Apa Kau Cindrella?

Menguji dengan hal seperti ini, ah ... pria ini pasti telah gila, geram batin Lusia.

"Tunggu!" cegah Lusia, dengan satu tangan memegang central lock pada pintu mobil.

Erald menjulingkan matanya ke atas, lalu tatapannya terlihat menyelidiki kembali, dan barulah terlihat gadis ini telah kehilangan ketenangannya.

"Naikan dulu jendela mobilnya," saran Lusia dengan jantungnya yang terlihat keram sebentar, dan lupa caranya berdetak. Pria ini dalam hitungan menit, benar-benar bisa membuat dirinya mati dalam sekejap.

"Jendela mobil?" Erald terlihat bingung sebentar, dan barulah dia menyadari maksud Lusia, dan segera meluruskan tubuhnya, dan menekan tombol menaikan kaca.

Namun di saat yang bersamaan, Lusia telah menarik central lock, dan pintu mobil terbuka, dan dengan cepat dia turun melesat keluar dari dalam mobil.

Sepasang mata Erald membulat ketika mendapati Lusia telah lari, dia hanya mengamati gadis itu tergesa-gesa  membawa langkahnya, bahkan dia tersungkur ketika tumit hak sepatunya patah. Melihat hal itu, Erald segera keluar dari mobilnya. Namun gadis itu seperti kijang melihat singa yang memburunya, dia segera bangkit berdiri, melepaskan sepatunya begitu saja, tidak peduli dengan salah satu kakinya yang terlanjang, yang sudah  tak mengenakan sepatu lagi, dan diapun terlihat tidak meringis sakit padahal kedua lututnya telah berdarah.

Kini,  langkahnya terlihat sangat tertatih-tatih, seharusnya sulit untuk  berjalan. Tetapi tidak sulit untuk gadis itu, dia terlihat lebih cepat membawa langkahnya dalam situasi pelariannya, walau harus berjalan dengan terpincang-pincang.

Erald tersenyum satu garis yang terlihat dingin, sambil bersandar di pintu mobilnya, dan dia kembali menyalakan sebatang rokok, seraya matanya terus mengawasi calon istrinya, yang telah mendapati Taxi yang kebetulan melintasi jalan raya, dan bibirnya terlihat bergerak menghapal nomor pelat taxi tersebut.

"Ketika malam itu datang, apa kau akan lari lagi?" tanya Erald seakan membayangkan apa yang akan terjadi pada malam pernikahan mereka, dia telah sengaja menakuti-nakuti calon istrinya di hari pertama mereka, dan memberikan gambaran buruk pada pandangan pertama.

Ketika Taxi itu mulai menghilang, barulah Erald menjantuhkan putung rokoknya ke tanah, dan menginjaknya dengan tumit sepatunya yang bergerak memutar, mematikan puntung rokok, sambil berkomentar pada dirinya sendiri, "sudah lama, aku tidak merokok, ah ... rasanya aktingku sangat buruk tadi."

Erald bersiap akan masuk ke dalam mobilnya, namun seakan teringat sesuatu, sepasang matanya lari ke sepatu Lusia yang di tinggalkan di tanah. Mengurungkan niatnya pergi, dengan langkah kaki panjangnya, pria itu menuju ke titik sepatu Lusia. Erald membungkuk, dan memungut sepatu wanita dengan hak tumit yang telah patah.

"Apa kau cinderella? membuat diriku harus pergi memungut sepatumu?" tanya Erald pada sepatu yang kini berada dalam genggaman tangannya.

Setelah memungut sepatu, Erald masuk ke dalam mobilnya. Awalnya dia berpikir akan kembali ke Mansion miliknya, namun dia berubah pikiran Mengubah arah mobilnya, berhenti di sebuah toko sepatu ternama yang telah jelas tertulis 'closed' di pintu kacanya.

Erald mengambil ponselnya, dan menghubungi seseorang, "minta seseorang untuk membuka tokonya. Nama  tokonya La Seira."

"Baik," sahut seseorang di seberang telepon, terdengar tidak ada keraguan kala dirinya mendapatkan perintah.

Tidak lebih dari lima menit, pintu kaca terbuka, seorang pria dengan pakaian tidur, dengan raut wajah gugup segera menghampiri mobil.

"Tuan muda Erald, selamat datang di toko kami," sapa pria itu segera dengan membungkukan tubuhnya.

Kaca mobil perlahan turun sedikit, dan Erald hanya memberikan sepatu tersebut pada pria yang terlihat menuduk hormat, tanpa berniat membalas sapaan pria itu, Erald hanya mengeluarkan perintah, "Carikan sepatu yang sama persis warna, merk, dan ukurannya."

"Dalam lima menit!" tambah Erald terdengar dingin.

Tidak mengulur waktu, pria berbadan gempal itu masuk ke dalam tokonya dan mulai membongkar seluruh persedian miliknya. Dia terlihat mengeluh sambil terus berteriak memerintah para karyawannya untuk segera memeriksa ketersedian sepatu tersebut.

Tiba-tiba seorang karyawan datang menemui pemilik toko setelah memeriksa ketersedian dari layar monitor yang memperlihatkan stock tersisa, "Tuan, sepatu itu edisi terbatas, dan telah sold."

Pemilik toko memukul keningnya, lalu mengacak rambutnya sendiri, sembari menghembuskan napasnya berat, teringat siapa berada di balik kemudi tadi, pria itu bisa membuatnya bangkrut dalam satu malam, jika tidak bisa memenuhi permintaannya.

Dengan langkai lunglai, pemilik toko keluar dari pintu tokonya, membawa tas berisi satu kotak berisikan sepatu terbaik, dan juga sepatu yang menjadi model pencariannya tadi. Pemilik toko  segera berlari menuju mobil, ketika sedikit jendela tampak turunx dan sepasang mata di balik jendela itu terlihat mengintimidasinya.

"Tuan, sepatu itu ...," ucap pria itu takut mengadu bahwa dia tidak memiliki sepatu tersisa, dan menyodorkan kembali sepatu yang menjadi model pencariannya. Erald mengulurkan tangannya mengambil sepatu tersebut.

"Tetapi, sepatu ini bisa menggantinya, ini adalah top brand  minggu ini." Pemilik toko menyodorkan kotak sepatu. Namun tangan Erald hanya menjatuhkan tas berisi kotak sepatu itu ke tanah. Kemudian, kaki Erald menginjak pedal gas bersamaan dengan jendela mobilnya yang tertutup rapat dengan cepat, meninggalkan pemilik toko yang terlihat shock dan muram.

Mobil Erald melaju sangat cepat, dan tanpa sengaja matanya menangkap toko serba ada. Terpikir akan sesuatu, Erald membawa mobilnya berhenti di toko serba ada tersebut, lalu kembali melaju lebih cepat menuju Mansion Tn. David Mu—Ayah Lusia.

Dalam lima belas menit, mobil Erald telah mencapai gerbang utama mansion keluarga Mu. Erald melirik ke ponselnya, mendapatkan informasi dari seseorang yang mengirimkan salinan URL track  yang menunjukan posisi taxi tersebut berdasarkan nomor pelat yang telah di hafal Erald tadi, dia melihat catatan track Taxi yang ditumpangi Lusia. Terlihat informasi, dalam lima menit lagi, Taxi itu akan mencapai kediaman keluarga MU.

Erald keluar dari dalam mobilnya, menimang-nimang sepatu yang telah diberi perekat dari toko serba ada tadi, dan sekali-kali matanya memindai dan memastikan bahwa lem sepatu itu merekat dengan sempurna.

Tak lama, sorot lampu panjang dari sebuah mobil Taxi datang, mengalihkan pikiran Erald sepenuhnya, kerena satu sosok gadis yang telah dia tunggu dari tadi. Kini, sosok itu terlihat turun dari taxi, dan kakinya masih tertatih-tatih berjalan, satu tangannya menenteng tasnya dan satu tangan lainnya menenteng sepatunya. Gadis itu berjalan menuju gerbang mansion rumahnya, dan sesampai pintu gerbang, dia segera memperlihatkan wajahnya pada layar monitor sebagai pemindai wajah pemilik rumah.

Tak lama, pintu gerbang perlahan terbuka lebar, bergeser otomatis ke samping kiri dan kanan. Baru saja dia akan melangkah kakinya melewati pintu pagar. Tiba-tiba saja tubuhnya terangkat ke udara, tubuhnya di dekap dalam gendongan dan ketika dia mendongakkan kepalanya melihat sosok pria yang menggendongnya. Pria itu adalah calon suaminya.

Erald Liu.

Lusia tercekat, apa yang akan dia katakan, seakan sulit dia ucapkan, dan pria itu malah mendahuluinya, dan berkata, "Aku merasa sangat kasihan pada calon istriku, yang lututnya terluka pada hari pertama bertemu. Aku harus memberi citra yang baik pada calon ayah mertuaku, oleh itu aku harus terlihat datang bertanggung jawab."

(...)

Terpopuler

Comments

♠️M@μd¡¥a🐞 HIATUS

♠️M@μd¡¥a🐞 HIATUS

semangat

2021-01-01

1

RahmaYesi

RahmaYesi

Pangeran Erald akhirnya memungut sepatu Lusia.
Ceritanya lucu lucu gemess gimana gitu. . .

Nyicil dulu Thor, nanti mampir lagi 😉😉😍😍

2020-10-27

0

R@Ve!Rra🥀

R@Ve!Rra🥀

makin seru,lanjut kk😁

2020-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 Surat Perjanjian Nikah
2 Sangat buruk
3 Apa Kau Cindrella?
4 Senyumnya sangat mematikan
5 Melayani Calon Istriku
6 Kau Sebut Gila
7 Tanganmu Kotor
8 Kau Tidur di Sofa
9 Aliansi Pernikahan
10 Pasangan di Atas Kertas Mewah
11 Pria Sosiopat
12 Perasaan Deja Vu
13 Bunga Dalam Vas Kaca
14 Pernikahan Terancam Batal
15 Ranjang yang dingin
16 Hanya Menikah Terpaksa
17 Apa Itu Cinta?
18 Persiapan Pernikahan
19 Menarik Air Liurku
20 Kesempurnaanya Pada Duri Mawar
21 Ketampanan—Kekayaan—Kekuasaan
22 Raut Rindu
23 Bukan Aku Menjadi Pembunuhnya
24 Aku Harus Melanggar Janjiku
25 Mereka Akan Tetap Menikah
26 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
27 Aku Bersedia Mengalah
28 Kau Dan Dia Masih Bernapas
29 Terlambat Pada Hari Pernikahannya
30 Pengantin Tanpa Riasan
31 Pengantin Wanita Tidak datang
32 Aku Mencintaimu
33 Kau Pemenangnya
34 Perihmu Adalah Milikku ... Perihku Adalah Milikmu ...
35 Ini Ciuman Pertama Kita
36 Perlakuan Dingin
37 Di Campakkan
38 Kelopak Mawar Merah
39 Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu
40 Tidurlah ... Tidurlah ...
41 Aku Tidak Sedang Bahagia
42 Kekuatan Netizen
43 Kau Sebut Menghina
44 Mulut Beracun Hati Beracun
45 Hujan Cinta
46 Pria Perusak Bukti
47 Pengumuman
48 Kau Pandai Menganiayaku
49 Kau Bisa Bercerai
50 Kau Yang Menulisnya?
51 Kau Bodoh
52 Pengumuman
53 Aku Harus Memukul Kepalanya
54 Ciuman Yang Tidak Terduga
55 Ciuman Yang Panas
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Surat Perjanjian Nikah
2
Sangat buruk
3
Apa Kau Cindrella?
4
Senyumnya sangat mematikan
5
Melayani Calon Istriku
6
Kau Sebut Gila
7
Tanganmu Kotor
8
Kau Tidur di Sofa
9
Aliansi Pernikahan
10
Pasangan di Atas Kertas Mewah
11
Pria Sosiopat
12
Perasaan Deja Vu
13
Bunga Dalam Vas Kaca
14
Pernikahan Terancam Batal
15
Ranjang yang dingin
16
Hanya Menikah Terpaksa
17
Apa Itu Cinta?
18
Persiapan Pernikahan
19
Menarik Air Liurku
20
Kesempurnaanya Pada Duri Mawar
21
Ketampanan—Kekayaan—Kekuasaan
22
Raut Rindu
23
Bukan Aku Menjadi Pembunuhnya
24
Aku Harus Melanggar Janjiku
25
Mereka Akan Tetap Menikah
26
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
27
Aku Bersedia Mengalah
28
Kau Dan Dia Masih Bernapas
29
Terlambat Pada Hari Pernikahannya
30
Pengantin Tanpa Riasan
31
Pengantin Wanita Tidak datang
32
Aku Mencintaimu
33
Kau Pemenangnya
34
Perihmu Adalah Milikku ... Perihku Adalah Milikmu ...
35
Ini Ciuman Pertama Kita
36
Perlakuan Dingin
37
Di Campakkan
38
Kelopak Mawar Merah
39
Aku Tidak Akan Pernah Meninggalkanmu
40
Tidurlah ... Tidurlah ...
41
Aku Tidak Sedang Bahagia
42
Kekuatan Netizen
43
Kau Sebut Menghina
44
Mulut Beracun Hati Beracun
45
Hujan Cinta
46
Pria Perusak Bukti
47
Pengumuman
48
Kau Pandai Menganiayaku
49
Kau Bisa Bercerai
50
Kau Yang Menulisnya?
51
Kau Bodoh
52
Pengumuman
53
Aku Harus Memukul Kepalanya
54
Ciuman Yang Tidak Terduga
55
Ciuman Yang Panas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!