"Pokoknya aku nggak setuju, kalau gadis itu bekerja disini!" Protes Aminah yang mewakili kedua madunya pada Jaka.
"Kamu bayangin, Mas. Baru satu hari dia disini tapi sudah membuat masalah."
"Iya, bener mas. Lihat kantung mata aku jadi hitam gara-gara gadis sialan itu, aku jadi nggak bisa tidur lagi karena anak itu," sela Masitoh yang melihat pantulan dirinya dari cermin kecil.
"Lagian, kamu ngapain sih mas. Mempekerjakan anak ingusan kayak dia, kamu bisakan cari pembantu yang lebih profesional dari dia," seru Munaroh yang menuangkan air putih ke dalam gelas Jaka.
Jaka hanya terdiam, tak terlalu menanggapi istri-istrinya yang sedang protes. Ia mengeluarkan beberapa gepok uang dari dalam tasnya, untuk membungkam mulut ketiga istrinya yang menuntut dirinya agar memecat Naura.
"Belanja, dan pergilah ke salon. Aku tidak akan pernah memecat gadis itu, karena aku berencana untuk menjadikannya istri ke empatku," ujar Jaka yang berbicara dengan begitu santainya.
"Apa!" pekik ketiga wanita tersebut, secara bersamaan.
"Ayolah, aku hanya menambah satu istri kenapa kalian menatapku seperti itu? Toh aku tidak pernah membuat kalian kekurangan apapun kan," ujar Jaka, setelah mendapatkan tatapan tajam dari ketiga istrinya.
"Mas, apa kamu tidak cukup dengan kami bertiga? Pokoknya aku tidak setuju kamu menikah lagi, sudah cukup dengan dua madu, aku tidak mau terus makan hati dengan menambah satu madu lagi," dengus Aminah menentang keras suaminya untuk menikah lagi.
"Aminah, di rumah ini aku yang berkuasa. Aku tidak peduli kau mau setuju atau tidak. Aku tetap akan menikahi Naura, dan kalian berdua jika kalian juga keberatan. Aku akan melepaskan dan mengembalikan kalian ke kampung dengan kehidupan yang sengsara seperti semula," cetus Jaka yang kemudian menyesap kopi hitamnya.
Masitoh dan Munaroh saling menatap satu sama lain, sementara Aminah masih mengeraskan rahangnya. Sebagai istri pertama dan paling tua dari kedua madunya, ia merasa sangat tidak dihargai oleh Jaka.
"Sudahlah, aku pergi dulu." Jaka bangkit dari duduknya dan mencium kening istrinya secara bergantian. Lalu, ia melenggang keluar bersama kedua anak buahnya.
Naura, yang sejak tadi menguping pembicaraan Jaka bersama ketiga istrinya. Langsung melorotkan tubuhnya ke lantai, yang selama ini ia takutkan ternyata akan menjadi kenyataan.
Dari awal ia sudah curiga, kenapa Laila tega menjualnya pada Jaka. Ternyata di balik lunasnya hutang Laila, Jaka ingin menjadikan dirinya istri ke empat.
Sekarang ia tahu, apa arti dari 'Juragan Jaka akan menjamin hidupmu'.
Tentu saja pria tua itu akan menjamin hidup Naura, karena berencana ingin menikahinya. Mungkin jika itu terjadi Naura akan seperti ketiga istri Jaka, yang dipasung dengan rantai emas.
Sakit hati? Tentu saja. Ia merasa ditipu oleh kakak kandungnya sendiri, demi hutang yang tidak Naura tahu Laila tega memberikan adik perempuannya pada pria yang lebih pantas menjadi ayah Naura dibanding suaminya.
Ia tidak habis pikir, kenapa Laila jahat padanya. Padahal dirinya sudah menganggap Laila seperti ibunya sendiri, tapi Laila selalu saja memperlakukannya secara tidak adil.
Apa karena dirinya dengan ketiga kakaknya berbeda ayah, sehingga mereka selalu membenci Naura seperti seorang musuh.
Gadis itu semakin menenggelamkan wajahnya ke bantal, menangis sejadi-jadinya. Seandainya ia masih memiliki kedua orang tua, mungkin hal ini tidak akan terjadi.
Tidak punya tujuan hidup, tidak punya tempat untuk mengadu dan tidak punya siapapun untuk dimintai tolong. Kini ia merasa benar-benar sendiri.
Setelah puas menangis. Ia mengusap air matanya, berusaha untuk tidak larut terlalu lama dalam permasalahan ini. Naura harus bisa pergi dari rumah Jaka, dan menghindari pernikahan yang tak ia inginkan.
Masih banyak impian yang harus ia kejar, Naura tidak mau jika harus menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk melayani bandot tua serakah itu.
🌸🌸🌸
"Cal."
"Hem."
"Si calon Janda kemana? Kok gak sekolah."
"Mana gue tau, kenapa lu? Kangen?" cibir Calista sambil terkekeh.
"Dih, najis banget kangen sama si calon janda," elak Farrel bergidik.
"Cih, munafik lu. Gue tau lu suka kan sama Naura, hayo ngaku lu."
"Apaan sih lu, denger ya. Gue itu ganteng kaya raya, ya pasti tipe gue juga yang selevel sama gue lah. Lagian apa cantiknya si calon janda coba, pake gue harus suka sama dia segala," sungut Farrel, mencibir gadis yang saat ini tidak masuk sekolah.
"Halah, omong kosong. Gue sumpahin lu, nanti kemakan omongan sendiri, terus lu di tolak sama si Naura."
"Bodo amat, gue nggak bakal jatuh cinta sama si calon janda." Farrel memukul bahu Calista dengan buku lksnya yang sengaja ia roll.
"Eh, sakit anjir, rese banget sih lu." Calista membalas pukulan Farrel sekuat tenaga.
"Farrel …." seorang gadis dengan tampilan seragam modis berlari kecil ke arah Farrel dan melingkarkan lengannya pada tangan Farrel.
Calista menaikan sebelah bibirnya dan mendelik pada gadis yang kini menempel pada Farrel seperti perangko.
"Apaan sih lu angel. Berat tahu." Farrel berusaha melepaskan tangannya dari Angel.
"Iih, Farrel. Pinjem tangannya sebentar, aku kedinginan tahu," rengek Angel dengan nada manjanya.
"Angel, lu nggak tahu batasan apa. Cewek sama cowok itu nggak boleh terlalu deket dosa tahu," gerutu Farrel menjauh angel.
Angel tersenyum kagum pada pria yang ada di hadapannya. "Ih, Farrel Sholeh banget sih kamu jadi makin cinta deh sama kamu, ya udah kalau nggak boleh pegang tangan kamu aku pinjem Hoodie kamu dong bolehkan?"
Calista terlihat mual, dengan sikap lebay Angel . Begitu juga dengan Farrel yang merasa risih dengan gadis tersebut.
Karena tidak mau terus digelayuti angel, terpaksa Farrel memberikan Hoodienya pada Angel.
Gadis itu terlihat begitu senang, dan memberitahukan pada setiap orang yang masuk ke dalam kelas jika Farrel memberikan Hoodie padanya.
"Eh, Tasya liat deh. Farrel perhatian banget sama gue, tadikan gue kedinginan terus dia ngasih hoodienya ke gue sosweet bangetkan." Angel mencium hoodie Farrel berulang kali.
"Karin, Karin. Liat deh Farrel ngasih hoodie nya ke gue, mana wanginya cool banget so sweet banget dia."
"Mia, Mia liat deh gue pake hoodie siapa?"
"Nggak tahu, emang punya siapa?"
"Ya Hoodienya Farrel lah, so sweet bangetkan dia. Uwu." Angel, membuka tutupkan kedua tangannya sambil tertawa kegirangan.
"Prik banget sih dia," umpat Calista pada Angel sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Sementara Farrel tidak begitu peduli pada Angel, ia hanya sibuk menatap Poto yang ada di ponselnya, sebuah Poto wanita yang blur namun mampu membuat Farrel tersenyum bahagia.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Windakiki Lestari putri taswinhn
yakin rel gak cinta sama Naura?
2023-10-24
1
'"d'azZam'🍁💞
ayo ketahuan kan,diam" ada rasa...
2023-01-20
1
Ms'shieqa
foto naura ya farell.. haha
2023-01-19
2