Hari Pernikahan

"Saya terima nikah dan kawinya Kanaya binti Syarif almarhum dengan uang sebesar 40 juta rupiah dibayar tunai." Dengan satu tarikan napas Yuga Tjandra selesai mengucapkan kalimat ijab.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya Sang Penghulu.

"Sah," jawab dua orang saksi yang tak lain adalah istri pertama Yuga-Zielin dan Mona-pemilik bar tempat Kanaya bekerja.

Usai memberikan wejangan dan doa untuk kedua mempelai, penghulu itu pun segera meninggalkan kediaman Yuga Tjandra.

"Mas Yuga sudah memenuhi janjinya untuk menikahi kamu secara siri, sekarang giliran kamu yang harus  menandatangani surat perjanjian ini!" Zielin meletakkan sebuah map berisi kontrak pernikahan di depan Kanaya.

Kanaya mengambil map yang ada di hadapannya, sebelum menandatangani kontrak pernikahan tersebut, ia memastikan terlebih dulu jika semua yang tertera di sana sudah sesuai dengan kesepakatan.

"Buruan tanda tangan! Kamu jangan khawatir semua sudah sesuai dengan kesepakatan kita sebelumnya!" suruh Zielin, dia tidak sabar untuk melihat Kanaya menandatangani kontrak pernikahan itu. Zielin tidak mau jika Kanaya akan berubah pikiran nantinya.

"Mbak, kenapa di sini ada batas waktu kapan paling lambat aku harus hamil?" tanya Kanaya saat ia melihat ada satu pasal yang mengharuskan ia hamil satu sampai dua bulan setelah pernikahan, jika sampai batas yang sudah ditentukan tersebut Kanaya belum juga mengandung anak dari Yuga, maka mereka harus bercerai dan semua perjanjian batal.

"Hei, tentu saja harus ada batas waktu. Aku nggak mau ya Mas Yuga bertahan terlalu lama dengan wanita yang tidak bisa memberinya keturunan. Seenggaknya jika dalam dua bulan itu kamu tidak juga bisa memberikan kami anak, maka kami masih bisa mencari rahim lain yang mau mengandung anaknya Mas Yuga," jawab Zielin. "Dan ingat jika hal itu terjadi, maka kamu tidak akan mendapatkan apa pun dari kami selain mahar pernikahanmu tadi. Mengerti!" lanjut Zielin dengan tatapan nyalang.

"Iya, Mbak, saya mengerti," jawab Kanaya. Gadis berusia 21 tahun tersebut akhirnya menandatangani kontrak pernikahan yang ada di hadapannya. 

"Dan ini buat kamu, Mona. Ingat! Kalau sampai rahasia ini bocor, kamu adalah orang pertama yang aku cari!" Zielin memberi peringatan kepada Mona Lisa. 

Wanita pemilik bar berusia lebih dari tiga puluh tahun itu mengangguk, dia mencium amplop coklat berisi uang yang diberikan oleh istri dari Yuga Tjandra. "Jangan khawatir semua rahasia aman," jawab wanita itu meyakinkan.

"Sudah sekarang, kamu pergi sana!" usir Zielin. 

"Naya, gua pamit ya. Baik-baik lo jadi istri Pak Yuga, jangan buat masalah! Soal nenek lo, lo nggak usah khawatir, gua akan jaga dia sampai lo bisa datang menjenguknya," ujar Mona Lisa sebelum wanita itu meninggalkan kediaman Yuga Tjandra.

"Iya, Mbak Mona. Terima kasih sebelumnya," jawab Kanaya.

"Pak Yuga, Mbak Zi, saya pamit ya. Senang bisa bekerjasama dengan kalian," pamit Mona.

Zielin mengibaskan jemarinya sebagai kode agar wanita kemayu tersebut segera keluar dari rumahnya.. Tanpa banyak bicara lagi, Mona pun segera keluar dari kediaman Yuga Tjandra.

"Dan kamu pergi ke kamarmu sana! Nanti Mas Yuga akan menyusulmu!" Zielin menyuruh Kanaya untuk pergi ke kamar yang sudah disiapkan sebelumnya.

"Baik, Mbak," jawab Kanaya. Wanita yang baru saja menyandang istri siri dari Yuga itu pun pergi ke kamar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

"Sayang, kenapa kita harus menyewa rahim pengganti sih? Kenapa kita tidak melakukan bayi tabung atau apa pun itu untuk memiliki anak?" tanya Yuga, dia benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran istrinya.

"Mas, Mas ingat, kan, kata dokter, aku belum boleh hamil dua sampai tiga tahun ke depan karena kecelakaan waktu itu. Sementara papa kamu mengancam akan menghibahkan hartanya ke yayasan sosial jika dalam waktu satu tahun ini kita tidak memiliki anak. Jadi, hanya cara ini yang bisa kita lakukan," jawab Zielin.

Wanita mana pun pasti tidak akan rela menyerahkan suaminya kepada wanita lain, sama halnya dengan Zielin. Jika bukan demi harta warisan Sang Mertua, pantang baginya untuk berbagi suami. 

Yuga menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Sama halnya dengan Zielin-Sang Istri, Yuga pun tidak rela jika harta ayahnya harus dihibahkan ke yayasan sosial.

"Mas hanya harus bertahan dengan wanita itu selama satu tahun. Jadi bersabarlah!" Zielin mengalungkan kedua tangan di leher suaminya, menempelkan bibir berwarna merah menyala itu di atas bibir sensual milik Sang Suami. Dia menyesap bibir itu dengan rakus, saling mengeksplor isi di dalamnya. Lenguhan keluar dari bibir tipis Zielin, wanita itu segera mendorong tubuh suaminya sebelum mereka melakukan hal yang lebih jauh.

"Kenapa berhenti, Sayang?" protes Yuga.

"Mas, tugas Mas sekarang adalah membuat wanita kampungan itu secepatnya hamil. Jika Mas melakukan itu bersamaku sekarang, bagaimana Mas bisa membuatnya segera hamil," jawab Zielin.

"Menyebalkan! Semua ini gara-gara papa, kenapa sih dia harus memberikan syarat konyol seperti itu?" keluh Yuga.

"Sudah, Mas. Sabar saja! Ini kan cuma sementara, semuanya akan kembali seperti semula setelah wanita itu melahirkan anak untuk kita," ujar Zielin. Wanita itu mengusap bibir suaminya yang basah menggunakan ibu jari. "Sana pergi ke kamar wanita itu dan selesaikan tugas kamu! Ingat ya, Mas. Saat melakukan itu, Mas tidak boleh menggunakan perasaan, aku nggak mau Mas jatuh cinta sama dia!" suruh Zielin. Ia juga mengingatkan suaminya agar tidak melakukannya dengan hati.

"Tidak, akan. Aku tidak akan pernah jatuh cinta dengan wanita kampungan itu. Apalagi aku tahu kalau dia hanya wanita murahan yang rela melakukan apa pun demi mendapatkan uang," jawab Yuga. "Tapi, Sayang kenapa kita harus menyewa wanita dari bar sih? Kenapa kita tidak mencari wanita baik-baik untuk dijadikan ibu pengganti?" tanya Yuga, dia penasaran alasan istrinya yang lebih memilih wanita dari bar untuk dijadikan ibu pengganti bagi anak mereka.

"Mas, pikir deh memang ada wanita baik-baik yang mau dinikahi hanya untuk dijadikan ibu pengganti?" tanya Zielin. 

Yuga menggeleng. Perkataan Zielin benar, tidak akan ada wanita yang rela dinikahi dan dijadikan ibu pengganti demi uang, selain wanita yang baru saja dinikahinya tadi.

"Makanya, Mas harus bisa secepatnya membuat wanita itu hamil. Jadi, kita bisa segera mengusir wanita itu dari sini dan mendapatkan harta papa," ujar Zielin. 

Sekali lagi Yuga menghela napasnya. "Andai saja papa tidak memberikan syarat itu," keluh Yuga.

"Sudah. Sana temui wanita itu!" suruh Zielin. Dia mendorong suaminya untuk segera pergi dari hadapannya dan dengan terpaksa Yuga pun akhirnya meninggal istrinya di sana.

zielin mengambil ponsel dari dalam saku dan menghubungi seseorang. "Kita ketemu di tempat biasa. See you, Sayang." Setelah mengatakan itu kepada seseorang di ujung sana Zielin pun segera mengakhiri panggilannya.

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

ternyata zelin selingkuh bodohnya yuga dibohongi istrinya

2025-02-05

0

sherly

sherly

ternyata ada cadangan ya zi

2024-07-22

0

Wiek Soen

Wiek Soen

astaga ternyata istri tercinta ada pil

2023-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!