Bab 5

Raja keluar dari kamar mandi, lalu dia melangkah menuju tempat tidur yang mana di sana terdapat baju kaos dan training serta pakaian dalam miliknya.

Sang istri telah menyiapkan pakaiannya sebelum dia melaksanakan shalat subuh.

Pelayanan yang dilakukan oleh Kania memang sempurna, semua urusan suaminya diurusnya dengan sepenuh hati.

Raja mengenakan pakaiannya, setelah itu dia pun melangkah menuju tempat sang istri yang kini tengah bersimpuh di atas sajadahnya.

Raja langsung melaksanakan shalat sunat qobliyah, sembari memberi isyarat pada sang istri bahwa dia sudah siap untuk melaksanakan shalat subuh berjama'ah dengan istrinya.

Sementara itu di tempat lain, Raju terbangun dari tidurnya. Dia merasa kedinginan sekali karena semalaman tidur tanpa selimut.

Perlahan dia melangkah menuju kamar mandi, dia ingin membersihkan dirinya.

Kanaya masih saja nyenyak tidur menggunakan selimut hangat yang membalut tubuhnya.

Raju menyalakan air hangat, dia berharap dengan mandi air hangat dapat menghangatkan tubuhnya yang sedari tadi terasa dingin.

Setelah selesai mandi, Raju pun keluar dari kamar mandi, dia melihat istrinya masih tertidur dengan pulasnya.

"Astaghfirullah," lirih Raju.

"Ya Allah, berikan aku kesabaran dalam menghadapi istriku ini, dan bantu hamba dalam membimbingnya di jalan-Mu," lirih Raju.

Raju sudah mulai memantapkan diri dan hatinya untuk sang istri.

Raju melangkah mendekati istrinya yang masih tertidur.

"Nay, Naya." Raju mengguncang tubuh sang istri.

"Ish, ada apa sih," lirih Kanaya kesal.

Dia merasa terganggu.

"Naya, waktu subuh sudah masuk," ujar Raju pada sang istri.

Kanaya masih saja melanjutkan tidurnya, dia mengabaikan ucapan sang suami.

"Naya!" bentak Raju kesal.

Seketika Kanaya terhentak dan langsung duduk. Dia pun menatap Raju dengan penuh amarah.

"Apa yang kau lakukan?" bentak Kanaya lagi.

"Waktu dzuhur sudah masuk, saatnya kamu melaksanakan kewajibanmu sebagai seorang muslimah," ujar Raju.

Setelah itu Raju meninggalkan Kanaya yang masih kesal pada suaminya.

Raju pun mulai melaksanakan shalat subuh seperti biasa.

Dia mengabaikan Kanaya yang kini menatapnya tajam.

Setelah shalat subuh, Raju pun menghubungi Faiz, dia meminta asisten pribadinya untuk membawakan pakaian untuk istrinya.

Dia tahu istrinya pasti saat ini enggan untuk membersihkan diri karena tak ada pakaian yang akan dikenakannya.

Tok tok tok.

Selang beberapa waktu, Faiz mengetuk pintu kamar.

"Mhm," guna Raju lalu dia melangkah menuju pintu kamar.

Faiz membuka kunci kamar itu, Raju membuka pintu kamar setelah memastikan Faiz telah membuka kunci kamar itu.

"Maaf, Tuan muda, ini semua sudah perintah dari Nyonya besar," ujar Faiz sebelum mendapat amukan dari asisten pribadinya.

"Sudahlah, mana pakaian untuk Kanaya?" tanya Raju tidak mempermasalahkan apa yang telah dilakukan oleh Faiz.

"Ini," ujar Faiz sambil mengulurkan sebuah paper bag yang berisi pakaian yang akan dikenakan oleh Kanaya.

Raju mengambil paper bag yang diberikan oleh Faiz, lalu dia hendak masuk ke kamar.

"Tuan," panggil Faiz.

"Ada apa lagi?" tanya Raju pada asisten pribadinya.

"Bersiaplah, setelah sarapan pagi kita akan langsung berangkat ke luar negeri," ujar Faiz memberitahukan planning hari ini.

"Apa?" Raju kaget mendengarkan ucapan sang asisten pribadi.

Dia sama sekali tidak pernah merencanakan akan berangkat ke luar negeri.

"Iya, kalian akan pergi ke luar negeri untuk menikmati honeymoon dalam 2 minggu ke depan," ujar Faiz.

"Apa?" Raju tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Faiz.

"Iya, ini semua sudah direncanakan oleh Tuan besar dan Nyonya besar," ujar Faiz

Raju menggelengkan kepalanya, dia masih belum percaya dengan rentetan hal-hal konyol yang direncanakan oleh kedua orang tuanya.

Pria itu pun membalikkan tubuhnya, lalu dia meninggalkan Faiz begitu saja. Dia masuk ke dalam kamar.

Saat Raju masuk ke dalam kamar, Kanaya masih duduk bermenung di atas tempat tidur dengan berbalut selimut.

"Astaghfirullah, masih juga berdiam diri di sana," gumam Raju.

Raju pun melangkah mendekati sang istri.

"Bangunlah, bersihkan dirimu. Ini pakaianmu, dan bersiaplah untuk sarapan. Kita akan berangkat ke luar negeri setelah sarapan." Raju meletakkan paper bag yang dibawanya tadi di atas tempat tidur.

Setelah itu, Raju melangkah menuju balkon kamar tersebut mencari angin.

Entah mengapa di pagi hari yang masih dingin itu, Raju merasa gerah.

Kini Raju pun berdiri di pagar pembatas balkon, dia menatap jauh ke lautan lepas yang ada di hadapannya.

Kebetulan kamar yang ditempatinya menyajikan pemandangan laut nan indah.

"Ya Allah, apa sebenarnya yang kini direncanakan oleh mama dan papa? Apakah mama dan papa benar-benar ingin kami hidup bahagia dengan pasangan kami masing-masing?" gumam Raju di dalam hati.

Raju masih teringat dengan jelas saat dia memukul wajah Raja, pernikahan paksa yang direncanakan kedua orang tuanya telah membuat hubungannya dengan kakak kembarnya itu berantakan.

"Huhft." Raju menghela napas panjang.

Dia mengusap wajah tampannya, saat ini Raju tidak bisa berpikir dengan jernih.

Dia memilih mengalah dan mengikuti apa yang diinginkan oleh kedua orang tuanya.

Pada pukul 06.30.

Kanaya telah selesai menunaikan ibadahnya, lalu dia kini tengah duduk di depan meja rias.

Dia tengah memoles sedikit make up di wajahnya, dia juga merapikan hijab yang yang kini dikenakannya.

Penampilannya yang sederhana dengan gamis yang sudah dipilihkan oleh Kayla membuat Kanaya terlihat sangat cantik dan anggun.

"Kamu sudah siap?" tanya Raju yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Kanaya hanya diam, dia tidak menggubris apa yang diucapkan oleh sang suami.

"Ayo, kita turun ke bawah. Kita harus sarapan," ajak Raju.

Raju sengaja tidak memberitahukan rencana keberangkatan mereka pada sang istri.

Kanaya pun berdiri lalu melangkah keluar kamar mengiringi langkah sang suami.

Mata Kanaya membulat saat melihat 4 orang pria bertubuh tegap berdiri di depan kamar itu. Dia juga melihat Faiz berdiri di sana bersama keempat pria itu.

"Apa yang mereka lakukan di sini?" bisik Kanaya pada Raju.

Raju mengabaikan pertanyaan dari sang istri.

"Silakan," ujar Faiz mempersilakan Raju melangkah di depannya.

"Hei," lirih Kanaya menarik lengan Raju.

"Jagalah sikapmu, jangan sampai orang-orang mengetahui kondisi rumah tangga kita," bisik Raju memberi peringatan kepada sang istri.

Raju tidak mau kedua orang tuanya mengetahui keadaan rumah tangganya yang sesungguhnya.

Setelah itu, Kanaya memilih untuk diam. Dia tak lagi banyak bicara, memilih untuk bungkam sementara waktu.

Mereka sampai di resto hotel. Raju menggeser sebuah kursi untuk diduduki oleh sang istri.

Raju pun memberi senyuman manisnya pada sang istri. Lalu mereka pun duduk di meja itu.

Saat mereka sedang menunggu menu makanan dihidang oleh pelayan, mata Kanaya tertuju jauh ke depan.

"Hei, apa yang kamu perhatikan?" tanya Raju saat melihat istrinya terdiam sambil meremas sendok yang ada di tangannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ayomi Hartinta

Ayomi Hartinta

pasti lihat kania yg perhatian ke raja

2022-12-02

0

Yuli Anita

Yuli Anita

seru asli❤️❤️💚next kilat Thor 😊

2022-12-02

1

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

💙 Ɯιʅԃα 🦅™ 📴

Pasti Kanaya melihat Raja dan Kania

2022-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!