dipanggil Dina tidak terlalu mengenal teman-temannya semasa SMP. Meskipun ia anak yang periang dan mudah bergaul tapi ia hanya mengenal teman-teman satu kelasnya.
Kelas yang lain pun, dia hanya mengenal satu dua orang saja. Waktu Dina ia habiskan untuk belajar, ia bertekat walaupun ia berasal dari SD yang berada di pinggiran kota tapi nilai-nilainya tak boleh kalah dari teman-temannya yang berasal dari sekolah favorit.
Bukan tanpa alasan Dina berkeinginan seperti itu. Sewaktu penerimaan siswa baru SMP favorit di kotanya ia hanya menduduki peringkat dua puluh dari bawah, dari tiga ratus enam puluh siswa yang diterima di sekolah itu.
Dari kelas satu SMP ia hanya fokus bagaimana caranya agar ia tidak kalah dengan teman-temannya yang rumahnya berada di pusat kota dengan segala fasilitas yang begitu baik.
Karena fokusnya itu, ia tidak sempat mengenal yang namanya pacaran. Dina pernah menyukai teman satu kelasnya tapi itu hanya sekedar menyukai. Baginya tidak ada waktu untuk berpacaran.
Bahkan absensi Dina tidak ada satu haripun ia tidak masuk. Ia selalu berusaha menjaga kesehatannya, kadang ia datang ke sekolah dengan kondisi sakit tapi itu masih bisa ia tahan.
Dina pun sampai tidak menyadari jika anak dari kakak sepupunya bersekolah di sekolah yang sama. Bukan tanpa alasan jika ia tidak mengetahui saudara sendiri.
Ia dan kakak sepupunya itu jarang bahkan dalam kurun waktu dua tahun ia bersekolah di SMP itu hanya beberapa kali saja bertemu, kalau pun bertemu hanya bertemu dengan kakak sepupunya itu tidak dengan anaknya.
Dan suatu ketika saat bertemu kakak sepupunya itu, ia baru mengetahui jika keponakannya bersekolah di sekolah yang sama. Betapa terkejutnya Dina mengetahui hal itu.
Dan di kesempatan lain ia bertemu lagi dengan kakak sepupunya dengan keponakannya.
"ini lho Din...anak sulung kakak" ucap kakak sepupunya Dina mengenalkan anak sulungnya
"oh ini kak?" tanya Dina
"aku Hary, aku sering melihat kamu di sekolah" ucap Hary dengan senyuman
"memangnya kamu kelas apa?" tanya Dina yang mencoba berpikir keras mengingat-ingat Hary
"kelasku di sebelah kelasmu, aku 3D masak iya kamu tidak tahu?" Hary terkekeh
"iyakah? maaf aku jarang main ke kelas lain" ucap Dina tidak enak hati karena tidak mengenali saudara sendiri.
Sejak pertemuan itu Dina dan Hary menjadi lebih akrab. Meskipun Dina itu tantenya Hary, tapi Hary memanggil hanya Dina tidak ada sebutan tante ataupun kak.
Ujian akhir sekolah telah di depan mata. Semua siswa kelas tiga diwajibkan membuat buku kenang-kenangan yang berisi biodata siswa satu kelas mereka. Dan di belakang buku itu diberikan beberapa lembar halaman kosong untuk mereka saling bertukar pesan dan kesan dengan teman-teman baik satu kelas maupun kelas lain.
.
Ujian akhir telah selesai, sambil menunggu pengumuman siswa kelas tiga mengadakan class meeting. Mereka sepakat mengadakan adu tanding basket di halaman sekolah setiap paginya.
Basket adalah salah satu olah raga favorit Dina. Ia begitu antusias dengan acaraa tersebut. Semua siswi diharapkan menjadi penyemangat bagi tim kelas mereka.
Sewaktu kelas Hary bertanding, Dina melihat ada cowok yang menurutnya cowok yang ideal. Permainan basketnya termasuk bagus, tampan, tinggi, dan terlihat ramah dan murah senyum.
Ia tidak tahu siapa cowok itu, yang ia tahu hanya teman sekelas Hary. Dina juga enggan bertanya pada keponakannya itu, karena takut diledek oleh keponakannya sendiri.
Dina berlama-lama memandangi cowok itu, dan cowok itupun juga sering menatap ke arahnya saat bermain basket. Dina pikir setelah ia lulus nanti mereka tidak akan bertemu lagi.
Bisa jadi mereka akan mendaftar di sekolah yang berbeda. Jadi Dina puas-puaskan melihat permainan basket cowok itu. Saat istirahat permainan pun cowok itu sepertinya sengaja duduk tak jauh darinya.
Permainan babak kedua telah dimulai. Cowok yang Dina kagumi itu seperti mendapat semangat baru. Berkali-kali ia bisa memasukkan bola ke keranjang lawan, bahkan beberapa kali mendapatkan poin tiga. Benar-benar bagus permainan cowok itu.
Dina tidak tahu yang ia rasakan, apakah itu rada kagum, suka, atau hanya sekedar suka permainannya. Tapi yang jelas melihat cowok itu bermain basket membuat ia juga bersemangat.
Permainan telah usai, dan dimenangkan oleh kelas Hary keponakannya, dan yang menyumbang nilai paling banyak adalah cowok itu. Dina tidak pernah menyangka ada cowok sekeren itu di sebelah kelasnya.
Dina berpikir, kemana saja dia selamaa ini sampai tidak mengetahui ada cowok yang begitu mempesona yang berada di kelas sebelah. Mungkin matanya selama ini hanya melihat buku, buku dan buku jadi tidak pernah melirik cowok-cowok tampan yang ada di sekitarnya.
Keesokan harinya giliran kelas Dina yang bertandind dengan kelas 3A. Dina sudah bersiap duduk di teras depan kelasnya untuk menyemangati tim kelasnya.
Dan cowok itu juga duduk tak jauh dari dirinya bersama teman-temannya. Terkadang melirik ke arah Dina. Tapi Dina tidak meyadarinya, ia larut dalam kegembiraan memberikan semangat untuk tim dari kelasnya.
Dina bisa duduk berjam-jam menyaksikan pertandingan basket. Karena ia benar-benar menyukai olah raga tersebut, walaupun dirinya tidak begitu bisa memainkan olah raga itu.
Baginya hiburan tersendiri bisa menyaksikan pertandingan basket. Dia suka menonton pertandingan basket basket dari negara paman sam. Tapi kini ia bisa menyaksikan pertandingan itu secara langsung, meskipun bukan pemain idolanya.
Tapi itu cukup menyenangkan, apalagi pertandingan digelar setelah ujian akhir, benar-benar sebuah hiburan setelah mereka berlelah-lelah belajar. Setelah mereka menguras pikiran dan tenaga mereka untuk menghadapi ujian akhir.
Pertandingan antara kelasnya dengan kelas 3A telah usai, dan dimenangkan oleh kelasnya. Di kelasnya ada beberapa siswa yang bisa dibilang jago dalam bermain basket.
Mereka merayakan kemenangkan mereka dengan minum es teh yang mereka pesan dari kantin sekolah mereka. Perayaan sederhana mengingat mereka masih harus bertanding di babak semifinal dan final.
Semua siswa terlihat sangat bahagia. Mereka terlihat tertawa lepas, hilang sudah segala kepenatan selama ini. Bersekolah di sekolah favorit memang benar-benar menguras tenaga dan pikiran.
Mereka seperti berkejar-kejaran dengan waktu. Segala kemampuan mereka dipacu untuk bisa mempertahankan prestasi mereka maupun prestasi sekolah.
Pertandingan seperti itulah yang selalu mereka dambakan, sebagai hiburan. Sayangnya mereka baru bisa mewujudkannya setelah ujian akhir selesai.
.
.
.
Hai...hai...bestie ini novel keduaku ya...semoga kalian suka...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 253 Episodes
Comments
nona manis
makasih kakak 🫰🫰🫰
2023-10-05
0
Alfan
hai kak, aku datang ke cerita kakak Thor 🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
untuk memberikan semangat, aku bantu subscribe ya kak, semoga kakak suka.
2023-10-05
1