Mr Ice And Ny Judes

Mr Ice And Ny Judes

Awal bertemu dengan manusia es

Matahari mulai bersinar terang dan menyinari bumi beserta isinya, cahayanya mulai menyelinap dari celah-celah jendela di suatu kamar. Tepatnya di kamar suatu gadis yang pemalas, lebih tepatnya lagi gadis yang bersikap suka-suka dalam hal apapun itu, gadis itu bernama Mawardha Rahcmah.

Brukk ... Bruk ...

"Wardhaaa ..." Terdengar suara wanita menjerit dan mendobrak-dobrak pintu kamar Wardha

"Wardha ... Bangun, ini sudah siang Wardha, nanti kamu terlambat ke sekolah!" Terdengar suara seseorang yang sangat marah sedang berteriak sangat kencangnya.

Seperti itu lah kegiatan di setiap harinya, tepatnya di pagi hari. Suara bising penuh teriakan, sudah menjadi sarapan pembuka bagi yang menempati rumah itu.

"Hooaaammm ... Dooh masih ngantuk aku!" Ucap Wardha menggeliat

"Iya bunda, Wardha sudah bangun! Sebentar bun," sahut Wardha

"Cepat mandi dan turun sarapan!" Ketus Aisyah

"Iya bundaa ..." Jawab Wardha dengan malas

Tidak butuh waktu lama Wardha langsung bangun dan mandi, selesai mandi dan membereskan alat sekolah nya, Wardha pun turun untuk ikut sarapan bersama keluarganya.

"Wardha! Kebiasaan sekali kamu! Anak gadis tidur kayak kebo!" Ujar Aisyah memekik

"Ih, bunda ... Wardha kecapekan bunda, kemaren nyiapin alat buat ospek hari ini." Sahut nya.

"Banyak Alasan saja kamu! Cepat makan!" Ucap Aisyah dengan kesal

"Iya, iya," sahutnya dengan wajah manyun

Wardha bergegas menghabiskan makanannya, Selesai makan Wardha pun langsung berangkat sekolah. Merasa kesal atas dirinya sendiri, pagi-pagi sudah kena Omelan layaknya bom atom saja. merusak jiwa dan pikirannya

"Wardha berangkat ya bun, Assalamu'alaikum!" Ujar Wardha sambil nyalim Aisyah

"Wa'alaikumsalam, Hati-hati dan jangan bertingkah seperti anak laki-laki! Faham!" Sahut Aisyah

"IYa bunda." Sahutnya sedikit bersenandung itu

***Di Sekolah***

"Wardha ..." Suara seorang wanita memanggil Wardha, lantas Wardha pun membalikkan tubuhnya guna melihat sosok yang memanggilnya.

"Eh Salca," Sahutnya tersenyum

"Bareng yuk!" Ujar Salca yang langsung menggandeng tangan Wardha

"Yuk."

Merekapun menuju lapangan sekolah, untuk menjalankan ospek pertamanya.

Ketua osis menjelaskan suatu permainan, dan pertanyaan. bukan itu masalahnya, hanya saja para wanita lebih fokus dengan ketampanan ketua OSIS itu sendiri.

"Kamu!" Panggil ketua osis yang bernama Raka

"Siapa?" Sahut Wardha dengan pelan

"Iya kamu!" Ujar Raka dengan wajah garangnya itu

Seketika Wardha menjadi gemetar saat namanya dipanggil

"Cepat kemari!" Ucap Raka dengan tegas

"Duh, mati aku!" Gumam Wardha seraya melangkah mendekati Raka

"Perkenalkan dirimu pada mereka!" Ujar Raka

"I-iya kak!"

"Perkenalkan nama saya Mawardha Rachmah, saya tinggal di blok 16, saya lulusan dari SMPN 24 tunas pelita." Ucap Wardha

"Oke! Apa alasan kamu sekolah disini?" Tanya Raka

"Ya mau belajar lah kak! Pakek nanyak segala lagi!" Ucap Wardha kesal

Bagaimana mungkin alasan dia bersekolah di tanyakan? Bukankah semua orang sekolah tujuannya untuk belajar, tepatnya menuntut ilmu sampai dapat?

Lantas semua orang tertawa mendengar jawaban darinya.

"Dasar bodoh! Maksud saya bukan begitu. Apa kamu melamun? Apa kamu tidak faham!" Sahut Raka dengan wajah kesal dan tegas itu

Bukan, bukan itu jawabannya, ternyata Wardha salah mengartikan sebuah pertanyaan simple itu.

"Lah jadi? Saya harus jawab apa?" Jawab Wardha yang menggaruk tengkuknya

Lantas mereka memandangnya dengan aneh dan sangat aneh, dan membuat semua orang kembali tertawa karena tingkah konyolnya.

"Hah, dasar kamu ini! Kembali ketempat mu! Nanti kamu dapat hukuman!" Ucap Raka ketus

"Mati aku, gak dirumah gak di sekolah, dimarahi dan dihukum mulu," gumam nya dengan kesal

"Oke kita lanjutkan lagi." Ucap Raka

Raka dan anggota osis lainnya memanggil satu-persatu anggota ospek, dengan pertanyaan sama seperti Wardha, Wardha pun menyimak dan barulah dia sadar apa yang harus dia jawab.

"Oohh ... Jadi seperti itu alasannya! Gue pikir ya belajar," gumam Wardha

Tak lama kemudian Wardha kembali di panggil para anggota osis untuk menghukumnya, karena sudah salah menjawab dalam sekali pertanyaan saja.

"Duh, mau diapain gue nih,! Ya Allah bantu Wardha," gumamnya dengan hati yang was-was

"Wardha!" Ucap Riska

"Iya kak." Sahut Wardha

"Enak nya dikasih hukuman apa nih anak." Ucap Riska sambil melirik ke teman-temannya

"Nah Raka, dia kan udah mempermalukan Elo. Jadi lo mau hukum dia dengan apa?" Tanya Riska

"Terserah kalian!" Sahut Raka dengan datar sambil menatap tajam kearah Wardha

"Duh, ni orang pakek natapi gue segala lagi, tambah takut dah gue jadinya, udah mukanya serem bet," gumam Wardha

"Oke kalau begitu, Wardha kamu lari keliling lapangan sampai 50 kali!" Ucap Riska dengan santainya

"Hah ... 50 kali!" Ucap Wardha kaget

"Ya, mau gue tambahi lagi?" Sahut Riska

"Nggak kak, ini udah cukup," jawabnya

"Gak kebanyakan itu, Ris?" Sahut Ridho

"Gak lah! Biarin aja, karena dia udah mempermalukan kita! Masih anak baru aja udah belagu, udah berani jawab pertanyaan kayak tadi! Gak masuk akal." Sahut Riska dengan kesal

"Yaudah sana! Ngapain lo bengong disitu!" ketus Riska

"Iya kak." Jawab Wardha dan langsung lari mengelilingi lapangan yang luas itu

"Aduh ... Gila bener tu orang! Dasar cewe songong! Dikira gak capek apa!" Ucap Wardha sambil ngos-ngosan

"Haduh bundaaa Wardha capek!" Ucapnya lirih

"Awas aja lo Raka. Gara-gara lo gue jadi begini. Masak cuman salah dikit aja mau menghukum gue! Udah gitu bukannya dia yang hukum, malah si Riska yang hukum gue!" Ucapnya dengan kesal

Wardha terus berlari ditengah teriknya matahari, kebetulan dirinya tidak tahan dengan terik mata hari, lebih tepatnya lagi fisiknya berbeda dengan orang lain. Dan itu membuatnya harus super hati-hati dengan yang namanya cuaca panas.

"Ya Allah kepalaku pusing," gumamnya sambil terus berlari

Dan hingga akhirnya, pusing yang melanda dirinya membuatnya tidak sadarkan diri.

Bruukk...

Wardha tersungkur dan tidak sadarkan diri

***Di UKS***

"Duh, kepala ku!" Ucap Wardha sambil memegang kepalanya

"Udah sadar." Ucap Raka

"Dimana ni?" Ucap Wardha

"Uks." Jawab Raka dengan datar, sambil duduk di kursi depan Wardha dengan tangan yang dilipat di dada. Dan kaki sebelah diangkat di atas pahanya.

"Nyesel banget gue disini sumpah!" Ucap Wardha. "Ada ya orang setega itu!" Ucap nya lagi dengan kesal

"Sorry." Ucap Raka sambil bangkit meninggalkan Wardha sendirian

"Sorry sorry. Woyy, mau kemana Lo!"

Bukannya menjawab, Raka malah pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun.

"Nah, ini nih, ciri-ciri manusia beku. Irit banget ngomongnya, pantes banget di sebut manusia es!"

"Dasar manusia es!" Teriak Wardha. "Woyyy ..." Wardha terus menjerit namun Raka tak menghiraukannya sedikitpun!

"Dasar Ice beku Lo! Gak ada sopan nya mintak maaf tapi pergi!" Ucap Wardha dengan kesal

Kemudian Wardha bangkit meninggalkan ruangan itu. Dan kini perutnya mulai merasa lapar, dan Wardha melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah. mengisi energi yang sudah habis akibat hukuman itu.

***Di kantin***

"Laper banget gue!" Ucap Wardha meremas perutnya

"Waduh! Kenapa tu Ice beku ada disitu. Ah bikin gak mood aja!" Ucap Wardha sambil berbalik arah, pergi meninggalkan kantin

"Wardha," panggil Salca

"Salca?" Wardha mencari-cari dan Salca melambaikan tangannya ke arah Wardha, Wardha pun melangkah menuju Salca.

"Mau kemana Lo? Kok malah balik?" Tanya Salca

"Gak, tadi mau ke kelas aja, tiba-tiba Lo panggil! Yaudah deh gue kesini lagi!" Sahut Wardha

"Lo mau pesen apa?"

"Nasi goreng and es teh manis." Sahut Wardha

"Yaudah gue pesenin ya," ujar Salca sang sahabat masa kecil Wardha

Setelah pesanan datang, merekapun menikmati makanannya masing-masing.

Kembali ospek

"Sebel banget gue ngeliat itu manusia es! kenapa sih, ada manusia kayak dia. wajah aja tampan tapi hatinya beku banget! kesellll gue kesel ..." Gumam Wardha dalam hatinya, bahkan kedua tangannya sudah mengepal dengan mimik wajah tidak karuan itu.

Ketika Wardha mengomel-ngomel dalam hatinya, menggerutu dan mengumpat, sampai dirinya tidak menyadari jika Mr ice yang disebutkannya sudah ada didepan nya, tepatnya di hadapannya!

"Wardha!"

"Astaghfirullah!" Sahut Wardha dengan kaget.

"Ehladalah, kok udah didepan gue aja ni manusia es" gumamnya

"Saya panggil dari tadi tapi kamu gak dengar!" Ucap Raka

"Hah? Apa ada kakak manggil saya? Kok saya gak denger ya?" Sahut Wardha sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal

"Jangan melamun kalau lagi di sekolah! Kalau mau melamun dan menghayal, nanti nunggu dirumah!" Sahut Raka dengan wajah datar

"Aiyh ..." Wardha hanya mengerutkan dahinya

Tiba-tiba Riska datang mendekat dan ikutan buat mengomelinya. Dan itu sangat menyebalkan sekali!

"Lo lagi lo lagi! Lo mau dihukum lagi ha?" Ketus Riska

"Eh ... Enggak kak enggak," ujar Wardha

"Terus Lo ngapain bengong disini! Bukannya dengerin kita lagi ngomong!" Riska sambil marah-marah dan Wardha hanya menunduk saja

"Dasar culun!" Ujar Riska dan pergi meninggalkannya

"Hah! Gue dibilang culun? Gak salah? Oke lo liat nanti selesai ospek! Lo bakal tau gue yang sebenarnya!" Gumam Wardha

Raka hanya menatap Wardha datar lalu pergi meninggalkannya juga.

Selesai ospek

"Sial! Satu harian gue kena omel mulu! Brengsek banget tu orang!" Ucap Wardha

"Maafin temen gue ya!" Sahut anggota OSIS lainnya yang mengagetkan Wardha

"Eh, kakak! Iya kak santai aja," sahut Wardha sambil tersenyum

"Kenalin, gue Ridho."

"Gue Wardha."

"Emm, ya, ya. Mau pulang kah?" Tanya Ridho

"Iya kak." Jawabnya

"Mau kakak anterin?" Ucap Ridho

"Wah , ngerepotin banget. Wardha dijemput kok kak," jawab Wardha

"Udah bareng kakak aja," sahut nya

"Gak, kak. Makasih, tapi itu udah diujung supir Wardha kak," jawabnya

"Oh, yaudah deh, kalau gitu kakak duluan ya, Dha," ucap Ridho sambil tersenyum

"Oke kak!"

"Ayo non kita pulang." Ucap pak jarwo yang tiba-tiba nongol aja di depannya

"Lama banget sih pak jarwo! Bikin BT aja!"

"Hehe maaf ya non!" Ujar Jarwo

Jarwo pun melajukan mobilnya kearah rumah Wardha.

Di sepanjang perjalanan ke rumah, Wardha hanya menggerutu tidak jelas, tambah lagi sikap buruknya yang hobi mengumpat. Walaupun itu di dalam hatinya, jadi gak ada orang yang denger juga umpatan dia kek gimana.

Pak Jarwo yang mendengar ocehan gak jelas darinya, hanya menggeleng heran. Aneh? Ya, aneh sekali, sampai pak Jarwo merasa ngeri di dekat Wardha.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!