Bantu Doa Apa?

"Kuat juga lo di kelas ada begituan."

Suara Surya disela-sela makan begitu mengganggu ketenangan Dewi. Pasangan yang sempat meresahkan semua guru karena dikenal romantis, awalnya.

Makin tahu seluk-beluk Surya, terlintas penyesalan yang tak bisa dibentuk semula. Apa daya kalau sudah cinta.

Dewi dan Surya sering ke kantin bareng kalau Mahen dan Astuti tidak ada. Biasanya mereka itu utang-utangan.

Hari ini yang bayar Astuti, berarti besok Mahen. Kadang Mahen somplak juga main asal comot tanpa sepengetahuan Astuti, bilangnya Astuti yang bayar. Kasihan banget.

"Mira sama Jefri masuk di hari yang sama terus mereka sepupuan. Si Zafran kesurupan langsung lompat ke meja ngejambak rambut Mira dan bilang sesuatu yang aneh."

"Jangan bahas jurig, kita lagi makan seblak enak-enak gini."

"Bentar, nyet. Gue lagi konsentrasi memikirkan teori konspirasi atas kejadian kesurupan yang Zafran alami."

"Sekalian lo live gitu ceritain kejadian tadi biar sekolah kita viral terus diruwat gede-gedean," celetuk Surya.

"Kata setannya 'bisa lihat saya?' gitu." Dewi menjiplak raut wajah Zafran yang saat kesurupan tersenyum smirk dengan mata melotot tanpa kedip. "Maksudnya dia si Mira atau gimana sih?" Dewi menggaruk pelipis.

"Ya gak usah dicontohin mimik mukanya, anying."

"Anehnya, Mira langsung suruh gue manggil Jefri. Lo liat, kan, mereka berdua yang ngeluarin setan dari badannya Zafran dengan gampangnya?"

"Komat-kamit yang itu? Baca doa kali, Dew."

"Lebih anehnya lagi kok anak-anak yang baca doa dari kemaren-kemaren gak pernah mempan? Pak Roni yang ngadepin Zafran, kan."

"Lo kebanyakan nonton film eksorsisme, Dew."

"Dari muka-mukanya mereka berdua pengalaman deh, Sur."

"Bodoamat. Bukan urusan gue juga," acuh Surya.

Tatapan Dewi yang semula ke pedagang kantin beralih karena lihat Mira lewat di antara orang-orang membawa tray.

"Mira!" Dewi panggil dia cukup keras.

Surya menengok ke belakang, mencari orang yang dipanggil pacarnya. "Mana?"

Dewi menghela napas lihat Mira keluar kantin lewat pintu barat yang terhubung ke salah satu tangga.

Surya lihat memang Mira. "Itu?" Agak samar di matanya yang rabun jauh.

"Dah keluar. Gak denger kali."

Surya tidak ambil pusing lanjut makan lagi. Tidak dengar di keramaian memang wajar.

Begitu mendongak gabut ke arah depan, berarti belakang Dewi, langsung yang namanya rasa kencur nyegrok di tenggorokan naik ke hidung Surya.

Uhuk! Uhuk!

"Kenapa keselek woi?" Dewi menarik tisu dan membuka tutup botol mineral untuk Surya.

Surya melongo, dia kedip mata sampai lima kali. "Eh kok?"

Dewi belum menoleh langsung tersentak ke belakang sampai kursinya bergeser sekian inchi.

Ya itu Mira, datang bareng Jefri dan Zafran dari pintu berlawanan.

"Ngapa kaget gitu?" Zafran narik kursi, duduk di sebelah Surya. "Mingkem, Sur."

Mira mengibaskan tangannya di depan muka Dewi yang tegang. "Hello... " Kenapa pula mereka pasang muka begitu?

"Baru dateng?" tanya Dewi ke Mira.

Si Surya menutupi rasa tidak enak. "Eh, bro. Dah makan?"

"Dipaksa sama dia tuh," unjuk Mira ke Zafran.

"Pengap balik ke kelas, masih lama ini masuknya." Zafran menyambar minuman Surya.

Seperti kawan normal pada umumnya. Zafran berinteraksi sebagai manusia tanpa campur tangan jin meski dirasuki berulang kali.

"Tadi kita liat lo keluar kantin, Ra."

Jefri adu tatap dengan Mira dan sepertinya dia tahu apa yang harus dikatakan.

"Muka gue emang pasaran. Salah liat mungkin. Ada makanan apa aja di sini?" Mira melihat-lihat sekitar.

Surya menepuk punggung tangan Dewi di atas meja. "Seriusan mata kita rabun jauh parah, njir. Lo minus berapa?"

"Kanan dua, kiri dua setengah."

"Gue kanan empat setengah, kiri minus dua."

Zafran menimbrung, "Mata lo yang kanan sering ngintipin orang kali ... Makanya minus paling tinggi."

"Bangset."

"Kenapa gak pake kacamata?" usul Jefri.

"Gak betah," jawab Dewi.

"Gak butuh," jawab Surya.

"Jef, Jef." Mira lihat bentuk hantu aneh di belakang Dewi.

Di bawah meja Mira mencengkram lengan Jefri. Seandainya tidak tertutup jas pasti kuku-kuku Mira tercetak di kulitnya.

Mira langsung 'ngeh' jangan-jangan dia yang menjiplak dirinya di depan Dewi dan Surya? Karena hantunya tuh mesem-mesem ngeri.

"Mira mau makan," alibi Jefri beranjak dari kursi menepuk bahu Mira pelan.

"Laper banget pasti lo abis ngadepin Japran lagi ngereog," tukas Surya guyon.

Zafran langsung bilang, "Ngeri, Sur. Jangan diomongin ntar dateng betulan."

Mira mantuk-mantuk setuju. Dia nengok ke samping, Jefri lama sekali beli makan padahal gak neko-neko.

Jefri tetap mengawasi mereka dari jauh tanpa terkecuali.

Zafran yang belum bisa menahan mereka komunikasi, Mira si penakut, dan kemungkinan Dewi dan Surya akan kena imbas satu sampai dua hari bersentuhan langsung dengan Mira.

Biasanya orang-orang yang bersentuhan dengan Mira baik sengaja maupun tidak, bisa lihat hantu tanpa mereka sadari.

"Cie, Japran sekarang femes!"

"Matamu."

"Aamiin, gitu kek."

"Femesnya gak baik ngapain diaminin."

Dewi yang memperhatikan pertengkaran Surya dan Zafran langsung bingung tatkala Mira bergeser seolah menghindar dari sesuatu.

"Ih, Jefri!"

Mira buang muka dan menyerongkan tubuhnya ke kiri karena sosok hantu menyerupai dia bersebelahan langsung seperti mau menunjukkan bahwa mereka itu sama.

"Ieu budak kunaon deui?" Dari logat betawi Surya pindah bahasa sunda.

Di kanan Surya ada si Zafran hobi kesurupan, di kirinya ada lagi Mira yang tiba-tiba bergerak menghindari sesuatu dan always said 'Jefri! Jef!' tapi gak tahu ada apa.

"Kenapa sih, Mir?" Dewi ikut bertanya.

Sering Mira katakan dia tidak bisa hidup tanpa Jefri. Ada Jefri saja masih takut, apalagi kalau tidak, bisa gila dia teriak-teriak sendiri.

Sebetulnya gak terlalu malu. Kantin juga lumayan sepi, tapi gara-gara sepi jadi makin kedengaran suara Mira dan orang jadi bingung.

Zafran lihat arah lain yang agak layak. Malu dong kalau sama takutnya dengan Mira. Sebagai laki-laki baiknya berani sedikit.

Surya menarik kesimpulan. "Kayaknya dugaan kita bener, Dew."

"Yang mana?"

"Jepri sama sepupunya masih satu bangsa sama Japran... "

"Gue denger cok." Zafran heran ... kok bisa temannya bloon semua. "Satu bangsa emang kita bertiga bangsa apaan kalau bukan bangsa manusia?"

Mira menunduk dalam sampai rambut-rambut sampingnya ke depan menutupi wajah.

Kaki Zafran langsung naik kursi, niat bercanda malah jadi ikut ketakutan pas lihat Mira berusaha diambil alih oleh hantu wanita yang merasukinya di kelas.

"Jep! Jepri! Mira is danger, Jepri!" Tangannya ngawe-ngawe Jefri.

Dewi sama Surya langsung mundur tiga langkah dari rumah, eh, dari meja sambil saling tatap kaget.

"Ada apaan sih!"

Surya gak suka kalau bercandaan anak indihom begini nih. Gak satu frekuensi!

Jefri menginterupsi mereka supaya tetap tenang sebab akan memancing banyak orang datang.

Mereka kira Jefri segera berbuat sesuatu seperti komat-kamit mengeluarkan jin dari Zafran.

"Gak usah liatin gue! Beraninya lo main masuk gak ketok dulu!" Zafran mau lempar botol tapi urung. Nyalinya ciut ditatap hantu. "Canda, Mba. Suwer."

"Ah lo gimana sih sama setan takut. Takut itu sama Allah!" omel Surya.

"Lo gak liat mukanya diem aja, cok!" balas Zafran.

Dengar sendiri Mira tertawa basah serak seperti suara nenek tua Surya langsung gaplok pipinya supaya tidak lihat Mira.

"Beuh! Ketawa gak tuh."

Jefri cuma lihat dari samping. "Baca doa yang yakin, Ra."

"Kita bantu doa gak, Jef?" Surya inisiatif tanya siapa tahu bisa bantu.

Mira bergelud dengan batinnya yang terus baca-baca doa semampu dia supaya tidak ketempelan.

"Doa apaan? Alif ba ta?"

Terpopuler

Comments

aldi wirawan

aldi wirawan

kocak bet si zapran🤣

2024-12-24

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

astagfirullah lagi keadaan genting msh aja becanda 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Pindah ke Rumah Kakek
2 Kesurupan
3 Zafran Diamankan
4 Mereka Masih Takut
5 Bantu Doa Apa?
6 Apa yang Jefri Pegang?
7 Mira Dikendalikan Sosok Lain
8 Siasat Buruk Si Tampan
9 Si Tampan Sudah Pergi
10 Rumah Zafran
11 Penari Berselendang Merah
12 Boleh Pilih Satu
13 Teror Bertambah
14 Ketakutan Mira Selama Ini
15 Nihil Harga Diri Sebagai Hantu
16 Johan Bilang...
17 Bahkan Anak Kecil Tahu Mira Tidak Aman
18 Mereka Tidak Melihat Lebih Dalam
19 Mira adalah Jembatan Menuju Jefri
20 Melepaskan Diri dari Raga Mira
21 Bukan Cuma Yuni
22 Sesuatu Terbayang Oleh Zafran
23 Kembali Normal
24 Awan Ikut Tinggal di Jakarta
25 Awan Bertingkah, Jefri Murka
26 Hantu Peniru Pak Adit
27 Alasan Author
28 Pulang Diselimuti Ketakutan
29 Mira Emosian
30 Jefri Punya Gebetan?
31 Jefri Serba Salah
32 Hantu Air di Rumah Irlan
33 Jangan Sampai Kedinginan
34 Belum Melampaui Batas
35 Perkara Orang Lain Antara Mereka
36 Jefri ke Rumah Irlan
37 Diganggu Nenek
38 Mengira Telah Usai
39 Kelalaian Awan
40 Janji Tersembunyi
41 Ada Kisah yang Belum Selesai
42 Hubungan Buruk
43 Korban Jatuh Lagi
44 Gelisah Bergemuruh
45 Pertahanan Jefri dan Fani Dapat Informasi
46 Siapa yang Memulai Ini Semua?
47 Belum Bisa Menerka
48 Dua Orang Dalam Bahaya
49 Takdir dan Kematian Tak Dapat Diubah
50 Dijaga Sementara
51 Iba dan Kesalahan Eksternal
52 Ketidakadilan
53 Irlan Ngode Zafran
54 Pak Adit Membocorkan Indri Tiada
55 Merenung Alasannya
56 Akibat Iseng
57 Gak Tidur Sama Sekali
58 Kegelisahan
59 Permasalahan Kecil yang Bisa Menjadi Besar
60 Bukan Kejutan
61 Kebohongan
62 Benturan Bola
63 Gagal Sedih
64 Tipu Muslihat?
65 Mirza Menolak Balikan
66 Tidak Akan Bahagia
67 Tanda Baru
68 Pemisah Dua Dimensi
69 Benar atau Salah?
70 Perkara Piknik Sekolah
71 Mikir Lagi
72 Ikut Piknik Semua
73 Ketakutan Setengah Mati
74 Lumayan Aman
75 Doppelganger?
76 Serba Debat
77 Nanti Pulang
78 Pria Bangsawan dan Mati Suri
79 Mau Pulang Malah Mogok
80 Bus Hilang dan Mereka Kesasar
81 Kepala Gelinding
82 Kabur ke Mana?
83 Cara yang Tidak Biasa
84 Satu Kekurangan
85 Mereka Ini Gila
86 Bertemu Lewat Cermin
87 Siapakah Sanjaya?
88 Keputusan Bersama Sanjaya
89 Peluang Irlan dan Emosi Mira
90 Pengumuman 2
91 Apakah Mirza Bisa Bertahan?
92 Lia dan Gilang Mau Lihat Hantu
93 Kita Turuti Keinginan Mereka
94 Jerit Ketakutan
95 Bubar
96 Jefri Tidak Baik-Baik Saja
97 Minta Tutup Mata Batin
98 Cinta Segitiga
99 Surya Ember
100 Setiap Detik Yang Berharga
101 Tujuan Mirza Menginap
102 Gilang Meninggal
103 Pasti Ada Penyesalan
104 Gilang Beristirahat Tenang
105 Sangat Buruk
106 Sudah Hancur dan Berantakan
107 Sulit Percaya Ini Nyata
108 Masih Kangen
109 Belum Usai
110 Bagian Dua : Perbedaan Jauh
111 Bagian Dua : Belum Sembuh
112 Bagian Dua : Obati Lukamu, Pasti Sembuh
113 Bagian Dua : Butuh Juan
114 Bagian Dua : Juan Jarang Bercanda
115 Bagian Dua : Memperdebatkan Itu Lagi
116 Bagian Dua : Awan Jenuh Melihat Pertengkaran Mereka
117 Bagian Dua : Peluang Untuk Kembali 99%
118 Bagian Dua : Sudah Diketahui Pelakunya
119 Bagian Dua : Tersendat Sesuatu
120 Bagian Dua : Tidak Selalu Lancar
121 Bagian Dua : Debu Kematian
122 Bagian Dua : Berpetualang Lagi
123 Bagian Dua : Terungkapnya Pesan Rahasia
124 Bagian Dua : Suara Meminta Pertolongan
125 Bagian Dua : Tiga Kunci Pembuka Dimensi
126 Bagian Dua : Daftar Nama
127 Bagian Dua : Sekali Lagi Terlambat
128 Bagian Dua : Buku Diari Mirza Mengungkap Banyak Fakta
129 Bagian Dua : Singkat Cerita Ridwan dan Rudi
130 Bagian Dua : Fu*k You
131 Bagian Dua : Mengontrol Perasaan
132 Bagian Dua : Mira Mau Pindah
133 Bagian Dua : Bertahan Hidup
134 Bagian Dua : Isi Hati Jefri
135 Bagian Dua : Mereka Tetap Bersama
136 Bagian Dua : Kemunculan Tak Terduga
137 Bagian Dua : Fakta Rangga Wirsana
138 Memaafkan Diri Sendiri dan Jangan Lupa Berbahagia
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Pindah ke Rumah Kakek
2
Kesurupan
3
Zafran Diamankan
4
Mereka Masih Takut
5
Bantu Doa Apa?
6
Apa yang Jefri Pegang?
7
Mira Dikendalikan Sosok Lain
8
Siasat Buruk Si Tampan
9
Si Tampan Sudah Pergi
10
Rumah Zafran
11
Penari Berselendang Merah
12
Boleh Pilih Satu
13
Teror Bertambah
14
Ketakutan Mira Selama Ini
15
Nihil Harga Diri Sebagai Hantu
16
Johan Bilang...
17
Bahkan Anak Kecil Tahu Mira Tidak Aman
18
Mereka Tidak Melihat Lebih Dalam
19
Mira adalah Jembatan Menuju Jefri
20
Melepaskan Diri dari Raga Mira
21
Bukan Cuma Yuni
22
Sesuatu Terbayang Oleh Zafran
23
Kembali Normal
24
Awan Ikut Tinggal di Jakarta
25
Awan Bertingkah, Jefri Murka
26
Hantu Peniru Pak Adit
27
Alasan Author
28
Pulang Diselimuti Ketakutan
29
Mira Emosian
30
Jefri Punya Gebetan?
31
Jefri Serba Salah
32
Hantu Air di Rumah Irlan
33
Jangan Sampai Kedinginan
34
Belum Melampaui Batas
35
Perkara Orang Lain Antara Mereka
36
Jefri ke Rumah Irlan
37
Diganggu Nenek
38
Mengira Telah Usai
39
Kelalaian Awan
40
Janji Tersembunyi
41
Ada Kisah yang Belum Selesai
42
Hubungan Buruk
43
Korban Jatuh Lagi
44
Gelisah Bergemuruh
45
Pertahanan Jefri dan Fani Dapat Informasi
46
Siapa yang Memulai Ini Semua?
47
Belum Bisa Menerka
48
Dua Orang Dalam Bahaya
49
Takdir dan Kematian Tak Dapat Diubah
50
Dijaga Sementara
51
Iba dan Kesalahan Eksternal
52
Ketidakadilan
53
Irlan Ngode Zafran
54
Pak Adit Membocorkan Indri Tiada
55
Merenung Alasannya
56
Akibat Iseng
57
Gak Tidur Sama Sekali
58
Kegelisahan
59
Permasalahan Kecil yang Bisa Menjadi Besar
60
Bukan Kejutan
61
Kebohongan
62
Benturan Bola
63
Gagal Sedih
64
Tipu Muslihat?
65
Mirza Menolak Balikan
66
Tidak Akan Bahagia
67
Tanda Baru
68
Pemisah Dua Dimensi
69
Benar atau Salah?
70
Perkara Piknik Sekolah
71
Mikir Lagi
72
Ikut Piknik Semua
73
Ketakutan Setengah Mati
74
Lumayan Aman
75
Doppelganger?
76
Serba Debat
77
Nanti Pulang
78
Pria Bangsawan dan Mati Suri
79
Mau Pulang Malah Mogok
80
Bus Hilang dan Mereka Kesasar
81
Kepala Gelinding
82
Kabur ke Mana?
83
Cara yang Tidak Biasa
84
Satu Kekurangan
85
Mereka Ini Gila
86
Bertemu Lewat Cermin
87
Siapakah Sanjaya?
88
Keputusan Bersama Sanjaya
89
Peluang Irlan dan Emosi Mira
90
Pengumuman 2
91
Apakah Mirza Bisa Bertahan?
92
Lia dan Gilang Mau Lihat Hantu
93
Kita Turuti Keinginan Mereka
94
Jerit Ketakutan
95
Bubar
96
Jefri Tidak Baik-Baik Saja
97
Minta Tutup Mata Batin
98
Cinta Segitiga
99
Surya Ember
100
Setiap Detik Yang Berharga
101
Tujuan Mirza Menginap
102
Gilang Meninggal
103
Pasti Ada Penyesalan
104
Gilang Beristirahat Tenang
105
Sangat Buruk
106
Sudah Hancur dan Berantakan
107
Sulit Percaya Ini Nyata
108
Masih Kangen
109
Belum Usai
110
Bagian Dua : Perbedaan Jauh
111
Bagian Dua : Belum Sembuh
112
Bagian Dua : Obati Lukamu, Pasti Sembuh
113
Bagian Dua : Butuh Juan
114
Bagian Dua : Juan Jarang Bercanda
115
Bagian Dua : Memperdebatkan Itu Lagi
116
Bagian Dua : Awan Jenuh Melihat Pertengkaran Mereka
117
Bagian Dua : Peluang Untuk Kembali 99%
118
Bagian Dua : Sudah Diketahui Pelakunya
119
Bagian Dua : Tersendat Sesuatu
120
Bagian Dua : Tidak Selalu Lancar
121
Bagian Dua : Debu Kematian
122
Bagian Dua : Berpetualang Lagi
123
Bagian Dua : Terungkapnya Pesan Rahasia
124
Bagian Dua : Suara Meminta Pertolongan
125
Bagian Dua : Tiga Kunci Pembuka Dimensi
126
Bagian Dua : Daftar Nama
127
Bagian Dua : Sekali Lagi Terlambat
128
Bagian Dua : Buku Diari Mirza Mengungkap Banyak Fakta
129
Bagian Dua : Singkat Cerita Ridwan dan Rudi
130
Bagian Dua : Fu*k You
131
Bagian Dua : Mengontrol Perasaan
132
Bagian Dua : Mira Mau Pindah
133
Bagian Dua : Bertahan Hidup
134
Bagian Dua : Isi Hati Jefri
135
Bagian Dua : Mereka Tetap Bersama
136
Bagian Dua : Kemunculan Tak Terduga
137
Bagian Dua : Fakta Rangga Wirsana
138
Memaafkan Diri Sendiri dan Jangan Lupa Berbahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!