My Arrogant Big Boss

My Arrogant Big Boss

Episode 1

prolog:

LANGIT hari ini sangat  cerah dengan gumpalan awan putih menghiasi birunya langit. Di tanah pemakaman umum, seorang wanita berpakaian serba hitam melangkah menyusuri kuburan yang tertata rapi sambil membawa dua ikat bunga mawar putih ditangan. Tiba-tiba dia berhenti, ternyata dia sudah sampai. Dua makam besar di depan, tanah cokelat ditumbuhi rumput hijau dengan bunga layu diatasnya. Lama sekali dia tidak berkunjung, karena kesibukan pekerjaan juga masalah yang tak habis-habisnya datang mengacaukan pikirannya. Sekarang semuanya sudah terselesaikan. Dia berjongkok.

"Ayah... Ibu, lihat. Aku membawakan bunga kesukaan kalian! Kalian pasti sangat senang,"Dia bergumam sendiri. Dua ikat bunga mawar putih itu diletakkan dimasing-masing kuburan.

"Maaf, aku jarang mengunjungi kalian."Dia mengusap batu nisan, rindu satu kata yang menggambarkan keadaan saat ini. Dia merindukan dua sosok jagoan hebat di hidupnya yang telah berpulang 15 tahun lalu. Memori kebersamaan mereka melintas di otaknya, tangis dan tawa itulah yang paling dia rindukan. Hanya kenangan mereka yang bisa dia ingat.

"Ayah... Ibu, kalian sedang apa sekarang. Kalian pasti sangat bahagia di sana."Tatapannya menjadi sendu. Tapi dia berusaha tegar untuk tidak larut dalam kesedihan, mereka tidak menginginkan anaknya menjadi sangat cengeng.

"Kalian pasti sangat senang mengetahui aku bukan lagi anak kecil yang cengeng. Aku sudah tumbuh dewasa dan menjadi sangat kuat. Itu semua berkat kalian, terimakasih.. telah mengajarkan pentingnya arti hidup padaku."

Dia tidak seperti dulu lagi, apabila datang berkunjung pasti ketakutan dan menangis.  Karena kecelakaan itu terjadi didepan matanya sendiri yang membuatnya trauma, apalagi saat itu usia baru delapan tahun. Sejak hari itu dia menjadi anak yatim-piatu dan tinggal bersama kakeknya.

Sudah hampir tiga puluh menit dia bersimpuh di samping makan kedua orangtuanya. Mengajak mereka mengobrol, menceritakan kehidupannya kini.

"Kalian tidak perlu khawatir lagi, aku sudah memiliki kehidupan yang bahagia. Banyak sekali orang-orang baik di sekelilingku, ayah.. ibu. Mereka sangat menyayangi ku."ujarnya.

Cuaca memang tidak ada yang bisa memprediksi, tadi cerah sekarang langit tampak mendung. Matahari tertutupi seakan-akan dimakan oleh awan hitam. Tes! Tes! Tes! Bulir air hujan turun dari langit membasahi tanah pemakaman.

"Ayo, kita pulang. Sebentar lagi hujan akan semakin deras."Seorang lelaki tampan menyentuh bahunya.

Wanita itu mengangguk.

"Ayah, ibu, aku sayang kalian."Dia kembali mengusap batu nisan, lalu mulai bangkit.

"Ayo."Lelaki itu mengulurkan tangan. Si wanita tersenyum.

"Ayah.. ibu, lihat. Aku sangat bahagia sekarang. Aku memiliki seseorang yang sangat berharga di hidupku. Kami pasangan serasi, bukan. Dia orang kedua yang ingin membuat aku bahagia. Aku sangat senang disampingnya, dia memberiku keamanan hingga membuat aku lupa akan kesedihan. Dia segalanya bagiku, dia duniaku. Aku ingin merajut cinta dan kasih sayang bersamanya. Semoga kalian merestui keputusanku."

Mereka mulai melangkah dengan bergandengan tangan meninggalkan tanah pemakaman.

...****************...

...💜happy reading💜...

“Aaaaaa! Gawat! Gawat!”

Pintu kamar dibuka kasar oleh seorang wanita. Perempuan yang kira-kira berusia 22 tahun berjalan terburu-buru menuruni tangga ketika melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 07:00 waktu setempat. Pasalnya pagi ini Rara Raditya atau Ara ada panggilan interview kerja di salah satu perusahaan ternama setelah beberapa bulan menganggur di rumah. Dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan berharga ini.

“Ada apa, Ra?"

Bahkan pertanyaan yang terlontar dari mulut seorang lelaki tua yang duduk dekat jendela membaca koran-menikmati semilir angin pagi yang masuk melalui celah jendela tidak direspon olehnya. Wanita berkacamata dengan rambut dikepang sibuk mencari sepasang high heels yang akan dikenakan untuk wawancara.

“Jangan buru-buru nanti nggak kelihatan sepatunya,"Celoteh lelaki tua yang tak lain adalah Kakeknya Ara, Rachmat Raditya itulah namanya. Lelaki yang sudah berusia setengah abad lebih itu memiliki kebiasaan unik, sebelum meminum tehnya dia terlebih dahulu menghirup aromanya. Baginya aroma teh membuat suasana hati dan pikirannya menjadi lebih tenang.

“Ahh! Semakin hari teh ini memiliki rasa yang berbeda-beda.”

Ara sontak menoleh. Kalimat kakek dimaksudkan untuknya yang terlihat berbeda pagi ini.

“Memberikan sesuatu yang berbeda itu jauh lebih baik daripada harus berkutat yang itu-itu saja. Bener gak, kek?”

“Ahahaha... Kau ini sudah pandai membuat kata-kata.”Kakek terbahak.

Ara kemudian berjalan menghampiri. “Siapa dulu gurunya, kalo bukan si jenius tua yang imut.”

Kakek terkekeh.

“Aku serius, kakek adalah guru hebat yang aku punya. Selain hebat kakek juga sangat bijaksana.”

“Sudahlah, jangan memuji kakek mulu nggak ada uang receh.”

“Yang besar juga gak apa-apa, kek?”Ara tertawa renyah.

“Hahaha... Kau ini. Ngomong-ngomong pagi ini cucu kakek mau kemana? Pakaian rapi, pakai high heels juga nggak biasanya.”Kakek melihat dari atas sampai bawah.

“Tapi aku cantik kan?”

Kakek mengangguk. “Cantik. Bahkan sangat cantik.”

Wajah Ara memerah di 'tembak' seperti itu. Dia tersipu malu. “Kakek, ih, aku jadi malu.”

“Kakek tidak berbohong, kau sangat cantik. Bahkan...”Tatapan kakek menjadi sendu.

“Bahkan, apa kakek?”

Kakek tersadar. Dia tersenyum lembut. “Tidak apa-apa. Sudah berangkat sana, nanti terlambat.”

Ara mengangguk. “Baiklah. Doakan Ara, semoga tidak ada halangan dan berhasil lulus tes.”

“Kakek selalu mendoakan mu.”

Ara mencium punggung tangan kakek. Sehabis itu, dia mulai berjalan keluar rumah. Sepasang mata kakek belum lepas memandang Ara yang berjalan di depan rumah dan melambaikan tangan kepadanya. Kakek tersenyum senang, sesuatu yang hilang dari sosok Ara perlahan-lahan mulai kembali lagi.

“Kalian jangan khawatir, dia tidak seperti dulu lagi.”Kakek bergumam sendiri.

-0oo0-

“Duh, jangan sampai telat, nih!”Gumam Ara. Dia sangat menyesal waktu malam tidur di atas jam sebelas padahal sudah menyetel alarm tapi tetap saja Ara masih kesiangan mungkin saking ngantuknya.

Untung saja jarak antara jalan raya dengan rumahnya tidak terlalu jauh hanya membutuhkan 10 menit untuk sampai. Saat tengah menunggu bus angkutan umum di halte, sebuah mobil berhenti didepannya. Ara refleks melihat. Mobil berwarna merah atapnya terbuka tampak sengaja berhenti di sana. Ada dua orang berbeda jenis kelamin di dalamnya, Sepertinya mereka sepasang kekasih.

Awalnya Ara tidak menyadari sosok lelaki dalam mobil namun saat dia lihat secara saksama, Ara tertegun. Lelaki yang berduaan dengan seorang wanita di mobil itu adalah mantannya saat masih kuliah dulu, namanya Redy Alamsyah Gibran, cowok populer di kampus. Ara sangat senang saat Redy mengutarakan perasaannya di depan semua orang, Ara yang naif menerimanya tanpa berpikir panjang lagi.

Satu tahun pacaran, mereka tidak pernah pergi berkencan seperti pasangan pada umumnya. Hal itu menjadi bumerang di hidup Ara. Hingga suatu hari sahabat Ara melihat Redy berkencan dengan teman satu kuliah dan wanita itu adalah orang yang membenci Ara. Ara marah lalu menanyakan mengapa Redy memperlakukan dirinya seperti ini.

Dengan enteng Redy menjawab ‘Hubungan ini tidak nyata, jangan terlalu berharap. Lagipula aku mau berpacaran denganmu karena sebuah permainan saja tidak lebih. So, jangan lupa diri! Kau ini wanita jelek siapa yang mau!’ucapnya kasar.

Ara yang kesal menampar Wajah Redy lalu memutus hubungan. Dia menangis sepanjang jalan ternyata orang yang Ara banggakan berbuat tega dengan mengatakan hubungan mereka hanya sebuah lelucon belaka.

Hati Ara perih mengingat kejadian itu. Dia sempat menyimpan dendam. Namun Ara tersadar. Redy tidak sepenuhnya bersalah dalam kejadian itu, dia juga sama salahnya karena terlalu terbawa suasana. Seharusnya Ara mengartikan sikap Redy padanya. Lelaki populer yang tidak mengenalnya sama sekali datang dan menembaknya di depan umum, tidak akan jauh dari kata taruhan ataupun lelucon semata. Ara menghela nafas.

“Ada apa sayang? Kenapa kita berhenti di sini? Kau mengenal wanita itu?”

Redy tersenyum smirk. “Sepertinya.”

“Kau mengenalnya dimana? Wanita jelek seperti itu apa kau yakin tidak salah mengenal orang?”Cibir si wanita mengejek penampilan Ara.

Ara tidak memperdulikan.

“Kau cemburu?”

Si wanita mencebikkan bibir. Redy tersenyum. “Jangan cemburu, dia hanya orang yang aku kenal saat kuliah dulu. Orang yang mengaku-ngaku sebagai pacarku di depan semua orang.”Redy melihat sejenak pada Ara.

“Benarkan? Memalukan sekali. Lagipula siapa yang menginginkan wanita jelek seperti dia, walaupun ada yang suka pasti mata lelaki itu katarak.”

Redy terbahak. “Kau semakin membuatku menyukaimu.”

Tanpa malu mereka berciuman didepan umum. Minus akhlak. Ara ingin muntah melihat kelakuan mereka. Cih! Wanita itu belum tahu saja siapa lelaki yang dicintainya ini. Selain playboy dia juga terkenal penambur benih. Untung aja Ara segera sadar.

“Kalian berdua jika ingin bermesraan jangan di tempat umum, memalukan sekali.”Celutuk Ara, mengingatkan.

Si wanita melotot tersinggung. “Bilang saja kau iri melihat kemesraan kami, benar 'kan?”

Ara mendengus. “Ck! Kau terlalu percaya diri. Untuk apa aku iri pada kalian minus akhlak.”

Redy tertegun. Sejak kapan Ara fasih dalam menyinggung orang. Dia benar-benar sudah berubah bukan wanita yang lemah lagi. Ternyata benar wanita akan berubah setelah disakiti.

“Kau!”

“Aku tidak salah bicara 'kan. Kalian minim akhlak.”Cibir Ara.

“Aku hampir kaget melihat kau bermulut pedas sekarang.”Sahut Redy menyunggingkan senyum aneh.

“Sayang...”

“Tenang saja. Aku tidak akan mengambil lelakimu itu. Dia tidak jauh berbeda dengan sampah bagiku. Dan satu hal lagi, aku tidak pernah mengaku-ngaku sebagai pacarmu, mengerti!"Kalimat itu spontan keluar dari hati Ara yang terdalam. Dia pun tak bisa mengontrolnya lagi. Namun setelah mengatakan itu hatinya menjadi sedikit lega. Bus yang Ara tunggu sudah tiba. Tanpa banyak pikir panjang lagi Ara langsung naik bus. Mengoceh dengan mereka membuat Ara sedikit gerah.

Wajah Redy meregang. Tiba-tiba tangannya terkepal kuat. Ara sangat jahat membandingkan dia dengan sampah memang siapa dirinya mengatakan itu? Sialan. Redy melampiaskan emosi dengan memukul setir mobil. Si wanita sampai terlonjat kaget melihat yang dilakukan Redy.

“Lihat saja nanti wanita ******.”

“Sayang...”

Karena masih dalam suasana hati yang buruk. Redy melemparkan tatapan tajam. Wanita ini lama-lama banyak bicara, membuatnya tambah muak.

“Turun.”

“What?”

“Aku bilang turun! Apa kau tuli?!”Bentak Redy murka.

“Why? Tujuan kita masih jauh dari sini. Mengapa aku harus turun?”

“Berisik! Kau ini membuatku jengkel. Cepat turun sebelum aku tendang!”

Si wanita mendengus. Mengambil tasnya lalu turun dan membanting pintu mobil kasar. Mobil Redy langsung melesat pergi meninggalkan wanitanya di tengah jalan.

“Arghh! Ada apa dengan lelaki itu. Dia tega menurunkan aku disini! Semua ini karena wanita jelek itu! Menyebalkan!”Si wanita tak henti-hentinya menghentakkan kaki di aspal. Dia kesal sekali dengan tindakan Redy padanya.

Terpopuler

Comments

Baihaqi Sabani

Baihaqi Sabani

duh awal yg buruk bgi ara.....q deg2 nih ...
seru

2023-11-24

2

Lanadzmi

Lanadzmi

ceritanya bagus. Semoga j sukses y thor

2022-11-29

0

Lolipop

Lolipop

mantap

2022-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!