Yuga mendatangi kamar wanita yang baru saja dinikahinya secara siri. Jijik. Itulah hal yang pertama kali tergambar di benak Yuga ketika melihat wanita yang masih mengenakan kebaya pengantin tidur di atas ranjang.
"Apa aku beneran harus melakukan malam pertama dengan wanita ini?" batin Yuga.
"Sok-sokan minta dinikahi, aku yakin sudah banyak laki-laki yang menjamah tubuhnya. Membuatku tidak berselera saja. Tapi, jika aku tidak segera melakukan itu dengannya, bagaimana wanita ini bisa hamil." Yuga dilanda kebimbangan. Satu sisi dia jijik harus menyentuh wanita yang diyakininya sebagai wanita kotor dan di sisi yang lain dihadapkan pada harta warisan yang harus segera ia dapatkan sebelum Sang Papa menyerahkannya kepada yayasan.
"Bangun! Hei, bangun!" Yuga membangunkan Kanaya dengan mengguncang-guncangkan tubuh wanita itu. Setelah beberapa menit akhirnya, Kanaya membuka matanya.
"Maaf, Tuan, saya ketiduran," jawab Kanaya sambil bangun dari posisinya.
"Sana mandi! Aku tidak suka menyentuh wanita yang bau keringat!" suruh Yuga dengan ketus.
Kanaya mencium tubuhnya sendiri, dia memang belum mandi, tetapi perasaan tubuhnya masih bau wangi parfum.
"Ngapain masih bengong? Buruan mandi sana!" suruh Yuga sekali lagi.
"I... iya, Tuan," jawab Kanaya.
Wanita yang sudah sah menjadi istri Yuga secara agama itu pun masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri sesuai dengan perintah Yuga.
Lima belas menit kemudian Kanya keluar dari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi berwarna hijau toska.
"Buruan naik!" suruh Yuga sambil menepuk tempat kosong di sebelahnya.
Dengan sedikit ragu, Kanaya naik ke atas tempat tidur tersebut.
"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, bukan? Aku rasa aku tidak perlu mengajarimu karena aku yakin kamu sudah lihai soal ini," ujar Yuga.
"Kenapa masih diam saja?" tanya Yuga ketika Kanaya masih tidak melakukan pergerakan apa pun. "Nggak usah sok polos, karena aku yakin ini bukan hal baru bagimu."
"I... iya, Tuan," jawab Kanaya. Tangannya bergetar ketika hendak menyentuh tubuh laki-laki yang kini tidur di sampingnya. Kanaya tidak tahu bagian tubuh mana dari laki-laki itu yang harus ia sentuh.
"Kenapa masih diam saja?" tanya Yuga lagi.
Karena ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasnya, bagian tubuh yang ia sentuh adalah bagian paling pribadi milik pria itu. Meski ia tidak tahu harus diapakan benda tersebut.
Yuga merasa aneh dengan tindakan yang dilakukan oleh Kanaya. Biasanya cewek yang sudah biasa melayani laki-laki di bar bakalan tahu tahapan-tahapan apa yang harus ia lakukan saat mereka bercinta, tapi ini? Dia malah langsung menyentuh di bagian inti dan kemudian malah kembali diam seperti patung.
"Lain kali saja kalau kamu belum siap." Yuga menyingkirkan tangan Kanaya yang sudah menyentuh bagian inti tubuhnya. "Tidur lah!" suruh Yuga.
"Tidak! Aku harus melakukan itu sekarang, semakin cepat aku hamil, semakin cepat aku bisa mendapatkan bayaran itu dan operasi jantung Nenek bisa dilakukan sesegera mungkin," batin Kanaya.
"Tuan, tapi aku ingin melakukan itu sekarang," ucap Kanaya.
"Tidak bisa, aku sudah tidak minat untuk melakukan itu sekarang," jawab Yuga Tjandra. Laki-laki berkulit, putih, hidung mancung, dan tatapan tegas itu kemudian bangun dari tempat tidurnya, dia keluar dari kamar meninggalkan Kanaya sendirian di sana.
***
"Kemana Zielin ya? Kenapa dia tidak ada di kamarnya?" gumam Yuga ketika tidak mendapati istri sahnya di dalam kamar.
Yuga pun menghubungi nomor istrinya tersebut. Tidak berselang lama, panggilannya itu pun dijawab oleh Sang Istri.
"Zi, kamu dimana? Aku cari di kamar kok kamu nggak ada?" tanya Yuga kepada Zielin di ujung sana.
"Aku sengaja pergi untuk memberimu kesempatan melakukan itu dengan Si Naya. Aku tidak sanggup berada di tempat yang sama saat suamiku sedang melakukan malam pertamanya dengan wanita lain," jawab Zielin.
"Ah." Tanpa sadar Zielin melenguh.
"Zie, kamu sedang apa?"
"Mas, aku sedang berada di rumah Mama. Kami sedang nonton film untuk mengalihkan pikiranku dari Mas Yuga dan wanita itu," jawab Zielin.
"Aku jemput ya?" tawar Yuga.
"Jangan, Mas!" tolak Zielin.
"Kenapa?"
"Aku mau kamu konsentrasi dulu dengan wanita itu. Segera lakukan malam pertama kalian agar kita bisa secepatnya mengusir wanita itu dari rumah kita," jawab Zielin.
"Tapi, Zie.... "
"Mas, plis, demi masa depan kita!" pinta Zielin.
"Baiklah," jawab Yuga yang akhirnya pasrah.
Sebelum menutup teleponnya, Yuga sempat mendengar ******* dari ujung sana.
"Tidak! Itu pasti suara film yang ditonton Mama dan Zielin." Yuga mengenyahkan pikiran jelek yang sempat mampir di celebrumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Wiek Soen
bodohnya yuga
2023-09-30
0
ᵇᴇɴɪʰᴄɪɴᴛᴀ❤️ʳᵉᴍʙᴜˡᵃⁿ☪️
hmmm murahan teriak murahan si zielin.,
2023-07-13
0
𝚁⃟• ꂵ꒤ꇙꋊ꒐꒐ ✨ꃅꀤꍏ꓄ꀎꌗ✖️
laki"bodoh ternyata bini selingkuh woyyy🤭😂
2022-12-08
0