Bab 4

Raja mencoba sekali lagi untuk membuka pintu kamar yang saat ini ditempatinya.

"Kenapa tidak bisa dibuka?" gumam Raja di dalam hati.

"Huhhft, jangan-jangan aku dijebak sama Romi," gumam Raja di dalam hati.

Raja pun mengepalkan tangannya dengan penuh emosi, dia merasa marah pada sahabat sekaligus asisten pribadinya itu.

Raja pun membalikkan tubuhnya, kini matanya tertuju pada sang istri yang berbaring miring membelakangi dirinya.

Hati Raja merasa sangat bersalah pada sang istri, dia tak menyangka dirinya bisa hanyut dalam pesona istri sahnya.

Pesona Kania memang membuat Raja tak dapat mengendalikan diri, aura yang dimiliki sang istri membuat jantungnya berdebar kencang, sehingga degan mudah Raja tenggelam dalam keindahan yang terpancar pada diri Kania.

"Kau benar-benar cantik dan anggun, pesonamu membuat aku lupa dengan janji-janji yang telah aku ucapkan pada Kanaya," gumam Raja di dalam hati.

"Tidak, aku tidak boleh jatuh hati pada Kania. Hanya Kanaya yang ada di hatiku, cinta pertamaku. Di awal aku berjumpa Kanaya aku sudah jatuh hati padanya," gumam Raja lagi.

Seketika Raja menepis rasa kagumnya pada sang istri.

Raja pun melangkah menuju sofa yang ada di kamar itu, dia membaringkan tubuhnya di atas sofa. Raja takut terbuai kembali dalam pesona indah milik sang istri.

Raja berusaha memejamkan matanya yang kini terasa sangat mengantuk.

Selang beberapa menit pria itu mulai tertidur, dia terlelap menyelami lautan mimpi nan indah.

Kania membalikkan tubuhnya saat tak lagi mendengar suara langkah maupun pergerakan di kamar itu.

Kania berusaha mencari-cari keberadaan sang suami yang dia yakin tak lagi berada di kamar mandi.

Dia mengedarkan pandangannya di setiap sudut kamar itu hingga dia mendapati sang suami tengah berbaring meringkuk di sofa karena kedinginan.

Saat itu juga hati Kania merasa sedih, dia tidak tega membiarkan sang suami tidur tanpa menggunakan bantal dan selimut.

Kania pun langsung mengambil pakaiannya yang berserakan di atas lantai.

Kania langsung menggunakan bathrobe yang tergantung di dalam lemari untuk menutupi sebagian keindahan tubuhnya.

Kania mengambil bantal dan selimut lalu melangkah mendekati sang suami.

Kania meletakkan bantal di kepala sang suami, perlahan dia memindahkan kepala sang suami ke atas bantal.

Setelah itu Kania pun menyelimuti tubuh sang suami, agar suaminya tidak kedinginan.

"Bismillahirrahmanirrahim. Mungkin dengan sedikit pengorbanan, kamu akan jatuh ke dalam pelukanku," gumam Kania di dalam hati sembari dia memohon pada Allah untuk membalikkan hati sang suami sehingga tertuju pada dirinya.

Setelah itu, Kania pun kembali melangkah menuju tempat tidur, dia berusaha memejamkan matanya agar dapat tertidur.

Meskipun lama dia bisa tertidur, akhirnya dia pun tertidur dengan nyenyak.

Pada pukul 00.30.

"Kanaya," teriak Raja.

Raja terbangun dari tidurnya, dalam alam bawah sadarnya dia melihat Kanaya marah besar padanya dan Kanaya pun memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Napas Raja memburu, keringat dingin mulai jatuh di pelipisnya.

"Ya Allah, apa yang harus aku lakukan saat ini," lirih Raja.

Raja mulai tidak tenang, dia takut kedekatannya dengan Kania membuat Raja merasa takut kehilangan wanita yang dicintainya itu.

Dia mulai termenung, memikirkan berbagai hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang kini mereka hadapi.

Di saat dia masih berpikir keras, menimbang hal baik dan buruk dalam keputusan yang akan diambilnya nanti, Raja tersadar bahwa tubuhnya terbalut selimut.

"Siapa yang memberi selimut ini padaku?" gumam Raja.

Raja langsung menoleh ke arah tempat tidur, yang mana saat ini istrinya tengah tidur di atas tempat tidur.

Terlihat dengan jelas sang istri kini meringkuk menahan hawa dinginnya malam.

Raja tidak tega melihat sang istri, akhirnya dia pun membawa selimut itu ke atas tempat tidur.

Akhirnya Raja memutuskan untuk berbaring di samping sang istri dan menggunakan selimut bersama.

Raja tidak ingin nanti di saat dia tertidur pulas, istrinya terbangun dan kembali memberi selimut untuk dirinya.

Raja menyelimuti tubuh sang istri lalu dia berbaring di samping Kania, kini dia menatap jauh ke langit-langit kamar.

Entah mengapa di saat Raja berada di dekat sang istri, hatinya terasa tenang dan damai.

Perlahan kantuk kembali menyerangnya dan dia pun kembali terlelap.

****

Pada pukul 04.00.

Kania terbangun dari tidurnya, dia merasa sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya.

Kania melihat dengan jelas saat ini suaminya tengah memeluk erat tubuhnya.

Kania tersenyum sambil menatap dalam wajah tampan dan bersinar milik sang suami.

Dia memperhatikan setiap inci wajah tampan sang suami, dengan jelas Kania dapat merasakan aroma maskulin yang menyeruak dari tubuh kekar sang suami, hembusan napas mint sang suami menerpa wajah Kania.

Kania menikmati suasana yang sangat diimpikannya, kehangatan yang diberikan oleh sang suami membuat hatinya merasa nyaman.

Seketika jantung Kania berdetak dengan kencang, napasnya tak lagi beraturan. Kania benar-benar terbuai dalam kehangatan tubuh sang suami.

Setelah puas memandangi wajah tampan suaminya, Kania pun perlahan melepaskan diri dari Kungkungan tubuh sang suami.

"Meskipun yang kamu lakukan saat ini dalam keadaan tidak sadar, semoga hari-hari berikutnya kamu mau melakukan hal ini sesuai perintah hatimu. Ya Allah, hanya engkau yang berkuasa atas hati milik suamiku," gumam Kania di dalam hati.

Wanita itu bangkit dari tidurnya dengan mengembangkan senyuman di wajah anggunnya.

Perlahan Kania melangkah menuju kamar mandi, dia sangat bahagia. Pagi hari mendapatkan pelukan hangat dari suaminya.

"Semoga ini menjadi awal yang baik dalam pernikahan kita," gumam Kania di dalam hati.

Wanita itu pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu dia bersiap-siap untuk melaksanakan shalat sunat tahajud dan shalat sunat lainnya hingga waktu subuh masuk.

Raja terbangun dari tidurnya sang suami istri tengah melantunkan ayat-ayat Allah yang sangat merdu terdengar di telinga sang suami.

Raja bangkit dan duduk bersandar di sandaran tempat tidur.

Dia menatap sang istri, hatinya terasa damai mendengar ayat-ayat indah yang dilantunkan oleh sang istri.

Azan subuh pun berkumandang, Kania menghentikan bacaan Alqurannya. Dia menoleh ke arah sang suami yang kini menatapnya dari atas tempat tidur.

"Sayang, kamu sudah bangun?" ujar Kania pada sang suami biasa, seolah-olah tidak ada terjadi apa-apa di antara mereka kemarin malam.

"Mhm," gumam Raja.

"Ya sudah, kamu bersih-bersih dulu sana, aku tunggu untuk shalat subuh, ya," ujar Kania.

Raja tersentak, dia merasa malu pada sang istri. Dia merasa hati sang istri terbentuk dari berlian yang indah sehingga luka yang ditorehkannya dapat dimaafkan begitu saja.

Raja perlahan melangkah masuk kamar mandi, dia membersihkan dirinya.

Kania menunggu suaminya dengan melaksanakan shalat sunat qobliyah, lalu berzikir di atas sajadahnya.

Dia selalu menggantungkan harapan dan permohonannya pada Allah semata agar hatinya tidak pernah merasa kecewa.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Najwa Naumi

Najwa Naumi

kenapa author nya lama banget ya kalau up😤😤

2022-12-01

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!