GADIS DESA KESAYANGAN TUAN MUDA 4
PART 4
Setelah tahu jika pria tampan di depannya adalah Reby, Rania terlihat malu-malu kambing di depan Reby. Mulut kecilnya yang tadi tidak berhenti bicara, sekarang seolah di bibirnya telah di pasangi rem. Hingga setiap kata yang keluar terkontrol dengan rapi.
Reby yang melihat tingkah bebek kecil itu hanya tersenyum, entah kenpa melihatnya seperti itu malah jadi terlihat lucu di mata Reby. Saat itu Reby melihat Rania sedang memilih beberapa sayuran bayam untuk di sortirnya, melihat gadis itu diam saja membuat Reby tiba-tiba mempunyai pikiran ingin sedikit membalas tingkah menyebalkannya yang ia lakukan padanya tadi.
"Hey bocil.... " panggil Reby, namun Rania malah diam saja.
"Hey anak bebek aku bicara padamu ya, kau ingin aku pecat " ucap Reby, Rania melihat ke arah Reby dan mendelik kesal karena mengancamnya akan memecatnya. Padahal Reby tidak mungkin melakukan hal itu padanya. Abah tidak akan setuju dengan tindakan seperti itu. Menurut Abah memecat pekerja hanya karena alasan sepele itu tidak manusiawi, kecuali jika kesalahannya sudah tidak dapat di tolerir lagi baru tindakan seperti itu akan di lakukan.
Rania mendekat ke arah Reby "Kenapa atuh manggil-manggil terus? " tanyanya dengan jutek menutupi rasa malunya pada Reby.
"Tidak apa-apa...."jawab Reby sambil pergi meninggalkan Rania membuat Rania tambah kesal saja. Sebenarnya Reby memang sengaja hanya ingin membuat Rania kesal, ia ingin sedikit mengerjainya tapi jika Abah tahu Abah pasti akan menegurnya, jadi Reby urungkan.
*
*
*
Setelah semuanya selesai sayuran sudah siap. dikirim, para pekerja pun sudah di beri hasil panen dan juga beberapa rupiah yang upahnya di atas rata-rata. Begitulah Abah, orangnya senang berbagi. Abah sudah merasa cukup dengan semuanya , pemberian anak dan menantunya lebih dari cukup untuk kehidupannya saat ini. Untuk itu abah memberi upah para pekerja di bawah rata-rata belum lagi hasil panennya.
Hari sudah sore semua orang sudah pulang ke rumahnya masing-masing, hasil panen juga sudah di kirim. Kini tinggal pak Yudi yang ada di rumah Abah sedang menghitung penghasilan panen kali ini. Rania pun ikut serta karena gadis itu adalah asistent ayahnya sendiri yang bertugas mengantar ayahnya kemana pun ayahnya pergi.
"Oh ya bah gimana di bilangin ga sama cucu abah teh, kiranya Rania bisa ikut kerja di kota gak?" Tanya pak Yudi. Abah yang sedang meminum kopinya pun menyimpan gelasnya dan memanggil Reby.
"Reby.... "panggil Abah
Reby yang sedang berada di kamar pun langsung keluar dan menhampirinya.
"Ada apa bah...?" tanya Reby yang kemudian duduk ikut bergabung bersama dengan mereka.
"Ini pak Yudi mau minta tolong katanya bisa gak, kalau Rania ikut kerja di kota?" Tanya abah
Reby yang di tanya pun merasa bingung dengan permintaan Abahnya, di tolak tidak enak di setujui pun bebek kecil itu mau kerja apa. Reby terdiam sejenak, Pak Yudi yang merasa tidak enak pun langsung mengeluarkan suaranya.
"Kalau gak ada mah ga apa-apa Nak Reby " ucap pak Yudi sungkan.
"Bisa saya bicara sebentar dengan putri bapak, anggap saja saya sedang menginterviewnya sekarang. Di terima atau tidaknya itu semua tergantung dari kemampuan putri Bapak.
"Oh begitu gitu, sebentar saya panggil dulu ya anak saya nya" ucap pak Yudi, dan pak Yudi pun menghampiri Rania yang sedang ngobrol seru sama Enin sambil nonton sinetron kesukaannya. Pak Yudi pun menghampiri anaknya yang sedang asik makan ubi di sana.
"Neng sini dulu, itu di panggil sama A Reby "ucap pak Yudi. Mendengar kata Reby, Rania langsung menggelengkan kepalanya.
"Ihh.. si jenong katanya mau kerja di kota itu ada kesempatan mau di ajak kerja sama A Reby malah gak mau gimana sihh... " ucap pak Yudi
"Neng malu yah... " ucap Rania yang merasa malu gara-gara kejadian tadi siang.
"Sudah sana Neng, cucu Enin itu baiknya pake pisan sok sana... " ucap Enin, dengan wajah di tekuk akhirnya Rania menghampiri Reby.
Pak Yudi dan Rania berjalan beriringan, Rania sengaja berjalan di belakang ayahnya karena merasa malu luar biasa pada cucu pemilik kebun itu.
"A Reby ini anak saya Neng Rania... " ucap pak Yudi, Reby melihat Rania tengah bersembunyi di balik punggung ayahnya. Gadis kecil itu menarik-narik jaket yang pakai ayahnya.
"Dasar bebek kecil, dia malu padaku rupanya" gumam Reby dalam hati.
"Baiklah, boleh kami bicara berdua. Anggap saja Rania sedang di interview oleh saya... "ucap Reby, pak Yudi pun setuju dan senang karena anaknya di interview oleh sang cucu pemilik kebun.
"Silahkan A Reby.... " ucap pak Yudi
"Ikut aku...." ucapnya pada Rania.
Rania pun mengikuti Reby keluar dari rumah, mereka berdua duduk di kursi kayu yang ada di depan rumah. Jika orang lain di interview di sebuah ruangan tertutup tapi Rania di interview di ruangan terbuka di bawah langit dan cahaya bulan serta hamparan bintang yang bertaburan di langit yang indah.
"Ini teh mau di interview atau mau diajak pacaran sihh suansananya romantis pisan... " Ucap Rania, sepertinya rasa malu yang ia rasakan tadi menguap begitu saja melihat suasana yang begitu romantis di sana.
"Dasar bebek cerewet, duduklah... " ucap Reby
Rania pun duduk berhadapan dengan Reby, di bawah cahaya bulan wajah Reby terlihat tampan berkali-kali lipat di mata Rania.
Semakin berbinar saja wajah anak bebek ini melihat wajah tampan dari seorang Reby.
"Jadi, pendidikan terakhirmu apa? "tanya Reby
"SMU baru lulus enam bulan yang lalu... "jawab Rania
"Apa... sudah ku duga kalau kau ini masih bocah" ucap Reby
"Rania mah meskipun masih bocah tapi udah produktif tahu... "jawabnya
"Produktif apa...? bertelur? ejek Reby
"Emangnya Rania teh ayam, di bilang bertelur" ucap gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya.
Reby merasa sedikit bingung untuk mempekerjakan Rania di defisi apa, pasalnya dia baru lulus sekolah dan juga usianya masih sangat muda. Jika bekerja sebagai ART di rumahnya, Reby merasa tidak enak pada pak Yudi. Lama Reby berpikir untuk mempekerjakan Rania dimana.
Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya Reby tersenyum dan punya ide untuk mempekerjakan Rania dimana. Pekerjaan yang cocok untuk perempuan yang mempunyai karakter seperti itu.
"Baiklah aku akan menempatkanmu sebagai asistentku saja...." ucap Reby
"Asistent? bukan asistent rumah tangga kan? "Tanya Rania
"Bukan....tapi aku punya tugas khusus untukmu yang sesuai dengan karaktermu " ucap Reby
"Apa memang.... ?tanya Rania
" Tugasmu adalah menjagaku dari serangan gadis-gadis yang selalu mengejarku" jawab Reby
"Aiihhh....cuman itu?" Tanya Rania dan Reby pun mengangguk.Sepertinya gadis ini cocok untuk menyingkirkan para gadis yang selalu mengganggunya hingga merasa jengah.
"Oke....kalo itu mah kecil. Tanpa di suruh juga Rania bakal jagain calon imam Rania dari serangan-serangan ulat bulu" ucapnya dengan semangat.
Dengan reflek Reby menoyor kepala Rania hingga hampir terjengkang.
"Aku tidak mau punya calon makmum sepertimu,"ucap Reby.
"Isshhh, untung ganteng jadi kesalahannya bisa
dengan mudah Rania maafin"
*
*
*
Like sama komennya sumbangin dong 😘 jangan lupa gift sama votenya biar Mimin rajin up 💃💃💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Sakia
hadir
2023-01-09
0
Rice Btamban
lucu Rania ak membaca tertawa
2023-01-08
0
Ratnawati Mudjijana
Rania yg polos cocok jadi pendamping Reby
2022-12-25
0