Jefri sempat ragu masuk kelas barunya setelah terusik dengan keberadaan sosok-sosok hantu penasaran dalam kelas Mira pas lewat tadi.
Mira melihat dengan sengaja maupun tidak diukur dengan energi yang mereka keluarkan.
"Jefri, ayo masuk."
Pak Ilman tak begitu curiga mengapa Jefri diam beberapa saat di belakangnya.
"Iya."
Kelas 11G sangat terkenal akan keributan dan keonaran. Pak Ilman berkata meski akhlak mereka minus tapi tiap ditanya pelajaran apa saja pasti bisa jawab dengan tepat.
"Saingan lo nih, Sur!"
Jefri langsung mengenali Surya karena menengok langsung setelah dipanggil kawannya.
Seragam dikeluarkan dibalut jaket denim, celana abu digulung sebelah, sepatu full putih, rambutnya cetar bak aktor drama china. Masih keren, kok.
"Ih, Pak. Siapa dia?" tanya Surya setelah kembali duduk di bangkunya.
"Kamu nanyea?" ledek Astuti, dari pojok kanan menyahut.
"Kamu bertanyea-tanyea?" lanjut Mahen geli sendiri.
"Gue gibeng lu pada," tangkas Surya bercanda.
Pak Ilman meladeni mereka pula seperti teman dekat. "Kenalan, dong."
"Abwang, kenalan dong!" teriak Nuri dari belakang Surya.
"Naj*s! Jangan mau kenalan sama Nuribaya. Gemblung ... Edan... " Surya geleng-geleng kepala.
"Cukup Nuri aja, bangset. Nuribaya mah yang dijodohin kan?"
"Mau gue jodohin sama Mahen, noh!" tunjuk Surya ke Mahen.
"Pada tenang dulu dong, hargai teman baru kalian. Silakan, Jef."
Pak Ilman mengawasi gerak-gerik mereka sembari menyiapkan materi bab baru.
"Saya Jefri. Saya pindahan dari Djuanda School."
"Bukan bangor ini mah... " Mahen kecewa.
"Jangan ajak Jefri masuk circle kalian. Awas ya," ingat Pak Ilman.
Jefri tersenyum namun berubah datar sekaligus bingung karena para siswi berteriak dan bersiul-siul.
Mahen yang duduk di belakang Astuti langsung menoel punggungnya. "Ganjen!"
"Iri bilang bos!" kata Astuti menikmati ketampanan dari jauh.
"Emang seganteng siapa kemarin ... Lee Min Ho! Seganteng dia?"
Dengan sopan Astuti melihat ke belakanang. "Setidaknya lebih ganteng dari kamu, ranting pohon pisang."
"Mana ada rantingnya, g*blok."
"Silakan duduk, Jef."
"Harus gabung sama kite-kite, guys." Si Surya melambai-lambaikan tangan agar Jefri duduk satu meja sama dia.
Jefri dengan mudah bergaul dengan mereka, tentu tanpa mengenalkan apa yang dia punya.
Satu jam, dua jam terus berjalan diisi pelajaran berbeda.
"Jep, mo makan ape?" tanya Surya merapikan rambut di kaca jendela yang menurutnya jernih dan stabil.
Mereka berdua di luar menunggu komplotan lain yang masih menghapus papan tulis.
"Apa aja."
"Buset, ngeri amat jawaban lo kek cewek gue."
Oh ternyata Surya sudah ada yang punya.
"Gue mau ke kelas 11B dulu, Sur."
Jefri berniat bilang dulu ke Mira sebelum dia datang mencarinya.
"Ngapain?" tanya Surya terselip kaget.
"Sepupu gue pindah juga, di kelas 11B."
Surya tak ambil pusing. "Banyak cobaannya, Jep. Si Japran, nak baru bulan kemaren sering kesurupan. Biasanye tiap mau pulang tuh anak mulai eksyen."
"MISI WOI! AWAS!"
Dari arah samping kiri suara nyaring perempuan mengalihkan banyak orang yang langsung ke tepi memberinya jalan.
"Tuh anak ngapain lagi ke sini... " Surya siap menghadang Dewi.
"Siapa?" Jefri lihat mereka saling kenal.
"Cewe gue."
"Oh.. "
"Belum gue samperin udah ke sini lo, Dew."
Dewi langsung bertanya dengan cepat dan keras, "Yang namanya Jefri mana woi?"
Surya heran bukan dia yang dicari. "Ngapain lo nyari Jepri?"
"Itu si Zafran ... Kesurupan lagi!" Dewi terengah-engah dalam bicara. "Lo tau Jefri gak?"
"Hm?" Terlihat kaget Dewi memberitahu Jefri si Zafran kesurupan. Mereka kan tidak saling kenal.
Surya mempersembahkan orang di sampingnya. "Ya ini Jepri, astaga."
"Ikut gue!" paksa Dewi langsung menarik tangan Jefri. "Lo juga!" Dia tarik pula tangan Surya supaya adil.
"Japran yang kesurupan ngapain panggil kita? Kunci aja pintunya tunggu Pak Roni dateng!"
Jefri lihat Mira ditahan Zafran yang tengah kesurupan dibantu Irlan.
"Wah, mulai minta tumbal demitnya." Surya menarik diri dari tarikan Dewi. Agak takut kalau menghadapi hantu-hantu yang agresif.
"Jangan kabur lo!" sungut Dewi.
Jefri memberhentikan mereka di samping kelas. "Gue sendirian aja yang masuk, kalian tunggu di luar."
"Berani, Jep?" celetuk Surya.
Jefri melangkah sembari membaca doa perlindungan sampai depan pintu kelas Mira.
Mira melihat kedatangannya.
"Rambut gue, Jef! Help!"
"Jefri!" Mira panggil lagi sepupunya.
Jefri mendatangi mereka bertiga kemudian menarik Irlan terlebih dahulu supaya menjauh.
Pria yang sering menghadapi orang kesurupan seperti Zafran langsung sigap mengunci tangannya ke belakang agar tak bisa kemana-mana.
Zafran mengerang, menangis, dan tertawa secara acak setelah posisinya terkunci. Dia terkadang berontak tapi gerakannya terbatas.
"Pegang kepalanya, Ra!"
"Lo aja ah! Takut!"
"Buruan!"
Mira pegang kepala Zafran yang ke kanan-kiri sebagai penolakan.
Zafran mengeluarkan sosok di dalam Zafran melalui perantara Mira dengan doa.
Mira buru-buru melepaskan tangannya disusul Zafran terkulai lemas.
Mira hendak pergi namun dicekal Jefri yang masih berusaha menyadarkan Zafran.
"Udah gak ada. Bangun."
Mira sungguh-sungguh ingin menyantet orang yang menempatkan dirinya di kelas tempat orang kesurupan.
Secara ketertarikan, Mira mengundang para hantu di sana dengan masuk ke tubuh Zafran.
Oleh sebab itu tadi hantu perempuan yang merasukinya tidak takut apalagi kaget melihat mereka yang bisa melihatnya.
"Buang aja ke rawa-rawa, Jef!" kesal Mira. "Rambut gue dijambak lagi.. " lanjutnya membenahi rambut.
"Dia siapa?" Jefri melihat Irlan.
"Ketua kelas." Mira menghampiri Irlan yang masih syok. "Gak ada yang luka, kan?"
"Bantu bawa ke luar."
Irlan sanggup kalau keluar dari kelasnya sendiri. Dia bantu Jefri papah Zafran ke klinik di lantai dasar.
"Thanks. Barangkali lo mau ngantin," kata Jefri.
Irlan mengangguk. "Zafran udah gapapa?"
"Bentar lagi juga bangun," celetuk Mira.
Menyadari ketenangan mereka agak membuat Zafran heran sekaligus khawatir.
Jefri ikut merapikan rambut Mira. "Udah, gak usah takut."
"Dia sering kesurupan begitu, Lan?" tanya Mira mengekspresikan kekesalannya. Seandainya boleh mumpung Zafran belum bangun mau ditampar wajahnya.
"Ya lumayan sih. Sejak dia pindah berarti tiga mingguan begini terus. Biasanya jam-jam mau pulang, baru sekarang kesurupan jam istirahat."
Jefri manggut-manggut. "Sadar sendiri atau-- "
"Mana Zafrannya?"
"Itu, Pak Roni yang biasanya turun tangan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jefri kn y
2024-12-09
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ada ya kesurupan tiap hari di jam" tertentu 🤭🤭
2023-11-14
0