Kenyataan

Pak Rahardian begitu malas menatap raut wajah Vania yang seakan tak memiliki semangat.

" Vania kamu sebentar lagi lulus kuliah, bagaimana sudah mencari fakultas lanjutan untuk studi S2 kamu," Ucap Pak Rahardian sambil memasukkan makanan ke mulutnya.

Namun gadis itu malah menjawab dengan jawaban enteng.

" Vania mau istirahat dulu yah," Ucap Vania yang juga sembari memasukkan makanan ke mulutnya.

" Yang semangat dikit dong, contoh kakak kamu Randy lulus dengan gelar Cumlaude sekarang sudah jadi Manager di perusahaan," Ucap Pak Rahardian yang membuat anak keduanya itu membanting sendok dan naik ke atas tangga dengan kasar, suasana dalam makan malam itu menjadi hening.

" Biar Randy saja yah yang menemui Vania," Ucap Randy yang langsung menyudahi makannya menyusul adik perempuan nya.

Randy mengetuk pintu kamar Vania mencoba menenangkannya, ia mendengar Isak tangis Vania yang membukakan pintu untuknya.

Randy duduk di pinggir kasur sambil mengusap lembut rambut halus Vania.

" Ayah tuh nggak sayang Vania, dia cuma sayang kak Randy, apa-apa kak Randy yang jadi panutan nya, anak kebanggaan banget, sebenarnya Vania anak mereka bukan sih..?," Ucap Vania yang masih menitikkan air matanya.

" Vania... Ayah itu pengen yang terbaik buat kamu, makanya selalu berbicara seperti itu buat memotivasi kamu, biar kamu kelak bisa meneruskan perusahaan," Ucap Randy yang masih mengusap rambut Vania.

" Memangnya kakak tidak bisa, apalagi kak Randy S2 lulus gelar Cumlaude lagi, kakak saja yang menjadi pewaris perusahaan," Ucap Vania sambil menggerutu.

Randy malah tersenyum sembari menyentil hidung Vania.

" Kamu juga harus bisa, kan kamu juga anak kandung Ayah," Ucap Randy yang sebenarnya memiliki makna yang begitu dalam.

Vania menyandarkan kepalanya di bahu Randy, ia adalah adik yang selalu manja dengan kakak laki-lakinya.

" Kak, Seandainya kita bukan saudara, apa kakak tetap sayang kepadaku," Ucap Vania yang masih menyender kan kepala nya di bahu Randy.

" Tentu, kakak selalu sayang kamu," Ucap Randy meneguhkan Vania.

Mereka berbincang-bincang lagi seperti sediakala, ternyata ketahanan diam nya Vania hanya kuat satu hari.

Kadang gelak tawa menghiasi cerita mereka, karena Randy adalah sosok yang humoris dan selalu mengalah pada adiknya.

                        ----***----

Malam itu sudah sangat larut, yang membuat seisi rumah beranjak tidur, Vania yang terbangun karena kehausan mengambil air di dapur, ia nampak kebingungan melihat lampu ruang tamu yang nampak masih menyala.

Setelah ia berhasil menenggak segelas air, ia mengintip ke arah ruang tamu yang masih nampak terang, ia melihat  Ayah nya dan kakak laki-laki nya yang masih terjaga sedang berbicara dengan pembicaraan yang nampak serius, arah pembicaraan itu hanya mengenai pekerjaan saja, namun tiba-tiba terucap kata " Adopsi " yang tersemat dalam ucapan Ayahnya.

" Ayah dan ibu memutuskan mengadopsi kamu selain karena sudah menyayangimu juga untuk menjaga Vania, Ayah hanya takut jika kami tidak berumur panjang, kami benar-benar menaruh harapan besar padamu, Ayah titip Vania ya Randy," Pria itu tersenyum dan mengangguk.

" Vania sudah Randy anggap adik sendiri yah, apapun yang terjadi Randy akan terus menjaga Vania," Tutur Randy dengan teguh yang membuat gadis yang menguping pembicaraan mereka menutup mulutnya karena terkejut.

Ia mengingat sebuah ingatan dimana ia sering di bilang tidak mirip dengan kakak laki-lakinya, kadang ia juga berpikir demikian, Vania memiliki wajah Chindo karena Ayah nya orang Jawa sedangkan ibunya orang Tionghoa asli, sedangkan wajah Randy lebih ke blasteran Eropa, ia sama sekali tak memiliki mata sipit, bahkan bola matanya berwarna coklat terang yang sangat cantik.

Warna kulit Randy juga sangat berbeda dengan nya, Vania lebih ke putih susu sedangkan Randy memiliki warna putih Langsat. Sudah pasti bahwa mereka bukan lah saudara kandung.

Tiba-tiba seakan ada yang bermekaran di hati Vania, apakah cinta yang ia anggap terlarang itu tidak bertepuk sebelah tangan.

Vania sudah tidak bisa menahannya lagi, ia menunggui kakak nya memberi penjelasan.

" Lho Vania, kamu belum tidur," Ucap Randy yang kaget melihat Vania yang tiba-tiba di kamarnya.

Vania tersenyum menggoda, ia berjalan ke arah Randy, mendekatkan badannya ke pelukan Randy, ia mengalungkan tangannya ke leher pria yang hanya memakai kaos putih polos.

" Kakak, tadi kamu bilang tetap akan menyayangi ku jika kita bukan saudara," Ucap Vania yang tiba-tiba menatap Randy berhasrat.

" Ahh, iya Van, kakak tetap sayang sama kamu," Ucap Randy yang kikuk dibuat nya.

" Aku nggak mau jadi kakak adik, Aku ingin memiliki kamu kak Randy," Vania mendekatkan bibirnya ke arah bibir pria di depannya.

Randy yang terkejut, dengan cepat mendorong tubuh Vania dan melepaskan rangkulan itu. Vania tertawa sinis

" Dorong saja terus sampai kamu puas," Ucap Vania membuang muka nya.

Randy langsung terperangah mendengar ucapan Vania barusan.

" Apa semalam terjadi sesuatu antara kita," Ucap Randy memandang lekat mata Vania.

" Kamu mendorongku setelah kita berciuman," Ucap Vania yang juga menatap fokus mata Randy.

Pria itu mengkerut kan keningnya mengingat mimpi basah nya semalam.

" Jadi kita benar-benar berciuman," Ucap Randy yang merasa bersalah.

" Memang nya kenapa, kita kan bukan saudara kandung, kita juga sudah dewasa, apa salahnya jika kita melakukan itu," Ucap Vania yang memeluk tubuh Randy yang begitu bidang dan hangat.

" Kak Randy aku menyukai mu sudah lama, saat kamu datang sebagai waliku karena aku bertengkar dengan Martha." Ucap Vania mengingat kenangan delapan tahun silam, saat ia duduk di bangku SMP.

Randy membuang nafas nya perlahan.

" Bukankah itu saat kamu masih SMP," Ucap Randy yang juga mengingat kenangan itu.

Vania mengangguk dalam pelukannya.

" Bisakah Cinta ku ini tidak bertepuk sebelah tangan," Vania meneteskan air matanya membasahi kaos yang di kenakan kakaknya.

Tepat tengah malam, Randy yang mendengar curahan hati Vania langsung mencium bibir gadis itu dengan panas, bahkan mereka bertukar Saliva dan menyatu dalam kehangatan.

Keduanya merasakan desiran hasrat yang terpendam begitu lama, saat Randy hendak menindih badan Vania tiba-tiba gadis itu memanggil nya dengan mesra

" Kakak", entah kenapa ia langsung tersadar dan mengurungkan niatnya.

Ia langsung tersadar bahwa yang ia lakukan salah, padahal baru saja ia mengucapkan janji untuk menjaga Vania dalam keadaan apapun.

Tapi yang ia lakukan malah akan merusak gadis itu. Ia memejamkan matanya begitu dalam, lalu mengatur nafasnya yang terengah-engah.

" Maafkan kakak Vania, kakak janji tidak akan melakukan hal itu lagi," Ucap Randy yang nampak keluar keringat dingin.

Namun Vania tetap memeluk Pria itu dan menyandarkan bahunya di dada nya yang begitu bidang.

" Aku tahu, ini tidak akan mudah kak, tapi aku begitu mencintaimu, setelah tahu kalau kamu bukanlah kakak kandung ku aku begitu bahagia, karena aku bisa mencintaimu tanpa takut hubungan yang terlarang," Vania menitikkan air mata bahagianya.

sebuah keberuntungan, ternyata kakak ganteng ku bukan saudara kandungku, mana ganteng nya bisa nyaingin Jungkook BTS lagi 🤭

Terima kasih banyak para reader atas dukungannya, sehat selalu ya biar bisa baca cerita Vania & Randy.

Terpopuler

Comments

Puteri Siliwangi

Puteri Siliwangi

bagus cerita nya tp sepi yang komen pada kmna🙄

2022-12-21

2

Mila sari widono

Mila sari widono

lanjut thor

2022-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!