Sangat buruk

"Kau memiliki proporsi tubuh yang ... ck ...ck ... ck ...," ujar Erald dan dilanjutkan  dengan decak lidah panjang, dan sepasang bola mata yang terlihat menilai, seakan memberi  pujian namun juga rasa tidak senonoh akan gadis yang baru dia temui.

Lusia tercengang sebentar, seakan telah bertemu pria sekaligus calon suami yang memiliki pikiran kotor. Dia segera membalik posisi duduknya, mencoba menghalangi pandangan pria itu padanya, dan hanya memperlihatkan punggungnya, dan dalam diam, dia menelan emosinya, perlahan serasa bidikan mata menyusur lurus sepanjang tulang ekornya, merasakan tatapan Erald terlihat menilai seluruh tubuhnya lagi.

"Matamu tolong dijaga!" gertak Lusia dalam ketakutannya. Perlahan hatinya menyesal telah menyetujui pernikahan dengan pria yang ternyata hanyalah pria mata keranjang.

Erald terkekeh sebentar, seakan gertakan Lusia hanyalah gigitan semut di ujung telinganya.  Lusia membalik tubuhnya, sorot matanya yang lembut perlahan terlihat berubah seketika, sepasang mata itu terlihat tajam menyiratkan keberanian sekaligus kemarahan, lalu satu telapak tangan mungilnya yang terlihat kurus naik ke udara, akan pergi menampar.

Deg!

Namun, ketika kelopak mata pria itu terangkat, memperlihat sepasang mata yang  sangat menakutkan, membuat Lusia jatuh ke habitat alaminya, dia bukanlah seseorang yang gampang ditindas. Namun, sorot mata pria itu terlihat lebih tepat seperti seorang pembunuh dalam kegelapan, dan itu mengingatkannya pada masalalunya. Masa lalu hitam yang pernah menegurnya, membuat karakter hari ini sangatlah berbeda dengan masalalu.

Aku bukanlah Lusia yang dulu. Aku gadis yang baik dan lembut, teguh Lusia dalam hati berusaha menenangkan dirinya terhadap emosinya hari ini, dia telah lahir baru dengan karakter yang diinginkan dan di senangi oleh siapapun. Untuk pertama kalinya, dalam tiga tahun berlalu, Lusia telah kehilangan pengendalian dirinya, seakan dirinya telah kembali ke habitat alaminya, gadis manja yang suka membuat onar sekaligus menindas orang lain.

Telapak tangan yang naik ke udara, terlihat turun  dan mengepalkan tangannya ketat dalam diam. Ada rasa benci bercampur muak  sekaligus dalam satu kejutan perkenalan pertama mereka, hanya dengan melihat sepasang mata pria yang mampu mengintimidasi dalam beberapa detik, membuat dirinya seperti siput yang kembali masuk dalam cangkangnya.

Pria ini ternyata sangatlah buruk! nilai Lusia marah dalam hatinya, dan dia perlahan erat mengepal emosinya dalam tangannya, namun satu bayangan gelap muncul dalam pikirannya. Selintasnya dia hanya wanita paruh baya yang tersenyum lembut yang datang menegurnya, Jadilah wanita yang lembut, jangan suka membuat masalah lagi.

Mata Erald turun menyipit  ketika tanpa sengaja intuisinya sebagai pria yang selalu waspada, merasakan amarah Lusia yang membara kini seperti telah tersiram air. Mata indah dengan sorot tajam itu turun memindai  tangan Lusia yang terkepal ketat, bahkan buku-buku tangan gadis itu yang  masih terlihat sisa-sisa getar emosi.

Erald memasang wajah joker, terlihat tidak peduli dan dingin, dan telapak tangannya yang besar turun dan mengambil tangan Lusia yang masih terkepal kuat, getaran tangan gadis itu terasa menusuk-nusuk daging kulit Erald, namun juga sangat terasa  lembut dan halus dalam genggaman,  dan selanjutnya bibir pria itu membuka mulutnya untuk menyindirnya, "Sepasang mata ini akan melihat segala hal di balik pakaian yang kau kenakan, mengapa kau harus marah?"

Lusia tercekat akan kalimat itu, akan berkata sesuatu, namun pria itu lebih dulu mencemooh status hubungan mereka kelak, "Kau adalah istriku, dan aku adalah suamimu."

Selesai kalimat itu, buku-buku tangan Lusia yang terkepal kuat, mulai mengendor, dan barulah Ethan melepas tangan gadis itu, dan menurunkan jendela mobil, dan barulah dia mengambil sebatang rokok.

"Jangan merokok di dekatku," tegur Lusia ketika pemantik api yang menyala terlihat akan membakar ujung batang rokok tersebut.

"Aku sudah menurunkan jendela, dan asap akan pergi keluar, bukan pergi ke paru-parumu," sahut Erald yang kemudian membakar ujung batang rokok, dan mulai menyesapnya perlahan , dan menghembuskan asapnya keluar jendela.

Mendengar satu kalimat panjang pria itu, membuat Lusia melongo dan menelan kembali amarahnya,  sekaligus merasa konyol akan jawaban pria itu, namun juga terdengar masuk akal.

Pria ini pandai membuat kata, aku akan menikah dengan pria seburuk ini. Terdengar menyedihkan.

Lusia kembali memindai kertas perjanjian dalam tangannya, dan dia menghembuskan napasnya ketika sepasang matanya tidak bisa jauh dari poin nomor tiga yang telah dicoret pria itu.

Haruskah aku pergi menawar-nawar dengannya?

"Apakah kita sudah sepakat?" tanya Erald ketika melihat Lusia hanya mematung menatap kertas perjanjian, tepatnya pada poin nomor tiga yang telah di coret.

"Egh! Hal ini ...." Telunjuk dengan kuku lentik dengan cat kuku bewarna merah muda redup itu mengetuk-ngetuk kertas, tepat pada poin nomor tiga.

"Jika aku tidak menyukaimu, mungkin aku akan setuju tidak mencoret nomor tiga," jawab Erald akan maksud isyarat gadis itu.

Lusia mengedipkan matanya berkali-kali, dan bergindik ketika satu kalimat pengakuan pria itu dia pertanyakan, "Apakah kau menyukaiku?"

Erald berbalik dan kembali pada posisi yang berhadapan dengan Lusia, sepasang mata pria itu tajam dan penuh misteri, dan Lusia melongo akan tatapan pria yang terlihat buas, dan detik selanjutnya  hembusan asap terbang ke wajahnya, dengan sederet kalimat pria itu yang membuat telinga Lusia merah mendengarnya.

"Lebih tepatnya ... aku menyukai tubuhmu!"

Lusia tampak akan berkata sesuatu, namun karena asap rokok yang tanpa sengaja membuat dia bereaksi dan segera terbatuk.

"Asap rokok dalam satu menit, tidak akan membunuhmu. Namun dalam satu menit, kau akan mati, jika berani menolakku," ucap Erald terdengar mengancam dan menakutkan.

"Tolong, jangan menakutiku ...," pinta Lusia lirih, namun terlihat seperti air laut yang tenang.

"Tetapi, kau tidak terlihat takut padaku," sanggah Erald dengan aura intimidasi yang mengisi udara dalam mobil, siapapun yang melihat sepasang matanya, dipastikan serigalapun akan lari. Namun, calon istrinya terlihat tenang, bahkan hal ini terlihat di luar dugaannya.

"Karena ...,"— Lusia balas menatapnya, dan menurunkan suaranya setelah terlihat mempertimbangkan sesuatu dalam pikirannya— "Aku yakin tidak akan membuat satu kesalahan yang akan membuatmu marah padaku."

Erald terkekeh, satu telapak tangannya terlihat mematahkan puntung rokok, kemudian mematikan nyala puntung rokok dalam satu genggaman tangan, dan melemparnya kembali keluar jendela ketika api rokok itu telah padam.

"Bisakah kita mengujinya sekarang," tantang Erald.

Deg!

"Menguji apa?" tanya Lusia dengan satu alis naiknya, dan raut wajahnya terlihat mulai gelisah, kala pria itu malah mencondongkan tubuhnya mendekati Lusia. Karena pria itu bergerak begitu cepat, reaksi tenang Lusia buyar seketika, punggungnya segera mundur ke belakang menabrak pintu mobil. Melihat tubuh Lusia condong ke belakang, Erald lebih mencondongkan tubuhnya ke depan. Mendekat dan lebih dekat, dan dekat lagi.

(...)

Makasih yah 😘

Terpopuler

Comments

♠️M@μd¡¥a🐞 HIATUS

♠️M@μd¡¥a🐞 HIATUS

Aku mampir kaka👋🏻mangat♥️

2020-12-31

2

RahmaYesi

RahmaYesi

Erald. . .

2020-10-27

0

off total

off total

asap gak bakal bikin mati😂, sesak doang🤧



kayak gua yang sllu sesak liat mereka mojok😔🤣

2020-10-19

2

lihat semua
Episodes
1 Surat Perjanjian Nikah
2 Sangat buruk
3 Apa Kau Cindrella?
4 Senyumnya sangat mematikan
5 Melayani Calon Istriku
6 Kau Sebut Gila
7 Tanganmu Kotor
8 Kau Tidur di Sofa
9 Aliansi Pernikahan
10 Pasangan di Atas Kertas Mewah
11 Pria Sosiopat
12 Perasaan Deja Vu
13 Bunga Dalam Vas Kaca
14 Pernikahan Terancam Batal
15 Ranjang yang dingin
16 Hanya Menikah Terpaksa
17 Apa Itu Cinta?
18 Persiapan Pernikahan
19 Menarik Air Liurku
20 Kesempurnaanya Pada Duri Mawar
21 Ketampanan—Kekayaan—Kekuasaan
22 Raut Rindu
23 Bukan Aku Menjadi Pembunuhnya
24 Aku Harus Melanggar Janjiku
25 Mereka Akan Tetap Menikah
26 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
27 Aku Bersedia Mengalah
28 Kau Dan Dia Masih Bernapas
29 Terlambat Pada Hari Pernikahannya
30 Pengantin Tanpa Riasan
31 Pengantin Wanita Tidak datang
32 Aku Mencintaimu
33 Kau Pemenangnya
34 Perihmu Adalah Milikku ... Perihku Adalah Milikmu ...
35 Ini Ciuman Pertama Kita
36 Perlakuan Dingin
37 Di Campakkan
38 Kelopak Mawar Merah
39 Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu
40 Tidurlah ... Tidurlah ...
41 Aku Tidak Sedang Bahagia
42 Kekuatan Netizen
43 Kau Sebut Menghina
44 Mulut Beracun Hati Beracun
45 Hujan Cinta
46 Pria Perusak Bukti
47 Pengumuman
48 Kau Pandai Menganiayaku
49 Kau Bisa Bercerai
50 Kau Yang Menulisnya?
51 Kau Bodoh
52 Pengumuman
53 Aku Harus Memukul Kepalanya
54 Ciuman Yang Tidak Terduga
55 Ciuman Yang Panas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Surat Perjanjian Nikah
2
Sangat buruk
3
Apa Kau Cindrella?
4
Senyumnya sangat mematikan
5
Melayani Calon Istriku
6
Kau Sebut Gila
7
Tanganmu Kotor
8
Kau Tidur di Sofa
9
Aliansi Pernikahan
10
Pasangan di Atas Kertas Mewah
11
Pria Sosiopat
12
Perasaan Deja Vu
13
Bunga Dalam Vas Kaca
14
Pernikahan Terancam Batal
15
Ranjang yang dingin
16
Hanya Menikah Terpaksa
17
Apa Itu Cinta?
18
Persiapan Pernikahan
19
Menarik Air Liurku
20
Kesempurnaanya Pada Duri Mawar
21
Ketampanan—Kekayaan—Kekuasaan
22
Raut Rindu
23
Bukan Aku Menjadi Pembunuhnya
24
Aku Harus Melanggar Janjiku
25
Mereka Akan Tetap Menikah
26
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
27
Aku Bersedia Mengalah
28
Kau Dan Dia Masih Bernapas
29
Terlambat Pada Hari Pernikahannya
30
Pengantin Tanpa Riasan
31
Pengantin Wanita Tidak datang
32
Aku Mencintaimu
33
Kau Pemenangnya
34
Perihmu Adalah Milikku ... Perihku Adalah Milikmu ...
35
Ini Ciuman Pertama Kita
36
Perlakuan Dingin
37
Di Campakkan
38
Kelopak Mawar Merah
39
Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu
40
Tidurlah ... Tidurlah ...
41
Aku Tidak Sedang Bahagia
42
Kekuatan Netizen
43
Kau Sebut Menghina
44
Mulut Beracun Hati Beracun
45
Hujan Cinta
46
Pria Perusak Bukti
47
Pengumuman
48
Kau Pandai Menganiayaku
49
Kau Bisa Bercerai
50
Kau Yang Menulisnya?
51
Kau Bodoh
52
Pengumuman
53
Aku Harus Memukul Kepalanya
54
Ciuman Yang Tidak Terduga
55
Ciuman Yang Panas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!