Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak dari belakang mereka.
"Lepasin!"
Mereka semua menoleh ke sumber suara itu. Begitupun Wardha yang menahan sakit.
"Mr Ice." Gumam Wardha
Riska dan temannya kaget melihat Raka yang tiba-tiba datang.
"LEPASIN!" Ucap Raka menatap tajam Riska
Dengan terpaksa Riska melepas cengkeramannya itu, dan menatap Wardha dengan tatapan membunuh.
"Awas Lo!" Bisik Riska dan berlalu pergi
Raka mendekati Wardha yang masih terdiam kaku. Lalu Raka menarik tangan Wardha dan melangkah pergi dari tempat itu.
"Mau kemana?"
Raka tidak menjawab dan terus menarik Wardha
"Jangan narik-narik gue, lepasin."
Raka tidak merespon dan terus berjalan. Wardha hanya memperhatikan langkahnya yang ternyata menuju ke UKS.
Sampai di UKS Raka mengambil kotak P3K, dan mencari obat di dalamnya.
"Nih gigit." Sambil menjulurkan pucuk dasinya ke Wardha
"What?" Jawab Wardha tak mengerti
"Gigit aja."
Wardha pun terpaksa menggigit dasi milik Raka yang masih terpasang di lehernya. Dan ...
"Aaaww ..." Pekik Wardha yang tertahan oleh dasi Raka
"Tahan."
"Sudah kan." Ucap Raka.
"Fyuhh ... Gile, asin dasi Lo!" Ucap Wardha menggosok bibirnya
Raka menatapnya dengan datar dan menggeleng.
"Gue suruh gigit bukan ngemut!" Ujar Raka menarik dasinya kembali, dan membereskan kotak obat.
Wardha terpelongo mendengarnya, benar juga yang di ucapkan olehnya, hanya saja Wardha yang memang aneh saat ini.
"Makasih Mr Ice," ucap Wardha.
Raka tidak menjawab dan langsung melangkah meninggalkan Wardha sendirian di ruang Uks
"Ehh, dasar aneh! Orang bilang makasih juga tetap di kacangi!" Gumam Wardha dengan kesal.
Wardha pun langsung keluar dari UKS, ternyata sudah waktu masuk pelajaran, wardha pun panik dan langsung berlari ke kelas nya.
"Haduh ... Mati gue! Ini kan jamnya pak Reno! Bisa kenak pites gue!" Ucapnya sambil berlari-lari
Sampai di kelas.
Tok ... Tok .. tok ...
"P-permisi, pak!" Ucap Wardha dengan gugup
"Wardha! Dari mana saja kamu?" Ketus pak Reno dengan kesal
"Waduh, gue harus bilang apa ni? Kalau gue jujur ntar tambah ribet lagi ni masalah!" Gumamnya
"Wardha!" Pekik pak Reno yang mengagetkan lamunan Wardha
"Eh.i-iya pak iya!"
"Sudah telat! Malah bengong! Sana kamu berdiri di lapangan! Sampai jam pelajaran saya habis!"
"Apa pak? Dua jam dong?"
"Iya dua jam, cepat ke sana! Atau saya tambahi hukuman kamu!"
"J-jangan pak!"
"Cepat!" Pekik pak Reno
"I-iya pak." Sahut Wardha
Wardha pun pergi ke lapangan, saat menuju kelapangan Wardha melihat seorang cowo disana yang sudah berdiri juga di lapangan itu.
"Loh, Mr ice?" Ucapnya
Raka hanya menatapnya sekilas lalu memalingkan pandangannya kembali.
"Kok lo ada disini? Dihukum juga ya?" Tanya Wardha
"Lo kenapa dihukum?" Tanya Raka balik
"Gue nanyak malah nanyak balik. Kebiasaan ni orang," gumam Wardha
"Gue telat masuk kelas, terus pak Reno nyuruh gue kesini selama dua jam, gila kan?" Ucap Wardha
Raka menatap wajah Wardha sekilas, lalu memperhatikannya lebih jelas lagi.
"Muka lo pucat banget," ujar Raka
"Kagak ah, perasaan lo aja kali," jawab Wardha
"Oh, iya, Lo kenapa dihukum?" Tanya Wardha
Namun Raka tak menjawabnya.
"Yaelahh ... Serah lo aja dah!" Ujar Wardha lagi karena kesal
"Dia nanyak gue jawab! Gua nanyak dia diem! Dasar manusia es," gumam Wardha sambil memegang pergelangan tangannya yang terluka
"Hemm ... Nasib!" Ujar Wardha sambil menatap pergelangan tangan nya. Raka pun terus memperhatikan tangan itu
"Apa masih sakit?" Tanya Raka
"Dikit!" Jawab Wardha
Tak lama kemudian Raka pun melirik jam tangannya. Lalu pergi entah kemana
"Kemana tu anak? Hemm, mungkin hukumannya udah selsai," ucap Wardha
Sejam sudah Wardha berdiri di lapangan yang sangat panas terkena terik matahari.
"Ya Allah kepalaku kumat! Kuat kan Wardha ya Allah! Sedikit lagi! Wardha harus kuat! Jangan bikin Wardha pingsan lagi!" Ucap Wardha sambil mengadah keatas
Tak lama kemudian Wardha pun mulai merasakan matanya sudah berkunang-kunang. Hingga akhirnya dirinya tidak sadar apa-apa.
"Ya Allah ... Gelap ... " Ucap nya
Brukk..
Raka yang sudah berlalu pergi, entah kenapa kembali dan akhirnya.
"Maafkan aku Wardha, bukan maksudku memanfaatkan mu! Aku terpaksa harus menggendong mu! Maaf kan hamba ya Allah, hamba terpaksa menyentuhnya," ucap Raka, lalu menggendong Wardha ke UKS
Raka terus menunggu Wardha sadar. Tiba-tiba Salca pun datang.
"Kak Raka, apa Wardha baik-baik saja?" Tanya Salca
"Entahlaah! Aku pun gak tau," ucap Raka dengan datar
"Gimana cerita nya, kakak bisa barengan dihukum sama Wardha." Tanya Salca
"Tadi aku ngobatin luka ditangannya, jadi aku terlambat masuk kelas! Jadi dihukum," sahut Raka
"Loh, sama dong kak! Wardha juga sama! Padahal Wardha lagi sakit," ujar Salca
"Aku tau," ucap Raka
"Tau dari mana kak?" Tanya Salca
"Kemarin bundanya yang cerita, jadi bunda nyuruh aku jagain Wardha di sekolah, tadi aku lupa kalau Wardha lagi demam, dan aku lupa kalau dia tidak tahan panas, aku pergi. Dan setelah aku ingat, aku balik lagi menemui Wardha, tapi udah pingsan duluan," sahut Raka menggelengkan kepalanya
"Wah... Thanks ya kak. Udah mau bantuin sahabat aku."
"Iya sama-sama, tapi aku mohon jangan ceritain sama Wardha, apa yang aku ceritain tadi," ujar raka
"Siap kak! Aman Salca pasti jaga rahasia."
"Oiya kalau gitu Salca ke kantin dulu ya kak, mau cari makan."
"Oke," sahut Raka
Lama Raka menunggu Wardha sadar. Dan akhirnya Wardha pun sadar juga.
"Aarrgghhh ..." Wardha meringis menahan sakit di kepalanya itu
"Kamu udah sadar," ucap Raka dengan lembut
"Hemm ... Sakit sekali kepala ku," ucap Wardha
"Jangan cingeng! Tahan sakit, karena sakit penebus dosa-dosa, jadi jangan ngeluh!" Terang Raka dengan tegas
"Hah ... Aku tau itu!" Ucap Wardha
"Kamu istirahat dulu. Jangan kemana-kemana," ujar Raka yang langsung pergi
"Dih ... Tumben alus tu Mr ice," gumam Wardha
Tak lama kemudian Raka kembali datang membawa mangkuk berisi bubur kacang ijo.
"Makan dulu," ucap Raka
"Aku gak mau makan!"
"Jangan egois Ny Jutek!" Sahut Raka sambil menatapnya tajam
Wardha pun langsung menunduk
"Gak usah liatin gue kayak gitu! Cuman bikin gue takut tau nggak lo!" Ujar Wardha dengan kesal
"Bagus kalau kamu takut," sahut Raka seraya tersenyum
"What? Dia bilang kamu! Gak salah denger ni kuping?" Gumam Wardha
"Makan dulu, buka mulut mu! Atau mau pakai cara paksaan!" Ucap Raka
"Hah! Iya, iya, bawel banget sih!" Ketus Wardha dengan kesal, lalu membuka mulutnya
Raka pun menyuapi Wardha sampai selesai. Tak lama kemudian bel masuk pelajaran berbunyi kembali.
Teng ... Teng ... Teng
Wardha langsung mencoba bangun untuk pergi ke kelasnya. Tidak mau kesalahan terulang lagi
"Mau apa?" Tanya Raka
"Ke kelas lah! Masak ia disini terus! Malah berdua lagi sama lo! Bukan mahrom tau nggak!"
"Jangan kemana-kemana. Aku sudah bilang diam saja disini!" Ucap Raka dengan tegas. Kemudian Raka pun pergi.
Wardha pun yang merasa heran dengan sikap Mr Ice hanya berfikir-fikir suntuk karenanya.
"Hah ... Cuman bikin pusing aja ntu orang!" Ucap nya
Tak butuh waktu lama, kemudian Raka datang membawa 2 tas sekaligus. Dan Wardha menandai bahwa itu tas miliknya.
"Itu tas gue!" Ucap Wardha
"Ayuk pulang," ujar Raka
"Tapi ini belum waktunya. Kalau dihukum gimana? Gue sih ogah! Ini aja pusing nya belum ilang!"
"Cepat bangun!" Paksa Raka
Wardha pun terpaksa bangun. Lalu mereka menuju kearah parkiran, Wardha yang melihat guru-guru tidak memperhatikannya pun, mulai merasa aneh.
"Cepat masuk!" Ketus Raka
"Eh.e-iya iya!" Sahut Wardha karena kaget, Wardha pun masuk kedalam mobil Raka. Merekapun menuju kerumah Wardha menyisakan rasa penasaran yang menurut Wardha kok bisa?
"Mr ice ...!"
Raka tak menghiraukannya
"Woyyy ... Kebiasaan lo! Gue ngomong selalu di kacangi! Gak punya hati banget sih lo! Sakit hati gue diginiin!" Ucap Wardha dengan kesal
"Apa?" Tanya Raka
"Kenapa guru-guru tadi gak marah, kita pulang awal?" Tanya Wardha
"Karena aku udah ijin," sahut Raka
"Oooo pantesan!"
"Terus tadi, aku kok udah di UKS? Siapa yang mindahin?"
Deg ... Jantung Raka mendadak tidak normal kali ini
"Mampus gue! Kalau gue bilang bisa mati mendadak gue kena amuk ni bocah," gumam Raka. Dan akhirnya Raka memilih diam saja.
"Woyy ..."
"Apa lagi!" Sahut Raka
"Siapa tadi yang a-" terputus
"Gak usah banyak tanyak! Mending lo diem aja!" Sahut Raka sambil memotong pembicaraan Wardha
"Hisss ... Sebelll!" sahut Wardha
Raka hanya melihatnya dengan sekilas dan kembali fokus di kemudinya
***Sampai dirumah Wardha***
"Assalamu'alaikum," ucap Wardha
"Wa'alaikumsalam," sahut Aisyah
"Udah pulang. Sana langsung istirahat aja ya, sayang."
"Iya bunda!" Sahut Wardha dan langsung menuju ke kamarnya
"Tan," ucap Raka tersenyum sambil menyalim Aisyah
"Masuk yuk," ujar Aisyah
"Duduk nak,"
"Maksih tan," jawab Raka sambil tersenyum
Mereka pun berbincang-bincang cukup lama, Raka menceritakan semua kejadian disekolah tadi.
"Maaf ya tan," ucap Raka
"Iya gak papa nak! Tante faham! Tante juga berterimakasih karena, kamu udah nolongin Wardha tadi," sahut Aisyah
"Kalau gitu Raka pamit ya tan!"
"Iya nak, hati-hati ya!"
"Iya tante, Assalamu'alaikum," ucap Raka sambil mencium tangan Aisyah
"Wa'alaikumsalam, nak."
Wardha yang tak sengaja mendengar obrolan Raka dan bundanya langsung lari menuju bundanya.
"Bun ... Bun ..."
"Iya sayang," sahut Aisyah
"Tadi Raka bilang apa bun? Kok dia minta maaf segala?" Tanya Wardha penasaran
"Iya dia minta maaf sama bunda, karena tadi dia udah gendong kamu karena pingsan," ucap Aisyah
"Haah." Wardha melongo mendengarnya
"Udah jangan di fikirkan! Dia terpaksa dan tidak ada niat lain selain menolong mu! Udah istirahat sana," tegas Aisyah
"I-iya bunda," sahut Wardha
Wardha pun langsung ke kamarnya lagi, merebahkan tubuhnya yang masih terasa lemah.
"Dasar Mr ice berengsek! Beraninya gendong-gendong aku! Pantes aja tadi dia diam," gumam Wardha menggerutu
"Awas saja lo Mr ice, tunggu pembalasanku!" Gumam Wardha dengan panas
Gak ada akurnya mereka ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments