Dipukuli ibu

Kejadian berulang setiap pagi. Gabriela mengisi piring Marco dengan nasi, lauk dan sayuran. Pekerjaan yang menjadi rutinitas dia setiap hari yaitu melayani Tuan Marco.

Sang raja agung yang maha mulia itu sudah duduk dengan tenang tinggal memasukkan makanan ke dalam mulut. Wah wah wah ternyata kehidupan orang kaya se indah ini ya.

"Silahkan di makan tuan" Gabriella pindah ke belakang Marco setelah menyelesaikan hidangan di depan sang raja.

Pria itu menunjuk kursi kosong di hadapannya. Gabriella yang melihat itu bingung sekaligus emosi.

"Duduk!" Ucap Marco yang langsung menyentak kaget. Gadis itu bahkan sampai memegang dadanya Sakin terkejut karena Marco meninggikan suara.

"Tu...tuan... kenapa saya duduk?" Dia masih mencoba bertanya.

"Kapan otak mu pintar ya. Aku tidak suka dengan kapasitas otak mu yang kecil dan sempit" Ucap Marco kesal. "Menurut mu untuk apa kau ku suruh duduk huh!"

"Saya tidak tau tuan" Oh tuhan jujur saja mood Marco sudah mulai hilang. Sendok dan gartpu yang dia pegang tadi diletakkan kembali. Dia menatap nanar gadis itu. "Agar kau makan!! bodoh! kau mau mati tidak makan? " Ucap Marco berapi api.

"ba..baik tapi bolehkah saya makan di meja belakang saja? " Bisa bisanya Gabriela bernegosiasi dengan tuan yang maha agung.

"Terserah padamu! " Ketus Matteo malas.

Gadis itu benar benar berdiri bersiap meninggalkan meja makan. "Nona makanlah di sini itu kemauan tuan Marco" Ucap pak Haris menjelaskan. Gadis itu duduk lagi kemudian membuka piring dan mengisi makan ke dalamnya. Dan sekali lagi Marco tergelak. Bisa bisanya gadis didepannya ini tidak menjaga image sedikitpun di depan Marco.

Setelah selesai makan gadis itu mengekor dibelakang Marco sambil membawa tas kerja. Dia sedikit tergesa mengimbangi langkah panjang Marco. "Berikan padaku! lkau sama sekali tidak punya tenaga ya! bawa tas saja kewalahan" Marco mengambil tas dari tangan gadis itu. Membuka pintu dan memintanya masuk duluan. Pemandangan baru yang mungkin akan diabadikan Gerald.

tuan membukakan pintu untuk gadis itu. haha kejutan apa ini

Setibanya di kantor. "pesankan kopi panas untukku". Gabriela melirik gerald yang juga berkutat dengan berkas di tangannya.

Bantu aku kira kira begitu arti sorot matanya. "nona bisa turun ke lantai dasar, nanti disana ada petunjuk kantin dan nona bisa memesannya disitu".

Gabriela menekan lift dan menekan tombol yang paling bawah. Dia tidak tahu menahu tentang semua lantai di dalam gedung tinggi menjulang ini. Saat pintu lift terbuka dia keluar dan melihat hanya ada barisan mobil yang terparkir rapi. Dia mencari cari apakah ada orang nihil tempat itu cukup gelap. Ternyata tempat itu adalah basement.

Kemana gadis bodoh itu kenapa lama sekali

Gerald melihat jam dipergelangan tangannya sudah hampir 30 menit gadis itu belum muncul. Akhirnya dia berinisiatif untuk menyusul dan nyatanya dia tidak menemukan Gabriela di kantin.

Gerald menghubungi tim report perusahaan agar memeriksa rekaman cctv 30 menit yang lalu. Gerald buru buru masuk ke dalam lift setelah melihat rekaman itu. Tujuan utama dia adalah basement. Saat keluar dia mengedarkan pandangan dan melihat gadis itu sedang berbicara dengan seseorang.

Gerald dan gabriela akhirnya kembali ke dalam ruangan Marco. "Maaf membuat anda lama menunggu tuan" ucap gadis itu sambil meletakkan gelas berisi kopi panas di depan Marco. Pria itu hanya bisa menghela nafas. kemudian dia menunjuk kepalanya. Gabriela sudah tau artinya dia segera berpindah ke belakang Marco dan memijat kepalanya.

Hari sudah menjelang sore. Gabriela yang kebosanan menunggu Marco sedang rapat internal memilih duduk di sofa. Dia memainkan ponselnya dan melihat pesan Mahalini. "Gaji mu gunakan untuk membeli obat ibu mu. Tante tidak punya biaya lagi".

Gabriela menghela nafas sebentar. Ini adalah Minggu kedua dia sudah tidak bertemu dengan ibunya.

Sedih ya wajarlah. Disini juga dia tidak menjalani hidup yang baik. Jika disuruh memilih dia akan memilih jadi karyawan gudang ditempat kerjanya dulu.

Karena ini lebih menyedihkan. Pelayan berkedok budak. Dan yang dilayani bukan manusia biasa. Tapi manusia jadi jadian yang entah dari planet mana berasal.

Dia berpikir keras harus mendapatkan uang dari mana untuk membeli obat ibunya.

pasalnya dia belum satu bulan kerja. Tidak mungkinkan di membahas gaji.

Tabungan? dia teringat tabungannya. senyum tipis tergambar di sudut bibirnya mengingat di rumah kan ada sejumlah uang yang sengaja dia simpan untuk biaya mendadak.

Karena terlalu lama menunggu akhirnya gadis itu tertidur di sofa. Suhu ruangan yang cukup dingin membuatnya menekuk kedua kaki sambil menekuk lututnya.

Marco membuka pintu dan melihat gadis itu tertidur.

"Hei pemalas bangun" Suara Marco yang tinggi membuatnya terkejut hingga terjerembab jatuh ke lantai. "Ma... maaf tuan" Dia buru buru merapikan rambutnya.

"Bisa bisanya kau tidur saat aku tidak ada. Ayo! " Ucap Marco sambil berjalan. Dia melempar jas nya di kepala gadis itu.

gadis itu memeluk jas itu sambil berjalan di belakang Marco.

Setibanya di rumah seperti biasa Gabriela memanjatkan doa dulu agar di beri kekuatan untuk melayaninya di kamar dari buka sepatu sampai turun kembali ke meja makan.

Dan malam itu juga dia menemui pak Haris untuk membicarakan gajinya.

"Maaf nona soal gaji anda saya tidak diberitahu apa apa oleh tuan Marco" Haris berusaha mengingat semua rekaman proses Gabriela masuk kedalam rumah besar ini yakni hanya untuk membayar utang ibunya yaitu Mahalini.

"Maksudnya bagaimana pak?" gadis itu mengernyit penuh penasaran. Bukannya gajinya lebih besar ya.

***

"Berani sekali kau menyinggung tentang gaji!" Gertak Marco menatap tajam gadis itu. Mereka sedang berada di ruangan kerja Marco.

"Tapi tuan lantas kalau saya tidak digaji apa yang saya gunakan untuk keperluan saya.... " Gabriela sepertinya memiliki asupan keberanian untuk menuntut haknya. Aku sudah bekerja layaknya babu lantas hak ku apa!

"Apa kau tidak membaca surat perjanjian yang kau tanda tangani" gadis itu mengangguk.

"Apa kedua bola matamu ada membaca permasalahan gaji di sana? "

deg! Gabriela semakin tertunduk. Didalam surat itu dia hanya di tuntut bekerja sebagai pelayan untuk mengganti utang Mahalini yang tidak terhitung jumlah.

Gadis itu menangis didalam kamarnya. Ingatan ingatan tentang perjanjian itu seperti mengoyak ngoyak tubuhnya. Akhirnya dia tau bahwa dia adalah tumbal oleh tantenya sendiri.

Mahalini telah membohonginya sejak awal. Dia tidak sadar akan hal itu. Dan itu membuatnya benar-benar terluka.

Sekarang yang dipikirkan gadis itu adalah ibunya. Bagaimana nanti uang membeli obat ibunya? Makan dan keperluan lainnya?

Gadis itu benar bingung.

Sebentar dia teringat dengan uang tabungannya. Akhirnya dia berinisiatif diam diam pergi dari dari kediaman Marco.

Dia tidak bisa seperti ini terus. Kalau dia disini tidak digaji lantas bagaimana dengan nasip ibunya.

Di malam hari gadis itu diam diam pergi dari pagar belakang. Namun ternyata salah seorang penjaga rumah kediaman Marco melihat gadis itu. Tidak ada yang tau bahwa di sekitar rumah itu ada pengawal yang berjaga.

Pengawal itu lantas memberikan informasi langsung kepada Marco dan seketika darah pria itu mendidih kembali.

"Biarkan saja dia. Sejauh mana gadis bodoh itu melarikan diri" Ucap Marco geram sendiri. Dia tau Gadis itu lari pasti ada kaitannya dengan masalah Gaji. Marco melempar ponselnya ke lantai hingga berubah menjadi kepingan yang hancur. Tidurnya harus terusik akibat kelakuan gadis kecil itu.

Tepat jam 23.00, Gabriela sudah tiba di dalam rumahnya. Menggedor pintu dengan keras. Dan ternyata yang membuka pintu adalah Sheila anak kandung Mahalini.

"Kenapa kamu ada disini?" Tanya Gabriela heran. Sheila melipat tangan di dada. "Apa kau bertanya kenapa aku berada di dalam rumah ibuku?" tanya Sheila angkuh.

Gabriela tidak menggubris dia segera masuk dan menemui ibunya saat dia membuka pintu ibunya terjaga. "Kamu pulang?" tanya ibunya heran. "Kenapa kamu pulang malam malam begini?" Wanita paruh baya itu memegang pundaknya yang terasa berat serta kepalanya pusing. Dia sudah hampir 2 Minggu tidak makan obat.

"Tidak apa apa ibu aku hanya mengkhawatirkan kondisi ibu" Ucap gadis itu.

Gabriela segera pergi ke kamarnya dan ternyata kamar itu sudah digunakan oleh Sheila sepupunya anak dari Mahalini.

Dan sekali lagi Sheila mengusir Gabriela dari kamar itu.

"Aku hanya ingin mengambil uangku"Ucap Gaby membuka lemarinya. Dan ternyata uang itu tidak ada lagi.

"Apa kau mengambil uang tabunganku? " tanya Gabriela menatap Sheila. "Tidak"

"Jangan bohong kamu!"

Keributan pun tidak terelakkan akhirnya Mahalini datang. Dan terkejut saat melihat Gabriela. "Apa kau melarikan diri dari kediaman tuan Marco?" Ucap Mahalini dengan curiga.

Belum sempat menjawab. Terdengar suara motor riuh di luar. Dan Mahalini mengenal siapa mereka. Siapa lagi kalau bukan anak buah Marco.

"Mau apa kalian" ucap Mahalini sambil berjaga jaga untuk kabur.

"Kami diperintahkan tuan Marco menangkap anda, karena anak anda lari dari tuan Marco dan anda harus bertanggung jawab" Ucap salah satu pria itu.

"Tidak tangkap dia. Anak itu orangnya" Ucap Mahalini sambil menunjuk Gabriela yang juga gemetaran.

"Kami tidak ada urusan dengan nona itu. Karena andalah yang harus bertanggung jawab." Pengawal itu menangkap Mahalini dengan paksa.

Suasana semakin riuh saat Sheila berteriak menarik tangan ibunya.

Setelah anak buah Marco pergi. Sheila menjambak rambut Gabriela dengan kasar. "Dasar tidak tau diri! Ibuku sudah memberimu kehidupan selama ini beraninya kau mengkhianati ibuku" Sheila menarik tubuh kurus Gabriela hingga terpental ke sofa.

"Terjadi apa apa dengan ibuku kau harus tanggungjawab" Ancam Sheila dengan kasar.

"Tidak! Tante Mahalini sudah membohongiku dan menjual ku"

"Tutup mulutmu!"

Disaat yang bersamaan, wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu kandung Gabriela datang membawa kayu rotan kering. Wanita paruh baya itu gelap mata melihat Anaknya yang lari dari kediaman Tuan Marco dan mengakibatkan semua jadi berantakan.

Wanita itu memukuli punggung Gabriela dengan brutal. "Kenapa kau lari! mati saja kau ! Kau tak layak hidup!"

Gabriela memohon agar ibunya jangan memukul lagi. Dan ternyata wanita itu bahkan semakin menggila melibas punggung dan juga sekujur tubuh Gabriela. Gabriela melarikan diri dari pintu dapur dan ternyata tetap di kerjar oleh ibunya.

"Dasar nakal! kau tidak layak hidup!" Wanita paruh baya itu memukuli punggung dan juga kaki Gabriela dengan ganas.

Gabriela yang malang hanya bisa menangis menjerit-jerit. Melawan pun dia tidak punya tenaga lagi. "Pergi kau dari sini dasar anak tidak berguna!" Sekali lagi wanita paruh baya itu menendang tubuh kurus Gabriela hingga terpental.

Dan ternyata sepasang mata menyaksikan insiden itu.

Bersambung......

Episodes
1 Awal mula
2 Surat perjanjian
3 Gadis bodoh
4 Terhipnotis
5 Dipukuli ibu
6 bab 4
7 Kau sudah siap mati?
8 Diusir dari rumah
9 Draft
10 Sedang apa kau ?
11 Mengganti semua pakaian
12 Mengetahui sedikit kebenaran
13 Mengunjungi orang tua
14 Sayatan di tangan
15 Lepaskan tangan mu sampah
16 Kartu limit tanpa batas
17 Membeli ponsel baru
18 Kebodohanmu Menghiburku, Gadis bodoh
19 Siapkan Pernikahan!
20 Rubah kecilku yang manis
21 Pernikahan yang di pertanyakan
22 Malam pertama
23 Draft
24 Pagi hari di kediaman Marco
25 Kesal mu adalah kesenanganku
26 Aku benci pengkhianat
27 Kejadian di malam hari
28 Ada yang berubah
29 Perkara air panas
30 Dimana Menantu perempuan ku?
31 Perkara make up
32 Lanjutan masalah make up
33 Draft
34 Terimakasih Geby
35 Karena sedikit paksaan
36 Mencemaskan Gabriela
37 Putaran ke dua
38 Panggil aku sayang!
39 Satu hari di panti asuhan (1)
40 Satu hari di panti asuhan (2)
41 Satu hari di panti asuhan (3)
42 Menemui seseorang
43 Malam akhir pekan tuan Marco
44 Istri atau tawanan
45 Mengunjungi Makam
46 Kejadian di pesta
47 Meninggalkan pesta
48 Dimana Gabriela
49 Saling menuduh
50 Pertengkaran masih berlanjut
51 Akhir dari pertengkaran
52 Merajuk demi izin
53 Perkara sakit perut
54 Aku akan membangunkanmu
55 Menepati janji pada gadis kecil
56 Penculikan
57 Penculikan part II
58 Penculikan part III
59 Don't sad Girl
60 Draft
61 Draft
62 Bertemu Mertua
63 Jangan melirik istriku
64 Kembalinya seorang presdir
65 Draft
66 Bagaimana caranya jatuh cinta?
67 Kejadian di mall
68 Aku tidak akan menandatanganinya!
69 Perihal masa lalu Gabriela
70 Pertarungan di atas tempat tidur
71 Aku jadi imbasnya
72 Seperti di sambar petir
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Awal mula
2
Surat perjanjian
3
Gadis bodoh
4
Terhipnotis
5
Dipukuli ibu
6
bab 4
7
Kau sudah siap mati?
8
Diusir dari rumah
9
Draft
10
Sedang apa kau ?
11
Mengganti semua pakaian
12
Mengetahui sedikit kebenaran
13
Mengunjungi orang tua
14
Sayatan di tangan
15
Lepaskan tangan mu sampah
16
Kartu limit tanpa batas
17
Membeli ponsel baru
18
Kebodohanmu Menghiburku, Gadis bodoh
19
Siapkan Pernikahan!
20
Rubah kecilku yang manis
21
Pernikahan yang di pertanyakan
22
Malam pertama
23
Draft
24
Pagi hari di kediaman Marco
25
Kesal mu adalah kesenanganku
26
Aku benci pengkhianat
27
Kejadian di malam hari
28
Ada yang berubah
29
Perkara air panas
30
Dimana Menantu perempuan ku?
31
Perkara make up
32
Lanjutan masalah make up
33
Draft
34
Terimakasih Geby
35
Karena sedikit paksaan
36
Mencemaskan Gabriela
37
Putaran ke dua
38
Panggil aku sayang!
39
Satu hari di panti asuhan (1)
40
Satu hari di panti asuhan (2)
41
Satu hari di panti asuhan (3)
42
Menemui seseorang
43
Malam akhir pekan tuan Marco
44
Istri atau tawanan
45
Mengunjungi Makam
46
Kejadian di pesta
47
Meninggalkan pesta
48
Dimana Gabriela
49
Saling menuduh
50
Pertengkaran masih berlanjut
51
Akhir dari pertengkaran
52
Merajuk demi izin
53
Perkara sakit perut
54
Aku akan membangunkanmu
55
Menepati janji pada gadis kecil
56
Penculikan
57
Penculikan part II
58
Penculikan part III
59
Don't sad Girl
60
Draft
61
Draft
62
Bertemu Mertua
63
Jangan melirik istriku
64
Kembalinya seorang presdir
65
Draft
66
Bagaimana caranya jatuh cinta?
67
Kejadian di mall
68
Aku tidak akan menandatanganinya!
69
Perihal masa lalu Gabriela
70
Pertarungan di atas tempat tidur
71
Aku jadi imbasnya
72
Seperti di sambar petir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!